NovelToon NovelToon
Manisnya Dosa Janda Penggoda: Terjerat Paman Direktur

Manisnya Dosa Janda Penggoda: Terjerat Paman Direktur

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Janda / Konflik etika / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bangjoe

Mampukah janda muda menahan diri saat godaan datang dari pria yang paling tabu? Setelah kepergian suaminya, Ayana (26) berjuang membesarkan anaknya sendirian. Takdir membawanya bekerja di perusahaan milik keluarga suaminya. Di sana, pesona Arfan (38), paman direktur yang berkarisma, mulai menggoyahkan hatinya. Arfan, duda mapan dengan masa lalu kelam, melihat Ayana bukan hanya sebagai menantu mendiang kakaknya, melainkan wanita memikat yang membangkitkan gairah terpendam. Di antara tatapan curiga dan bisikan sumbang keluarga, mereka terjerat dalam tarik-ulur cinta terlarang. Bagaimana Ayana akan memilih antara kesetiaan pada masa lalu dan gairah yang tak terbendung, di tengah tuntutan etika yang menguji batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bangjoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29: Terjebak dalam Jaring Rahasia

Udara di balik lemari pengap dan dingin, berbau kayu tua dan debu. Jantung Ayana berdentum keras, memukul rusuknya seolah ingin melarikan diri. Arfan merapatkan tubuhnya, melindunginya dengan punggungnya yang tegap, menutupi celah kecil dari mana cahaya samar menembus.

Suara langkah kaki berat berderap di lantai dapur, semakin dekat. Desingan logam terdengar, lalu suara kasar salah satu pria, “Tidak ada di sini! Cek pantry!”

Ayana menahan napas, matanya bertemu dengan Arfan. Dalam kegelapan, matanya tampak begitu intens, dipenuhi campuran putus asa dan tekad. Rasa takut yang mencengkeramnya bercampur dengan kemarahan. Kebohongan apa lagi yang Arfan sembunyikan? Apa sebenarnya yang terjadi?

"Arfan..." bisiknya, nyaris tak terdengar. Namun, Arfan hanya menggeleng, memberi isyarat agar dia diam. Tangannya meraih tangan Ayana, meremasnya lembut, seolah ingin meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi, bagaimana mungkin?

Sebuah gebrakan keras di pintu pantry membuat mereka tersentak. Suara-suara mengumpat bergema. Ayana bisa merasakan dinginnya senjata yang mungkin ada di tangan para pria itu.

“Mereka tidak bisa kabur jauh!” teriak suara lain, lebih berat. “Vina bilang mereka ada di sini! Periksa setiap sudut!”

Keringat dingin membasahi pelipis Ayana. Ia membayangkan Raya. Putrinya, yang kini menjadi sandera Vina. Rasa bersalah menggerogotnya. Semua ini terjadi karena dirinya, karena ketidakmampuannya melepaskan diri dari Arfan.

Arfan menariknya lebih dekat, nyaris menyatu dalam kegelapan. "Dengar, Ayana," bisiknya di telinga Ayana, suaranya serak dan mendesak. "Aku tahu kau bingung dan takut. Tapi percayalah padaku sekarang. Kita harus keluar dari sini. Raya... kita akan selamatkan Raya."

"Selamatkan bagaimana?" Ayana balas berbisik, giginya bergemeletuk. "Siapa mereka? Kenapa mereka mengejar kita? Apa yang kau sembunyikan, Arfan?" Emosinya bergejolak, antara keputusasaan dan kemarahan.

Suara langkah kaki menjauh sebentar, mungkin para pria itu berpindah ke area lain dapur. Ada keheningan singkat, memberi mereka waktu berharga yang singkat.

Arfan menarik napas panjang, seperti baru saja memutuskan sesuatu yang sangat berat. "Ini bukan hanya tentang aku dan Vina. Ini jauh lebih besar," ia mulai menjelaskan, suaranya sangat rendah. "Perusahaan kita... bukan sekadar perusahaan keluarga biasa. Ada rahasia besar di baliknya."

Ayana menatapnya, mendesaknya untuk melanjutkan. Rahasia apa? Perusahaan mendiang suaminya? Perusahaan yang selama ini dia kira adalah peninggalan keluarga terhormat?

"Sejak lama, aku curiga ada praktik ilegal yang disembunyikan dalam salah satu divisi. Pencucian uang, mungkin penyelundupan... sesuatu yang melibatkan dana besar dan orang-orang berbahaya," Arfan mengakui, nada suaranya dipenuhi penyesalan yang mendalam. "Aku mulai mengumpukan bukti secara diam-diam. Itulah kenapa aku terlihat begitu misterius, menghilang, karena aku sedang menggali kebenaran ini."

Ayana merasakan dunianya runtuh. Pencucian uang? Penyelundupan? Dia memikirkan suaminya, Arya. Apakah Arya tahu? Apakah Arya terlibat? Pikiran itu sangat mengerikan.

"Vina... dia tahu aku sedang menyelidiki. Dia menemukan beberapa bukti yang ku sembunyikan. Dan dia menggunakannya. Bukan untuk membantuku, tapi untuk menjebakku. Untuk mengambil alih semua. Semua kekayaan, kendali penuh atas perusahaan, dan tentu saja... untuk menghancurkanmu dan aku," Arfan melanjutkan, sorot matanya tajam dan dipenuhi amarah. "Para pria itu bukan hanya suruhan Vina. Mereka adalah bagian dari sindikat yang ku selidiki. Vina sudah bersekutu dengan mereka. Dia berjanji akan memberikan akses dan perlindungan jika mereka membantunya menyingkirkanku dan mengambil alih perusahaan."

Ayana menelan ludah. Ini jauh melampaui intrik keluarga biasa. Ini adalah jebakan maut. Jaringan kejahatan. Nama baik keluarga, masa depan Raya, semuanya kini terancam oleh kebenaran busuk yang baru terungkap ini. Suaminya... apakah ia meninggal karena ini?

"Vina punya bukti yang bisa menjebloskanku ke penjara, bahkan bukti yang bisa menyeret nama baik seluruh keluarga, termasuk nama Arya dan bahkan nama anakmu," Arfan berbisik pahit. "Dia menginginkan surat pernyataan dariku, menyerahkan semua hak atas saham, dan menyeretmu bersamaku. Jika tidak, Raya akan..." Arfan tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Ayana tahu apa maksudnya. Raya akan dalam bahaya besar.

Pikiran Ayana berputar. Dia tidak hanya terperangkap dalam percintaan terlarang, tapi juga dalam sebuah konspirasi kejahatan. Arfan... apakah dia seorang pahlawan yang mencoba mengungkap kebenaran atau hanya bagian dari kekotoran itu sendiri, kini terpojok?

"Lalu bagaimana?" Ayana bertanya, suaranya bergetar. "Bagaimana kita keluar dari sini? Bagaimana Raya?"

Arfan menarik napas dalam-dalam. "Vina tidak menyangka aku akan sejauh ini. Dia hanya menganggapku sebagai paman direktur yang bermain api. Dia tidak tahu aku sudah memiliki salinan bukti yang jauh lebih kuat dari miliknya. Bukti yang bisa menjebloskan mereka semua." Arfan merogoh saku dalam jaketnya, menarik sebuah USB drive kecil. "Ini kuncinya. Vina hanya punya setengah kebenaran. Aku punya semuanya."

Suara langkah kaki kembali mendekat. Kali ini, mereka berhenti tepat di luar lemari. Sebuah bayangan gelap melintas di celah kecil. Detak jantung Ayana bertalu-talu. Mereka ditemukan.

"Cepat! Aku dengar sesuatu di sini!" teriak sebuah suara. Ayana bisa merasakan Arfan menegang. Ini saatnya. Bertindak atau mati.

Arfan menarik Ayana lebih dekat, matanya menatapnya lurus. "Kita akan pergi. Bersamaku. Aku akan melindungi kalian berdua," katanya, suaranya mantap, penuh janji dan bahaya. "Tapi setelah ini, kau harus memilih, Ayana. Apakah kau akan berdiri bersamaku melawan mereka semua, atau kau akan kembali ke kehidupan yang aman, yang ternyata penuh kebohongan ini?"

Sebelum Ayana sempat menjawab, Arfan mendorong lemari itu dengan sekuat tenaga, menggesernya dan menciptakan celah yang cukup besar. Sinar lampu senter langsung menyambar mereka. Dua pria bersenjata menoleh, terkejut. Tanpa ragu, Arfan menarik Ayana, berlari ke arah berlawanan, menuju jendela dapur yang terbuka sedikit.

"Tangkap mereka!" Suara teriakan memenuhi ruangan, diikuti rentetan tembakan yang memekakkan telinga. Arfan tidak menoleh, dia hanya memeluk Ayana erat, membungkuk dan menerjang keluar jendela. Pecahan kaca berhamburan. Mereka terjatuh di halaman belakang, di antara semak-semak yang gelap. Rasa sakit menusuk kaki Ayana, tapi ketakutan akan Raya lebih mendominasi.

"Lari, Ayana! Lari! Jangan berhenti!" Arfan berteriak, menariknya berdiri. Mereka berlari menembus kegelapan malam, suara tembakan masih mengejar di belakang mereka. Mereka tidak lagi hanya melawan Vina, tapi sebuah kekuatan yang jauh lebih besar dan kejam. Raya masih di tangan Vina. Dan Ayana baru saja mengetahui bahwa seluruh hidupnya, seluruh peninggalan suaminya, dibangun di atas sebuah kebohongan yang mengerikan. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Memercayai Arfan, sang paman direktur yang berlumuran dosa, atau menyerahkan diri pada takdir yang ia sendiri tidak tahu wujudnya?

1
zaire biscaya dite
Gw trs trg bingung dgn jln ceritanya novel ini, selain berganti2 nama para tokoh yg ada, jg perbedaan rahasia yg diungkapkan oleh Arfan kpd Ayana
Benar2 membingungkan & bikin gw jd malas utk membaca novel ini lg
panjul man09
bosan
panjul man09
sudah janda koq ,bisa memilih jalan hidup , siapa vina , bisa bisanya mengatur hidup orang .
panjul man09
siapa nama anak ayana , maya , kirana atau raka ?
zaire biscaya dite
Tolong perhatikan dgn benar ttg nama tokoh dlm novel ini, spt nama anak yg selalu berganti2 nama, Arsy, Maya, Raka, Alisha
Jgn membingungkan pembaca yg berminat utk membaca novel ini
panjul man09
mereka boleh menikah, karna mereka bukan mahrom
panjul man09
lanjuut
zaire biscaya dite
Betul, tlg diperhatikan dgn baik nama yg ada di dlm novel ini. Nama suami itu Adnan atau Daniel, nama anaknya itu Arsy, Maya, Kirana atau Raja ? Jgn smpe ceritanya bagus, tp malah bikin binging yg baca krn ketdkkonsistenan penyebutan nama tokoh di dlmnya, y
Bang joe: terimakasih atas masukannya kak 🙏
total 1 replies
Greenindya
yg bnr yg mana ya kok nama anaknya gonta ganti Kirana maya raka
Bang joe: mohon maaf atas kekeliruannya kak
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!