NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:111.5k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Masa Depan

“Kak, aku masuk.”

Setelah mengetuk pintu dua kali, Emira memasuki kamar kakaknya dengan membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat sepiring makanan dan segelas air putih. Lalu, dia melihat kakaknya tengah menulis sesuatu yang sama sekali tidak terganggu dengan kedatangannya. Emira menyimpan nampan itu di sebuah meja dan mendekati kakaknya dengan penasaran. “Kak?”

Rayna tersentak kaget. Menoleh menatap Emira horor. “Eh! Sejak kapan lo di sini?!”

“Baru aja,” jawab Emira seraya tersenyum geli. Lalu, menatap kertas di di depan Rayna. “Nulis apa, Kak?”

Rayna menatap kertas yang baru saja ia gunakan. Lalu dengan wajah panik, ia menyembunyikan kertas itu di belakang punggungnya. Menatap Emira dengan gugup. “G-gue lagi gabut. Cuma asal corat-coret.”

Emira bingung melihat wajah kakaknya yang terlihat panik. Tapi ia tak mau bertanya lebih jauh. Mengingat nampan yang ia bawa, Emira mengambilnya dan menyodorkan makanan itu kepada Rayna. “Nih, Kakak makan dulu.”

Rayna melihat makanan itu dengan air liur hampir menetes. Di atas piring, terdapat nasi putih, ayam goreng, sayuran, dan telur. Menurut Rayna, makanan di piring ini sangat mewah. Apalagi, dia sangat jarang makan dengan telur, apalagi ayam. Rayna biasanya hanya memakan ikan asin, tempe, tahu, dan lauk sederhana lainnya. Apalagi, semenjak dia bangun beberapa jam yang lalu, perutnya sangat lapar. Tapi, pikirannya terlalu penuh sehingga melupakan perutnya yang kosong.

Rayna menatap Emira berbinar. “Ini beneran. buat gue?”

Emira bingung dengan reaksinya. Tapi dia mengangguk dengan perasaan geli. “Iya, ini makanan buat kakak. Tapi, kakak gak boleh makan makanan yang lain dulu. Tubuh kakak membutuhkan nutrisi. Jadi, aku bawanya hanya ini, sesuai intruksi dokter.”

Rayna tercengang. “Lo bilang ‘hanya’?”

Emira ingin tertawa dengan sikap aneh kakaknya hari ini. “Pfft, emang kenapa, Kak?”

Rayna merasa malu. Lalu menjulurkan tangannya meminta. “Ga-k pa-pa, kok. Mana atuh makanannya! Gue lapar ....”

Walaupun Emira tidak mengerti bagian tengah kalimatnya, tapi ia mengerti kalimat terakhirnya. Emira terkekeh. Lalu, mengambil piring yang terlihat penuh itu kepada kakaknya. Rayna makan dengan lahap di bawah tatapan geli Emira. Sudut mulut Rayna terangkat selama ia makan. 

“Enak?” Rayna mengangguk semangat tanpa menatapnya.

Emira menghela nafas. “Maaf, Kak. Aku terlalu sibuk sama kegiatan di sekolah. Jadi, aku gak tahu tentang kakak. Aku kesal sama keluarga kita. Kenapa mereka gak peduliin kakak? Dari dulu aku suka bertanya-tanya tentang ini. Tapi, tidak ada alasan apapun.”

“Guwe gwak pweduli.” Dengan pipi mengembung dan mengunyah, Rayna menyahut celotehan Emira.

“Apa yang kakak ucapin, gak sesuai sama hati kakak.” Emira semakin sedih melihat ketidakpeduliannya. Dia tersenyum tiba-tiba. “Baru kali ini aku ngobrol santai sama kakak. Biasanya, kakak selalu gak peduliin aku.”

Rayna mengangguk-ngangguk setuju. Semakin tidak peduli keluarganya, semakin Amira mengabaikan Emira. Tapi saat ini, Amira belum menyentuh titik benci kepada adiknya. Kening Emira mengerut heran melihat respon kakaknya. “Kenapa kakak ngangguk? Kakak bakal gak peduliin aku lagi, ya?”

Rayna menggeleng. Ketika suapan terakhirnya, Rayna menyodorkan piring kosong itu kepada Emira dengan senyum mengembang. “Abis!”

Emira tertegun. Kenapa ia merasa sikap kakaknya sangat berbeda? Ia lebih ceria banyak bicara dan tersenyum. Wajah kakaknya yang selalu datar dan suram, kini tersenyum cerah menambah kecantikannya. Walaupun bingung dengan perubahannya yang cepat, Emira tetap senang. Dia berharap kakaknya selalu seperti ini. Emira mengambil piring itu dengan senyuman di wajahnya, “Kakak mau nambah lagi?”

Rayna mengangguk antusias. Lalu menggeleng malu. Ini rumah orang Rayn! Batinnya menegur diri sendiri.

Emira melongo. Tidak, bukan hanya cantik. Sejak kapan kakaknya seimut ini? Dengan sikap kakaknya kepadanya saat ini, Emira merasa bahwa dia yang menjadi kakaknya, dan kakaknya menjadi adiknya.

“Minum dulu.” Emira menyodorkan segelas air yang Rayna terima dengan senang hati. Lalu Emira beranjak. “Aku ambil lagi makanannya.”

Rayna menahan tangannya dengan malu. “Gak u-sah. Gue udah kenyang.” Cuman, gue pengen lagi. Lanjutnya dalam hati.

“Beneran?”

Rayna mengangguk. Lalu menyengir memamerkan giginya. “Haturtankyuu.”

“Hah?” sahut Emira tidak mengerti. “Bahasa kakak aneh banget. Maksudnya ‘thank you’?”

Rayna mengangguk.

Emira tersenyum kecil. “Kakak kaya sama orang asing aja. Gak usah makasih, gak pa-pa.”

Rayna mengangguk kaku. Kita emang orang asing, ‘kan?

“Aku ke kamar dulu, ya,” pamit Emira seraya merapihkan piring dan gelas ke atas nampan. Emira mulai berjalan ke pintu keluar, namun tiba-tiba menoleh. “Eh, Kak, besok kakak mau sekolah atau masih mau istirahat?”

Rayna menatapnya bingung. Bertanya dengan ragu, “Udah berapa lama gue gak sekolah?”

Emira berpikir sejenak, lalu berkata. “Mungkin empat hari?”

Rayna mengangguk mengerti. “Mau ke sekolah aja. Gue udah gak pa-pa, kok.”

Emira tersenyum santai. “Oke.” Lalu keluar dan menutup pintu.

“Gue belum nyinggung harem Emira, ‘kan?” gumam Rayna dalam keheningan. Teringat sesuatu, dia terkikik sendiri. “Oh, iya. Mereka belum kenal.” 

Rayna mengambil kertas yang sempat disembunyikannya. Kertas itu berisi data semua protagonis pria alias harem Emira. Selain itu, dia menuliskan yang boleh dan tidak di perbolehkan untuk dirinya sendiri.

1. Tidak boleh mengabaikan dan menyakiti baik hati ataupun fisik Emira. 

2. Mencari sebab Amira di abaikan.

3. Mendekati keluarga Amira.

4. Menjauhi kelima protagonis pria.

5. Belajar yang baik.

6. Jadi anak yang baik, penolong dan rajin menabung.

7. Nyari cogan.

“Nah, cakep nih,” monolognya menatap bangga kertas yang telah ia tulis.

“Protagonisnya pada ganteng, sih. Tapi ... mereka serem.” Rayna bergidik.

Semua Protagonis pria mempunyai identitas tidak biasa. Hati mereka sudah sangat gelap. Ekspresi mereka selalu tajam, dingin, menyeramkan. Walaupun di antara mereka ada yang bersikap blak-blakan dan selalu tersenyum, tapi tidak ada yang tahu betapa munafik dan gelap hatinya. Itulah sebabnya, keberadaan Emira menjadi cahaya mereka. Dia gadis baik, lembut, meluluhkan hati beku mereka.

Mereka berada di sekolah yang sama. Tapi tingakatan kelas mereka berbeda. Satu pria protagonis di kelas XII, tiga orang di kelas XI, dan satu orang di kelas X atau kelas yang sama dengan Emira.

“Ah, gue bakal jauh-jauh deh, dari mereka,” monolognya. Lalu terkekeh. “Tapi, gue gak nolak kok kalo di deketin cogan.” Rayna menyimpan kertas itu di sebuah laci. Lalu menguncinya agar lebih aman. 

Rayna beranjak dari kasurnya untuk melihat-lihat seisi kamar. Pandangannya mengedar melihat ke semua arah. “Ya Allah, megah banget. Kalo kamar ini punya Amira, berarti sekarang punya gue, dong?”

“Gue gak nyangka banget, bisa masuk ke novel. Kalo gue gak punya ingatan Amira, gue pasti lagi halu sekarang.” Rayna terus bergumam sambil berpikir keras.

Tak sengaja melihat sebuah cermin, Rayna menghampirinya. Saat bercermin, Rayna tercengang meraba wajahnya. “Omaygot! Ini gue?” gumamnya tak percaya. Rayna langsung memekik kegirangan. “Alhamdulillah, gue gak burik! Ternyata gue cantik banget, Ya Allah!”

Bagaimana tidak? Wajah Rayna dan Amira sangat jauh beda. Walaupun Rayna masuk dalam kategori cantik, tapi Amira lebih dari itu. Jika Emira kecantikan lembut dan dewasa, maka Amira kecantikan imut, kekanakan. Belum lagi kulit badan dan wajahnya sangat mulus, bibir ceri tidak tipis atau tebal. Hidung kecil mancung, mata besar dengan bulu mata lentik.

“Gue mimpi apa semalam?” Berseru pelan, kedua tangan Rayna meraba wajahnya sendiri. “Kalo si Dea liat gue secantik ini, dia pasti insecure sama gue.”

“Bentar-bentar ....” Rayna berpikir linglung, “Kalo gue masuk ke tubuh Amira, terus Amiranya kemana, dong?”

“Gak mungkin, ‘kan? Dia ke tubuh gue …?” Rayna duduk di depan cermin menatap dirinya sendiri. Lebih tepatnya wajah Amira. “Gue ngerasa udah mati waktu itu ....”

Rayna menghela nafas. “Udahlah, gue lelah mikirin itu.”

Rayna melangkahkan kakinya menuju balkon. Udara sore hari masuk ke kamarnya lewat jendela balkon. Senja menghiasi langit. Rayna mendongkak menatap langit. “Semoga raga gue baik-baik aja. Gue belum tega ninggalin emak sendirian ….”

“Besok sekolah, ya?” monolognya. Helaan nafas Panjang berhembus lewat bibirnya. “Gue gak peduli sama isi ceritanya. Itu cerita adik gue. Gue Cuma figuran di sini. Gue mau nikmatin kekayaan Medensen dan ngoleksi cogan.”

Rayna tertawa. Suasana hatinya membaik. “Huhuuy! Cogan! I’m coming!”

1
Alan Banghadi
Felisya kok jadi galak sih sama Rayna
Erna Masliana
gak tau lah apapun situasi dia keadaan dia aku gak suka Ricolas
Alan Banghadi
Rayna bingung pilih siapa deh🤣🤣🤣🤣Soalnya pada ganteng semua
Erna Masliana
tetap si Ricolas salah koplok
Erna Masliana
#(#&#_#_#_#( Rayn justru gara gara Ricolas kamu begitu.. harusnya Ricolas memang mati karena membawamu ke sarang musuh
Erna Masliana
Rayn kena pelecehan? ya ampun nasib mu tragis banget Rayn..di buang orang tua, penyakitan, sekarang dilecehkan.. kamu tidak bisa menghindar dari cara kematian yang tragis
Alan Banghadi
Astaga Rayna pelupa 🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
Rayn kamu memang mengubah alur tapi cara mati mu jadi lebih mengerikan kalo sampe terjadi sesuatu yang buruk saat ini
Erna Masliana
betul banget mereka ber5 bodoh.. termasuk Rayn jadi 6 orang bodoh
Dewi hartika
lanjut thorr penasaran neh.
Lina Hibanika
rayna bodor pisan 😂
Lina Hibanika
hahahahaha 😂
Alfisah Rin
klo t4 tjuan rayna bener. pliss jauhin aja k5 co itu rayn.
Dewi Agustini
Kecewa
Ednil Ega
𝐤𝐚𝐤 𝐠𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐚𝐤
Erna Masliana
makin pusing s Rayn.. lagi penyakitan di suruh mecahin teka teki...dah lah Rayn kamu nikmati perhatian mereka ber5 aja sampai waktunya tiba kamu berpisah dg mereka.. kamu kembali lagi ke raga mu .. semoga raga mu hanya koma.. kasian ibumu dah mah gak ada suami anak satu-satunya malah hanyut
waa: terlalu bertele"... iy tau rayn gdis plos dari desa... iya tau... tapi msa ia ga bisa berpikir lbh mtng, kya nyri penyakitnya apa, cari seseorang agar dia tau tntang dsa yg mrp dngan tmpt ny sblumnya..
total 1 replies
waa
dehh ujung ujung nya di masukin juga eii
Erna Masliana
memang tidak pantas dimaafkan keluarga tak berperasaan anak sakit bukannya di kasih perhatian malah dijauhi.. lebih sakit mana di cuekin keluarga sendiri selama hidup mana nanggung penyakit sama perasaan egois kalian..hih greget aku ma keluarga kayak gini semoga menyesal menghantui seumur hidup
Dede Kalibuntu
agak lain dia/Sob//Sob//Sob/
Regina Feot Mese
😂😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!