NovelToon NovelToon
Nobis

Nobis

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11.9M
Nilai: 5
Nama Author: Anna

(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.

Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.

Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.

Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.

"Jadi pacar aku."

Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?

Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?

Non Nobis Solum

Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takut

NOBIS

Chap 29

Morena tersenyum sumringah saat mendapati anak laki-lakinya -yang kadar ketampanannya melebihi artis korea- pulang ke rumah yang sudah hampir dua tahunan ini tidak di tempatinya lagi.

"Eh ... Mama nggak salah lihat nih?" Ujarnya seraya menghampiri Kai yang baru saja menginjakan kakinya di anak tangga terakhir. "Si ganteng pulang, ya ampun..."

Kai berdecak, lalu menatap Morena yang sudah merentangkan tangannya bersiap memeluk Kai dengan malas.

"Mama kangen..." Morena memeluk anaknya dengan erat sambil mengguncang-guncang tubuh Kai ke kanan dan ke kiri.

"Ma, ihh lepas!" Kai mencoba melepaskan pelukan itu, "ngapain sih peluk-peluk."

Morena melepaskan pelukan itu dengan masih tersenyum sumringah. "Ihh, masa nggak kangen sama mama?"

"Emang enggak." Balas Kai cuek.

Morena merengut gemas. "Uhh ... lucu deh mukanya kalo lagi kangen sama mama."

Dahi Kai mengkerut. "Tadi aku bilang nggak kangen."

"Tuh kan ... kangennya pake banget." Morena senyum-senyum kesenangan.

"Terserah deh, Ma." Ucap Kai putus asa melihat kelakuan Ibunya. "Aku mau ke kamar, capek."

Morena menepuk-nepuk pundak Kai. "Iya-iya ... jangan lupa makan ya, anak ganteng mama." Lalu melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum lebar setelah Kai melangkah menuju lantai atas.

Kai menghela napas lelah. Beginilah keluarganya, semua serba sinting. Punya Ibu yang terlalu santai, dan Ayah yang sangat perfectionis. Perpaduan yang sangat pas, hingga rasanya dia ingin pindah ke planet lain.

Baru akan merebahkan diri di atas kasur, tiba-tiba Kai dikagetkan dengan pintu yang terbuka cepat, dan mendapati Morena berdiri di ambang pintu.

"Apalagi sih, ma?" Tanya Kai kesal.

Morena mendekat dengan berjalan pelan-pelan, lalu membisikan sesuatu. "Apartemen kamu disita papa ya?"

"Iya," jawab Kai malas.

"Yah ... Mama nggak bisa numpang minum di sana dong."

"Bagus!" Sahut Kai sembari duduk di pinggiran kasur dan mengeluarkan hapenya dari kantong celana. "Apartemen aku jadi nggak tercemar sama hal-hal buruk!"

Tidak merasa tersindir, Morena malah terlihat sedang berpikir keras dan membuat Kai menggelengkan kepalanya frustasi.

"Mama bantu buat dapet kunci apartemen kamu lagi, tapi ... boleh ya mama numpang di sana."

"Kapan minta izin aku? Biasanya juga ada di sana tiba-tiba." Sungut Kai.

Senyum sumringah itu Morena tunjukan lagi di depan anaknya, dan mencubit pipinya gemas. "Gitu dong, makin ganteng aja anak mama." Lalu beranjak keluar dari sana.

"Sinting!" Gumam Kai dengan seringai.

***

Hari ini Krystal diminta oleh Bu Indah untuk mengembalikan Torso organ tubuh manusia yang baru saja dipakai untuk praktek kelas ke Lab Biologi. Lab Biologi sendiri letaknya berada di samping gudang sekolah dan harus melewati beberapa lorong kelas.

Sudah menjadi kebiasaan setiap guru jika memerlukan sesuatu di dalam kelas, pasti Krystal yang disuruh untuk mengambilnya. Menjadi murid beasiswa memudahkan siapapun untuk memerintahnya, apalagi untuk seorang guru.

Krystal sudah meletakan Torso manusia itu di dalam Lab Biologi, setelah tangannya berhasil menutup dan mengunci pintu Lab, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari balik pintu gudang di sampingnya yang membuat Krystal menghentikan langkah kaki untuk beranjak dari sana.

"Lo ****, nabrak cewek aja nggak bisa!" Suara anak perempuan itu terdengar jelas, dan membuat Krystal melangkah menuju pintu gudang.

"*****, mending lo sembunyi dulu, banyak polisi yang nyari lo!" Ucap anak perempuan itu yang terdengar familier di telinga Krystal. Sepertinya, anak perempuan itu sedang berbicara di telepon dengan seseorang.

"Pokoknya gue mau dia celaka! Gue cuma mau dia jauh-jauh dari Kai!" Krystal tersentak hingga membuatnya membekap mulutnya sendiri.

"Terserah mau lo apain, lo tidurin juga boleh!"

Dengan jantung yang hampir melompat keluar, Krystal tidak bisa lagi menahan keterkejutannya itu. Dia melangkah mundur dengan cepat sehingga menyenggol ember dan tong besar yang langsung menimbulkan bunyi berisik.

"Siapa tuh?" Suara anak perempuan tadi terdengar kaget.

Krystal buru-buru berlari dari tempat itu setelah terdengar bunyi pintu yang dibuka dari dalam. Jantungnya terpompa cepat sekali, rasanya sangat menakutkan hingga membuatnya ingin menangis.

Langkahnya terdengar nyaring di sepanjang lorong. Jam sekolah yang sudah berakhir beberapa menit yang lalu, membuat lorong kelas menjadi sepi. Krystal tidak tau harus berbuat apa, dia hanya terus berlari tanpa menoleh ke belakang sama sekali, hingga kemudian dia berbelok ke arah aula basket dan tanpa sadar menabrak tubuh seseorang.

Krystal memeluk orang itu dengan erat, air matanya tumpah. Wajahnya pucat dan sangat ketakutan, seperti seseorang yang baru saja melihat hantu. Entah siapa yang telah dia peluk, Krystal hanya ingin mencari keamanan dari orang itu.

"Lo kenapa?" Tanya orang tersebut.

Krystal semakin membenamkan wajahnya di dada orang itu tanpa menjawab pertanyaannya. Tangis Krystal semakin pecah saat dia merasakan usapan lembut di bagian belakang kepala dan punggungnya.

"Takut..." lirihnya pelan.

"Ini gue, lo tenang."

"Kai ... aku takut." Balasnya lagi dengan isakan kecil yang keluar dari bibirnya.

Kai sendiri terlihat sangat bingung dan hanya membiarkan Krystal memeluknya. Mungkin Krystal butuh waktu untuk menceritakan semua itu. Makanya, Kai memilih untuk membalas pelukan Krystal dan menenangkan cewek itu dengan menepuk-nepuk punggungnya pelan.

"Ada gue di sini, nggak usah takut." Ujar Kai lagi sambil mengusap belakang kepala dan punggung Krystal bergantian.

Masih di depan aula basket, Kai membiarkan Krystal membasahi sebagian seragam sekolahnya dengan air mata cewek itu.

Seperti kertas kosong yang tersulut api, kemarahan Kai berkobar. Krystal bukan gadis cengeng yang bisa tiba-tiba menangis tanpa sebab. Kai yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan Krystal, dan apapun itu dia harus mengetahuinya.

• • •

"Lo kenapa bawa dia ke sini?" Tanya Sean bingung sambil menuang jus jeruk ke dalam gelas.

Beberapa menit yang lalu, Kai datang ke apartemen Sean bersama dengan Krystal yang saat itu terlihat sangat pucat.

"Numpang bentar." Kai meminum jus jeruknya sambil melirik ke arah ruang tengah, dimana Krystal sedang duduk melamun di sana.

"Ngapa dia, tumben nggak sumringah." Tanya Sean lagi.

"Gak tau. Tadi gue ketemu dia di aula basket sambil nangis. Sepanjangan jalan pas gue tanya nggak nyaut. Mau gue anterin pulang takut kenapa-napa kalo sendirian-"

Sean tidak bisa lagi menahan senyum jahilnya saat mendengar ucapan Kai barusan, dan itu membuat Kai menatap tajam ke arahnya.

"Kenapa lo setan?"

"Nggak-nggak," Sean terkekeh, "gue cuma ngerasa kayaknya ... bakalan ada yang kemakan sama omongannya sendiri."

"Jangan ngaco!" Sergah Kai.

"Gue kenal elo, Kai, gue nggak pernah ngeliat lo yang kayak gini."

"Apa?"

"Kayak .... cowok yang sebentar lagi bakalan jadi budak cinta." Sahut Sean lantang dengan gelak tawa dan menyulut kekesalan Kai yang berlipat-lipat.

"Diem lo, setan!" Lantas Kai membawa segelas jus jeruk lainnya dan berlalu meninggalkan Sean yang masih tergelak kencang menuju ke ruang tengah.

Setelah meletakan segelas jus jeruk di depan Krystal, dan membuat gadis itu menatapnya dengan dua bola mata tanpa binar. Kai lalu menghempaskan dirinya di sebelah Krystal.

"Minum dulu."

Krystal meminum jus jeruk itu sedikit, lalu menatap ke sekeliling ruangan. "Ini apartemen Sean?"

"Hm," Kai merubah posisi duduknya, menghadap gadis itu. "Lo masih nggak mau cerita?"

"Apa?" Balas Krystal pura-pura tidak tau, yang justru membuat kekesalan Kai bertambah lagi.

"Nggak usah sok ditutup-tutupin. Lo nangis ketakutan sambil meluk gue kayak tadi, itu berarti bukan sesuatu yang sepele!"

Krystal tersenyum, lebih tepatnya memaksakan dirinya untuk tersenyum. "kepo..."

"Gue lagi nggak mau becanda!" Sergah Kai.

"Siapa yang ngajakin kamu becanda?" Krystal terkekeh pelan, namun Kai bisa melihat jika tidak ada binar dari matanya. "Mending kamu anterin aku pulang yuk, udah mau sore."

"Apa yang gue bilang kemarin di panti?" Kai menatap Krystal tajam, "lo bukan superman, jadi jangan sok kuat!"

"Iyalah, superman kan cowok."

Kai menggeram, "lo seneng banget kayaknya bikin gue marah."

"Kamu kan emang kerjaannya marah-marah mulu. Kata Bunda nggak boleh marah-marah, nanti cepet tua loh." Ledek Krystal.

"Terserah, gue bakal cari tau sendiri apa yang terjadi hari ini sama lo!" Bentak Kai.

Krystal terkekeh. "Lagian aku nggak punya cerita apa-apa kok,"

"Terus kenapa tadi lo nangis?"

"Bukan apa-apa, bener deh." Krystal menyengir, dan itu malah kembali menyulut amarah Kai lebih besar. "Mending kamu anterin aku pulang sekarang."

"Pulang aja sendiri." Kai menyadarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Melihat itu Krystal memberengut, menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah Kai. "Iihh ... tadi siapa yang bawa aku ke sini?"

"Sebelum lo cerita, nggak akan gue anter lo pulang!" Sahut Kai cepat sembari memejamkan matanya dan bersidekap di atas sofa.

Krystal mengguncang bahu Kai pelan. "Kamu kok rese, ngapain tadi bawa aku ke sini kalo gitu?"

Cowok itu masih dalam posisinya, bergeming dengan mata terpejam. Melihat itu tentu membuat Krystal semakin menggoyang pundak Kai lebih kencang.

"Kok malah tidur? Kai ... bangun!" Rengek Krystal. "Ihh ... bangun nggak, kalo nggak bangun aku cubit nih."

Dengan tiba-tiba dan mata yang masih terpejam, Kai menahan pergelangan tangan Krystal yang berada di pundaknya lalu menarik cewek itu hingga terjatuh di atas tubuhnya.

Krystal mengerjap, terlebih saat mata cowok itu yang semula terpejam perlahan terbuka, menampilkan dua pupil hitam yang menawan sedang menyorotinya tajam.

"Elo emang sukanya dipaksa dulu ya?"

Krystal melarikan matanya ke samping, lalu ke atas, kemana saja yang penting tidak berhenti di mata Kai. "A-apa?"

"Masih nggak mau cerita?"

Ditatap seperti itu oleh Kai membuat Krystal semakin kelabakan dan salah tingkah. Dia mencoba bangkit dari atas tubuh Kai, namun cowok itu seperti tidak ingin melepaskan.

"Kai ... nanti Sean lihat."

"Emang kenapa kalo dia lihat?" Balas Kai menyeringai.

"Nanti kita disangka ngapa-ngapain lagi."

"Menurut lo emang kita lagi ngapain?" Tantang Kai yang kemudian menarik pinggang Krystal untuk lebih dekat.

"Duh ..." Krystal bergerak gelisah. "Posisi kita tuh aneh, kita kayak--"

Krystal berhenti berbicara saat matanya tidak sengaja bertabrakan dengan mata Kai, hingga nyaris membuat jantungnya terpompa keluar. Sementara, cowok itu terlihat biasa-biasa saja walaupun kini mereka sedang berada di posisi yang terlihat sangat ambigu.

Kai sendiri kini bisa merasakan detak jantung Krystal yang berdebar cepat. Wajah gadis itu memerah, dan lagi-lagi terlihat sangat menggemaskan.

"Kayak apa?"

Krystal menjadi blingsatan, membuang matanya kesegala arah. "Hm.. itu.. hmm..."

"*****!!" Krystal tersentak. Suara Sean membuatnya menjadi semakin menjadi salah tingkah. "Kasian apa sama yang jomblo!"

Bersyukurlah Krystal pada Sean yang tiba-tiba datang saat itu, karena kini dia bisa terlepas dari dekapan Kai dengan mendorong dada cowok itu menjauh.

"Di kamar kek kalo mau begituan." Tambah Sean yang kemudian berlalu dari sana.

Kai terkekeh, membetulkan posisi duduknya menjadi tegap. Sementara itu...

Demi apapun, Krystal benar-benar merasa malu. Dia ingin sekali menenggelamkan wajahnya ke bawah bantal saat ini juga.

• • •

Hai genks!! ... terima kasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa ya tekan Like, dan beri komentar. Kalau kalian suka dengan cerita yang aku buat, tolong beri rating bintang lima nya yaa..

terima kasih buat kalian yang sudah mendukung saya membuat cerita ini...

salam sayang,

anna ❤

1
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
baca ulang
Yanni Santoso
duh author aq nyesek banget ikutan nyesek baca bab ini
Air
Luar biasa
Yulie Anti
halo aku dari 2025😁 kangen sama kaisar
Feny Kurniawati: sama kakak...😀nyari2 judul e..wkwk...dan memang novel baru bikin bosen.wkwkw
total 1 replies
Shee
pokoknya wajib baca novel ini, bagus ceritanya kosa katanya mudah di pahami
Ningning
bikin baper😍
Nitya Pradnyani
Luar biasa
Ahla Nayla
kisah yg plg buat aq nyesek..krn crtanya gntung.. bca brkali² pun gk kan bosan
Aisyah Pratama
belum bisa move on dari nobis,,,
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya
rian silviani
ending nybikin patah hati banget ya ampun 😭
Murni Asih
ka Anna kata2 nya Jd bikin sy pengen SMA lg.....
bunga cinta
salah satu karya yang luar biasa
Azaria Dwi
Luar biasa
Jeissi
kevin terlalu pengecut
Julia Rosdiana Dewi
Luar biasa
Neng Raishanum
Lumayan
Neng Raishanum
Biasa
Niaq HabibieShop
baru mampir dan ceritanya seenak ini😍
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
untuk sesaat pasti pada negatif thinking terhadap Rekha 😅
Sundari Anggara
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!