NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Healing / Romansa pedesaan / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gila!

Happy reading~

.

.

.

"Maukah kamu menikah denganku dek?" Tanya Aan dengan wajah sangat serius.

Bagai disambar petir di siang bolong, Nindya tidak menyangka kalimat itu keluar dari mulutnya, di waktu seperti ini? Di ruang tamu? Sepulang sekolah? Belum ganti baju?

"Hic...hic...hic..." Nindya mulai cegukan karena kejutan tanpa aba-aba itu.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya si pembuat olahraga jantung.

"Nggak hic... Apa hic apa hic," jawab Nindya berusaha meredakan cegukannya namun tidak berhasil.

" Kamu tidak harus menjawabnya sekarang. Pikirkan dulu baik-baik dan ambil waktu selama yang kau butuhkan," tambah Aan.

'Setidaknya aku akan ada di pikirannya untuk sementara waktu,  daripada dia mikirin si breng shake itu.' pikir Aan.

Setelah melontarkan kalimat yang tidak baik untuk jantung itu, Aan pamit untuk pulang. Kali ini dia tidak sempat mengajak Pak Broto untuk berada di tengah mereka.

******

Nindya melempar sembarang tasnya. Seragam batiknya ia biarkan berserakan di lantai. Tak sempat lepas kerudung, ia lempar tubuhnya ke kasur empuknya.

'Deg deg deg deg'

Nindya menyentuh dadanya, ia merasakan detak jantung yang tak karuan.

"A...hic...pa i..hic tu...hic tadi?" Cegukannya masih belum sembuh.

Matanya menerawang genting coklat dengan cahaya yang masuk di sela-selanya. Nafasnya masih memburu terengah-engah.

Nindya menarik nafasnya dan mengeluarkannya lewat hidung. Berhadap itu bisa menenangkan jantungnya yang sedang berolahraga.

"Haaaah," Nindya menghembuskan nafasnya panjang. "Please..se hic top... Bisa-bisa aku mati ini," protesnya kepada jantung berdebarnya.

Nindya memejamkan matanya sembari mengosongkan pikirannya. Namun otaknya tidak menurutinya. Di pikirannya penuh dengan bayang lelaki berlesung pipit itu. Kalimatnya selalu terdengar mengema di seluruh ruangan.

'Maukah kau menikah denganku?'

'Menikah denganku?'

'Denganku'

'De...ngan..ku?'

"Aaakkhhhhhh!"

Nindya bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke arah pintu kamarnya.

Ketika ia membuka pintu.

"Hah! Astagfirullah! Lihat dirimu!" Ibu Nindya yang sedang melewati kamar Nindya terkejut dengan penampakan anaknya.

"Ups!"

BLAAM!

Nindya menutup pintu kamarnya dengan keras.

'GILA! Bisa-bisanya kamu keluar kamar dengan penampilan seperti ini sih! Mana masih pakai kerudung lagi, GILA!'

Tidak bisa begini Nin, kamu harus sadar!

PLAAKK!

Nindya menampar kedua pipinya bebarengan. Tampak bekas tamparan memerah.

'Sadar Nin!'

'Menikah bukanlah akhir dari segalanya, sebaliknya menikah adalah awal. Jadi benar kata Mas Aan, kamu harus pikirin baik-baik!' batinnya.

"Ah... Aku harus bertanya pada ahlinya!"

Nindya berjalan mantap. Tenang saja, kali ini Nindya memakai pakaian lengkap kok, hehehe.

Langkah mantapnya terhenti melihat kedua orang tuanya yang sedang asyik menyantap makan siangnya. Mata Nindya jelalatan. Salah tingkah nampak jelas darinya.

"Ada apa?" Ibu Nindya angkat bicara.

"Tidak apa-apa ha ha ha." Tawanya seperti robot membuat kecurigaan meningkat.

"A-aku mau sholat dhuhur kok ha ha ha," tawanya kembali seperti robot.

Kedua orang tuanya saling memandang dan mengangkat bahunya. Mereka memutuskan untuk tidak menghiraukan anak gilanya itu.

Selesai sholat Nindya menuju ke meja makan. Tidak dinyana, kedua orang tuanya masih setia nongkrong di kursi menunggu anaknya yang bersikap aneh setelah pulang bekerja.

"Kenapa?" Ibu selalu membuka percakapan.

"Tak ape lah..."

"Jangan sok melayu ya! Cepetan ngomong!" Perintah Ibu yang sudah melotot membuat Pak Broto takjub dengan kegalakan istri lemah lembutnya itu.

Prok prok prok!

Pak Broto bertepuk tangan mengapresiasi ketegasan Ibu. "Bravo bravo!"

"Makasih sayang..." Ujar Ibu sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum ke arah suaminya.

Nindya memutar matanya ke atas seolah melambangkan kemuakan terhadap tingkah pasutri kawakan ini.

"Dulu Ibu kok bisa menikah dengan Bapak sih?" Tanya Nindya.

"Kalau Ibu ceritakan bakalan panjang banget. Mungkin bisa 80 bab sendiri. Keburu mbak author dapat bab terbaik," celoteh Ibu.

Amiiin....

"Ck," Nindya berdecak mendengar jawaban Ibu.

"Bagimana caranya kita tahu kalau seseorang adalah jodoh kita?" Tanya Nindya lagi.

Kedua orang tuanya kembali bertukar pandangan.

Diam sesaat membuat suasana sedikit serius. Kepala Nindya menunduk memandang piring kosongnya. Tidak ada makanan yang ia mainkan namun dia tetap memutar sendoknya.

"Kalau masalah jodoh, yang memberikan jodoh lah yang tahu siapa jodohmu. Siapa lagi tempat kita bertanya kalau bukan Allah. Bertanyalah kepada-Nya! Bangun tengah malam dan sholat Istiharah, InsyaAllah kamu akan mendapatkan jawaban," ujar Ibu dengan suara lirih.

"Dan satu lagi, jawaban Allah tidak selalu berupa mimpi nduk. Bisa saja jawaban-Nya berupa kemantapan hati," tambah Pak Broto.

Hasyek...mantap bro!

"Baiklah Pak, Bu..." Nindya mengangguk.

Kedua orang tuanya tersenyum seolah bangga anak gadisnya sekarang sudah agak dewasa.

"Emangnya Aan sudah melamarmu?" Celetuk Ibu membuat Nindya kaget.

"Ng-ngak kok," jawab Nindya.

Nindya benar-benar tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya.

"Halah ...jujur aja napa!"

"Ehem... Iya tadi," jawab Nindya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Ya tunggu apa lagi! Bilang aja iya!" Seru Ibu menggebu-gebu.

"Katanya harus bertanya kepada Allah, gimana sih mom?" Bantah Nindya.

"Ini mah nggak perlu bertanya sudah terlihat jelas kalau dia jodohmu!"

"Apaan sih mom? Sok tahu banget!"

"Tentu saja Ibu tahu, firasat Ibu tidak pernah salah! Ya kan sayang?" Ucap Ibu sambil membelai dagu suaminya.

Perubahan nada dari bersemangat menjadi lemah lembut membuat Ibu pantas mendapat piala Oscar.

"Kamu pikirin dulu baik-baik. Tidak perlu cepat-cepat dalam mengambil keputusan. Pernikahan itu ibadah yang terpanjang karena setiap detiknya ada potensi pahala dan dosa. Untuk amalan terpanjang ini perlu pertimbangan yang panjang juga," ujar Pak Broto bijaksana.

"Dan ingat selalu libatkan Allah disetiap langkahmu, karea Dia lah Sang Pencipta," tambah Bapak Nindya.

"Tuh... Dengerin mom! Jangan buru-buru!" Nyinyir Nindya.

"Ya kan kalau sudah nemuin yang baik kenapa harus mikir dulu. Dulu Ibu langsung mantap bersanding dengan Bapakmu. Dan terbukti Bapakmu memang jodoh Ibu. Yang penting usaha kita dalam membangun rumah tangga. Jangan biarkan ego menang! Selalu mengalah! Bukan hanya dipihak perempuan, laki-laki juga! Dan Bapakmu suka mengalah, hehehe," jelas Ibu panjang lebar.

"Ya kan beda kasus. Ibu sudah mantap sedangkan aku? Aku masih ragu."

"Hehehe... Apapun keputusanmu, kami orang tuamu pasti selalu dibelakangmu. Jangan takut! Kamu bisa kembali kapanpun yang kamu inginkan bahkan di titik nol sekalipun,"Ibu mengakhiri pidatonya dengan mata berkaca-kaca.

Spontan Nindya memeluk Ibu tersayangnya. 'Bisa nggak sih aku hidup sama orang tuaku terus?'

.

.

.

Gimana guys cerita episode kali ini? Sedikit aneh ya?

Maaf ya kalau tidak ada konflik yang mendebarkan karena memang aku ingin pembacaku punya tempat nyamannya melalui novel ini.

Apapun itu aku tetep cinta kalian~

Love you sekebon~

Jangan lupa like dan komen ya... See ya!

1
TokoFebri
kok ya kayak suara komentator bola sih wkwkwsk🤣
TokoFebri
harus siap nin.. buktikan saja..
Jemiiima__
ayo saatnya km berusaha nis
Jemiiima__
au ah rasanya kamu gak serius sma nindya
Jemiiima__
skrg malah jd kebalik ya, kek Denis yg jadi pasif 🗿 kenapa kamu begituu nis
sasip
ibu mertua dan mantu perempuan yg se-frekuensi ini mah namanya yak.. saling menghibur dalam pengertian.. 😉😅🤭
sjulerjn29
sama nih aku pun tak terlalu suka🤭
sjulerjn29
gak kerasa dong udah lama juga tuh pdkt baru aja kenalan perasaan 🤭
km mikirin apa lagi sih nin udah resmiin aja kamu move on..
Nuri_cha
ternyata udah bisa mandiri... wah good quality Nin
Nuri_cha
terlalu jokes bapak-bapak Nis... riset lagi ah kalau mau ngegombal🤣
Nuri_cha
Kamu gugup ya.... gimana rasanya pegang tangan cowok lain selain Rico 🤭
Nuri_cha
Dennis belajar dari kesalahan... good Nis
Nuri_cha
aku juga sih... kalau kata org sebetulnya gpp, tapi aku sendiri yg ngeliatnya aneh. jatohnya malah gak pede
Shin Himawari
setujuuuu single karena pilihan itu menarik banyak pesona loh wkwkwk
Shin Himawari
ini author berkedok nindya kaaan canciknya 🤭🤭
btw pantes aja di posesifin cantik gini kokk
Drezzlle
full nyebelin /Curse/
Drezzlle
memang dari awal aja tuh Denis pura2 effort. Aslinya mlempem
Drezzlle
cowok posesif, cemburuan dan suak fitnah nggak mau membenahi diri coret langsung /Facepalm/
Afriyeni Official
dasar cowok byk drama /Curse/
Afriyeni Official
cowok yg begini bikin geram,,, putusin nggak nin.. atau Oma jitak nih si Denis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!