Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Jenius Tersembunyi
Para dewa guru yang lain juga berpendapat sama seperti pendapat Bu guru Nety.
Namun seorang guru tua, Bu Rosmah berpendapat lain dari para dewan guru.
"Kenapa kalian menuduh murid yang kalian didik sendiri?, apakah itu etika seorang guru?, tidakkah kalian memberi kesempatan kepada nya untuk membuktikan bahwa dia benar?" tanya Bu Rosmah dengan suara agak meninggi. Bu Rosmah adalah seorang guru agama, dia tidak suka dengan guru guru yang mudah mencap murid murid macam macam, tanpa menyelidiki nya terlebih dahulu.
Wajah kepala sekolah nampak bias, dia malu dengan teguran dari ibu guru agama itu.
"Ibu Rosmah benar, kita main tuduh saja, maaf nak Aqmal, kau berani kami tes ulang?" tanya nya kepada Aqmal dengan senyum ramah yang dipaksakan.
Tetapi Aqmal tidak tampak tegang, dia menganggukkan kepala nya dengan yakin, "berani pak!" jawab nya.
"Nah bagi kalian semua nya, yang menguasai bidang matematika, silahkan beri soal kepada Aqmal, kita lihat apa dia mampu menjawab nya atau tidak, jika dia tidak mampu menjawab nya, mohon maaf Bu Rosmah, dengan berat hati saya katakan dia harus keluar dari sekolah ini bagai mana?" tanya kepala sekolah merasa diatas angin.
"Itu keputusan bagus pak, sepanjang yang pertanyakan itu dalam batas pelajaran sekolah, saya dukung, tetapi, tentu ada tetapi nya pak, karena bapak senang main sangsi, maka mumpung ada perwakilan dari yayasan, saya juga minta bapak di sangsi, jika Aqmal terbukti menjawab ujian itu dengan jujur dan dapat menjawab pertanyaan ujian dari dewa guru, bapak harus legowo untuk mundur dari SMA Citra Mahardika ini, karena menyalah gunakan wewenang bapak sebagai kepala sekolah, bagai mana pak wakil yayasan? Adil kan?, adil bagi dewan guru dan kepala sekolah, adil pula bagi Aqmal, seandainya nya dia di zalimi?" terdengar suara Bu Rosmah lantang.
Semua dewan guru terdiam membisu, tak ada yang berani berkata kata.
"Saya sebenar nya sangat setuju sekali, tetapi keputusan ada pada ketua yayasan, yang nama nya sangsi, dua belah pihak harus di sangsi!" jawab perwakilan dari yayasan.
"Saya selaku wakil kepala sekolah, sangat setuju sekali!" kali ini pak Suparno yang sedari awal hanya terdiam mendengarkan, kini mengambil sikap.
"Apakah ini tidak keterlaluan?" tanya kepala sekolah.
"lalu sikap bapak pada Aqmal itu bagai mana?, keterlaluan atau tidak?, kita semua tahu jika nak Aqmal masuk SMA Citra Mahardika ini lewat jalur beasiswa prestasi, bukan beasiswa tidak mampu, berarti dia di SMP terdahulu seorang murid yang cerdas dan berprestasi, hanya karena dia yatim-piatu, tidak mendatangkan keuntungan apa apa pada kalian semua, lalu seenak hati kalian berusaha mengeluarkan dia, itukah yang nama nya seorang guru pahlawan tanpa tanda jasa?" tanya pak Suparno.
"Baiklah laksanakan tes itu segera, keputusan ini akan saya bawa ke dewan yayasan!" kata wakil dari yayasan.
Sepuluh orang guru yang ahli di bidang matematika segera membuat soal, satu orang dua soal.
Bu Nety menyerahkan catatan soal dari dewa guru kepada Aqmal beserta sebuah bolpoin dan kertas kosong.
Aqmal membaca soal itu satu persatu, lalu menjawab nya tanpa harus menghitung nya lagi, semua di luar kepala.
Bu Rosmah dan pak Suparno mencatat semua nya.
"Bagai mana bapak bapak dan ibu ibu, bagai mana dengan jawaban dari Aqmal ini?" tanya kepala sekolah dengan harapan besar, Aqmal salah.
Sepuluh orang guru itu serentak berkata, "benar semua pak!" ....
"Semua nya benar pak, luar biasa, semua benar diluar kepala, padahal saya sendiri perlu pakai kalkulator untuk menghitung nya!" jawab salah seorang guru yang tadi memberikan soal yang dia anggap sudah yang paling sulit.
Bu Rosmah menatap kearah Bu Nety, "bagai mana Bu nety?, sudah jelaskan jika Aqmal adalah seorang jenius yang menyembunyikan diri nya, anda seharus nya berbangga hati punya murid seorang jenius, saya yakin anda lebih tahu dari guru lain, karena anda guru matematika nya, saya benar benar tidak mengerti jalan pikiran kalian semua, kalian guru apa makelar kacang, ayo nak kita keluar, kembalilah ke kelas mu!" Bu Rosmah menggandeng tangan Aqmal, mengajak nya keluar.
Bapak wakil yayasan mengumpulkan lembaran soal dan jawaban Aqmal tadi, "ini akan saya laporkan kepada ketua yayasan, ingat SMA Citra Mahardika ini SMA swasta, bukan negeri, jadi kepala yayasan punya wewenang penuh atas semua nya!" kata wakil yayasan berjalan keluar dari ruangan itu.
Dewan guru yang tadi menyangsikan Aqmal, kini tertunduk malu, mereka baru menyadari jika Aqmal adalah si jenius asli, bukan kaleng kaleng. soal matematika yang paling sulit sekalipun, dia jawab tanpa berhitung apa lagi harus coret coret dahulu.
Mereka ingin menolak untuk mempercayainya, tetapi mata kepala mereka sendiri yang menyaksikan nya.
Bapak kepala sekolah tertunduk lesu, "aku mempertaruhkan jabatan dan pekerjaan ku demi mempercayai mu Bu Nety, tetapi apa yang terjadi, kau hanya ber prasangka buruk kepada murid mu sendiri, aku sangat menyesal telah mempercayai mu!" ucap beliau sambil berjalan keluar ruang guru itu.
"Ada masalah apa antara kau dengan Aqmal bu?, kenapa setidak suka itu ibu kepada nya?, saya tidak mengerti jalan pikiran ibu" ucap pak Suparno melangkah keluar ruangan meninggalkan para dewan guru yang terdiam membisu.
Diluar ruangan, Bu Rosmah mengajak Aqmal berjalan bersama, namun saat melihat bapak wakil yayasan keluar, dia berhenti dan berbalik melihat kearah pria itu.
"Pak!, bapak wakil yayasan kan?" tanya Aqmal.
"Ya, ada apa nak?" tanya pria itu.
"Saya mohon, sudahi kesalah pahaman ini cukup sampai disini saja pak, saya tidak ingin ada yang dikorbankan hanya gara gara saya, saya sudah biasa direndahkan, dihina, bahkan di caci maki pak, tidak apa apa, saya ikhlas pak, kasihan anak anak mereka, saya tidak ingin ada orang lain mengalami pahitnya hidup seperti saya, cukup saya saja pak!" kata Aqmal pada wakil yayasan.
Bu Rosmah tertegun, baru sekarang dia mendengar anak remaja ini bicara panjang lebar.
Wakil yayasan itu menatap kearah Aqmal dengan senyum ramah, " terimakasih nak, hatimu mulia sekali, permintaan mu akan bapak sampaikan, semoga jadi pertimbangan pihak yayasan" ucap nya sambil menepuk pundak Aqmal.
Karena ujian semester sudah di mulai lagi, Aqmal segera masuk ke dalam kelas. Kali ini ujian bahasa Inggris, setelah itu pulang. Karena saat ujian semester, setiap hari hanya dua mapel saja yang di uji kan.
Meskipun masuk saat ujian sudah dimulai beberapa puluh menit, namun tetap saja Aqmal selesai lebih awal.
Saat Aqmal berjalan melintasi lapangan upacara di depan sekolah, Lisa kembali memanggil nya. Ternyata gadis kecantikan SMA Citra Mahardika itu juga sudah selesai ujian nya.
Gadis itu berlari lari mengejar Aqmal, menarik tangan nya untuk duduk di bangku panjang di bawah pohon di ujung lapangan.
"Apa yang mereka bicarakan dengan mu Mal?" tanya Lisa.
"Tidak ada!" jawab Aqmal singkat.
Lisa memegang tangan Aqmal, menatap bola mata remaja itu, seakan mencari jawaban disana.
"Kau boleh berdusta pada orang lain, tetapi tidak pada ku, karena aku pasti akan tahu, dan saat itulah kau tahu apa yang akan aku lakukan!" suara Lisa terdengar setengah mengancam.
"Aku mau pulang!" kata Aqmal bermaksud meninggalkan dara itu.
Namun Lisa memegang tangan nya erat erat sehingga Aqmal terpaksa mengurungkan niat nya.
"Kenapa sih? Kau selalu menghindari ku?, kau tidak suka padaku?, apa salah ku Mal, tidak bolehkah kita bersahabat?" tanya Lisa menatap kearah Aqmal cukup lama.
Aqmal tidak bisa berkata kata, dia hanya menggelengkan kepala nya saja.
"Kau tidak suka kepada ku?, kau marah?" ulang Lisa lagi.
Aqmal tertunduk seraya menggelengkan kepala nya.
"Aku mau pulang!" ulang Aqmal lagi.
Tiba-tiba Lisa merangkul tubuh nya dari belakang, "tidak!, tidak boleh!, Lisa tidak mengijinkan nya, kau disini saja menemani Lisa ngobrol dulu" ....
Tentu saja tubuh Aqmal gemetaran, baru sekarang dia di peluk seorang wanita, bunga kecantikan SMA Citra Mahardika lagi, siapa uang tidak grogi.
"Lepaskan aku kak!" pinta Aqmal.
"Tidak!, aku tidak akan melepaskan kamu, ceritakan dulu, ada apa yang terjadi tadi?" tanya Lisa mempererat rangkulan nya, sehingga dua bola kenyal itu terasa menempel di belakang Aqmal.
"Me.... mereka hanya menanyakan bagai mana bisa saya selesai lebih dahulu dari yang lain nya!" jawab Aqmal sedikit berdusta.
"Kau tidak berdusta?" tanya Lisa mempererat rangkulan nya.
"Tidak.... tidak kak!" sahut Aqmal gagap.
Lisa melepaskan rangkulan nya, wajah nya terasa panas, dia baru sadar jika dia melakukan suatu hal yang bodoh.
Seorang bunga kecantikan sekolah SMA Citra Mahardika, memeluk seorang remaja gembel, padahal seumur hidup dia tidak pernah melakukan hal itu, jangankan memeluk tubuh laki-laki, berdekatan saja tidak pernah.
Tetapi dengan Aqmal, entah mengapa, semua hal itu dia langgar, mungkin karena hati nya terlalu frustasi menghadapi sifat pria ini.
...****************...