Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.
Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.
Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Victor sudah terlihat rapi dengan menggunakan suit berwarna hitam dihiasi dasi pita. Tatapannya tajam, raut wajahnya seperti badai yang bisa muncul kapan saja. Aroma parfum mahal keluar dari tubuhnya yang tegap, ia berlalu begitu saja melewati orang tuanya yang sedang minum teh. "Kenapa lagi, dia?" tanya Nathan melepas kacamata bacanya. Rossa meminum tehnya sedikit sebelum menjawab pertanyaan suaminya. "Dia cemburu melihat Noah menjemput Aleesya untuk datang ke acara grand opening club bar milik Billy. Semakin hari dia semakin terlihat menyukai Aleesya, tapi... apakah ini tidak akan mengganggu bisnis kalian?" tanya Rossa terlihat sedikit khawatir. Nathan duduk mendekat ke istrinya sambil merangkul bahunya.
"Kau tahu putra kita, meskipun mendapat ancaman dan serangan fisik dari Morelli. Aku tahu dia bukan lemah, Sayang. Trust me, jika dia sudah berani melangkah maju, ia takkan bisa kembali." Nathan mengerti apa yang dirasakan Rossa, tapi dia juga tahu bagaimana sikap Victor.
Rossa mengangguk, "Kita harus bicarakan dengan Ferdinan dan Inggrid secepatnya."
Mobil Victor melaju cepat dengan kecepatan tinggi. Ramainya malam oleh beberapa pejalan kaki dan kendaraan umum lantas bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan saat ini. Mesinnya meraung seolah berusaha menjadi penguasa jalanan, Victor mengebut, ia benci perasaan tak nyaman ini. Sungguh... jika ada samsak tinju, Victor akan memakainya sekarang, terlebih jika Noah yang menjadi samsaknya. Angin yang berasal dari laju mobilnya bahkan tak mampu menyegarkan badannya. Lampu jalanan hanya menumpang lewat, menjadi saksi bisu kemarahan pria pewaris HGE itu. Di sisi lain, ponselnya yang berada di dashboard menampilkan satu notifikasi pesan masuk dari Farel.
"Kau dimana? Anak-anak sudah menunggu."
Victor hanya menatap sekilas tanpa ingin membuka ataupun membalasnya. "Persetan dengan kalian semua! Mulai saja acaranya, tanpa harus menungguku!" ia makin menginjak pedal gas dan mengarah ke tempat Billy dan Farel itu.
Gedung bar dan cafe milik Billy dan Farel berdiri megah di pojok distrik elit Northtown dengan tiga lantai. Lantai pertama adalah cafe semi-outdoor bergaya industrial dengan tembok bata ekspos, meja-meja kayu, lampu gantung kuning temaram, dan aroma kopi yang menyambut di balik counter barista.
Lantai dua adalah lounge VIP. Dindingnya di dominasi kaca gelap dari lantai ke langit-langit, menghadirkan pemandangan kota di malam hari. Sofa-sofa mewah warna marun dan hitam ditata setengah melingkar, menghadap panggung kecil tempat DJ akan tampil. Penerangan dibuat dramatis... lampu sorot biru dan ungu perlahan menyala dari balik langit-langit.
Lantai tiga adalah bar rooftop dengan nuansa lebih bebas. Lampu neon membentuk tulisan 'ÉCLAT' buah pemikiran Billy dan Farel. Terdapat kolam kecil di ujung rooftop, meja kecil, dan seorang bartender yang sibuk menata botol sambil menari ringan mengikuti musik seperti berasal dari lantai yang ia pijak.
Noah dan Aleesya datang terlebih dahulu. Setelah selesai makan malam, mereka langsung memutuskan kesini. Aleesya masuk mobil lebih dulu sementara Noah beralasan membayar bill, tapi itu adalah alibi saja karena pria itu menghampiri Mila dan memastikan rencana final mereka akan mulus malam ini.
"Jangan sampai gagal." ucap Noah dan Mila sambil menatap yakin satu sama lain.
Kembali ke ÉCLAT, Noah dan Aleesya melangkah masuk ke pintu utama yang dijaga ketat oleh dua orang berpakaian serba hitam. Setelah menyebut nama dan memperlihatkan undangan VIP, mereka naik ke lantai dua melalui lift kaca. Aleesya masih terlihat mempesona dengan dress panjang warna navy yang elegan, rambutnya sengaja digerai berpadu make-up flawless.
Sementara Noah disampingnya tampak formal dengan kemeja hitam dan jas abu gelap. Begitu lift terbuka, alunan musik lembut menyapa mereka. Beberapa pelayan sibuk mempersiapkan minuman. Sofa VIP di tengah ruangan sudah disiapkan dengan nama-nama tamu. Kedatangan mereka menjadi tatapan para tamu yang lain, mereka membicarakan bahwa Aleesya seperti mujur karena setelah dicampakkan Maxime, ia move on dengan Noah. Tapi beberapa ada juga yang menyebut Victor, membuat Aleesya mulai tak tenang lagi mendengarnya walaupun hanya nama. Noah yang tahu itu menggenggam tangannya dan mengajak duduk di tengah.
Waktu seolah tak membiarkan kemesraan itu, terbukti pintu lift yang sana terbuka lagi dan memperlihatkan Victor berdiri disana. Penampilannya kalem dan kini rambutnya sedikit acak karena tergesa. Dia melihat ke arah sofa, dan mendapati Aleesya dan Noah yang sudah duduk dengan satu tangan mereka saling terpaut. Matanya menatap tajam ke arah Noah, perasaannya kini tak bisa tenang lagi. Rahangnya mengeras bahkan bekas sayatan dari tangan kanan Morelli terlihat jelas. Tatapannya bertemu dengan Aleesya namun ia tak menyapa.
Berbeda dengan Aleesya yang rautnya berubah setelah melihat bekas luka itu. Perlahan genggaman tangan Noah ia lepaskan dan berpura-pura membenarkan gelang untuk mengalihkan perasaannya. Victor memilih duduk di sisi kanan wanita itu. Membiarkan keheningan bicara lebih banyak daripada kata-kata, dan Noah... ia merasa malam ini menang jauh dari Victor.
Satu lagi, Keysha keluar dari lift yang terbuka. Ia berjalan anggun sambil menggenggam ponsel yang sudah standby untuk merekam. Gaun satin berwarna hijau emerald selutut yang ia kenakan, tidak terlalu terbuka namun cukup membuat banyak mata melirik. Outer transparan bertabur glitter sengaja ia biarkan nge-flow tiap kakinya melangkah, memberi kesan slow motion yang tepat untuk konten.
"Guys... ini dia lounge VIP-nya..." ucapnya pelan ke arah kamera dengan sedikit senyum, suaranya masih sopan namun tetap khas gaya vlogger. Gayanya anti lebay, dan cukup tahu caranya menikmati spotlight. Begitu melihat atensi teman-temannya, ia mematikan ponsel dan duduk pelan. "Wah... tempatnya benar-benar surga dunia, ya?" gumamnya sambil melihat sekeliling.
Billy yang duduk tak jauh dari sana tersenyum bangga sambil menatapnya dengan tangan menyatu. "Jelas. Ngomong-ngomong, tumben kamu tidak membawa ring light?" tanyanya sambil berkedip menggoda. Keysha tertawa kecil, "Ada kok. Tapi buat emergency," jawabnya terkekeh dan tatapan kecilnya mencari Mila yang belum terlihat. Farel berdiri memastikan semua teman-temannya sudah datang.
"Tinggal Mila, kan? Ayo kita open dulu, Bil." ucapnya memasang kancing. Farel terlihat menawan dengan jas putih tanpa kemeja yang memperlihatkan dadanya. Sengaja agar bisa langsung main, katanya. Farel tak tahu outfitnya malam ini membuat beberapa wanita menjerit kecil seolah ingin menjadi 'tawanan' pria itu malam ini.
Ponsel Billy bergetar, satu pesan masuk dari Mila. Ia membaca dan menyimpannya lagi dalam saku jasnya. "Ayo mulai, Mila bilang agak telat karena papanya tiba-tiba telepon." ucap Billy menepuk bahu Farel dan melihat teman-temannya. Itu hanyalah alasannya agar rencananya sempurna.
Aleesya, Noah, Victor hanya mengangguk. "Semoga berhasil." ucap Aleesya memecah keheningan yang mengikat diantara mereka bertiga. Sementara Keysha memperlihatkan dua jempolnya, setuju dengan ucapan Aleesya.
Akhirnya dua pria pemilik tempat hiburan ini menuju ke tengah ruangan. Para tamu membentuk setengah lingkaran tanpa menutupi pandangan sofa VIP. Lampu sedikit meredup, musik masih menyala meskipun volumenya mengecil.
Senyum Aleesya masih merekah, ia tak tahu bahwa seseorang sangat tak menyukai itu karena melihat pria lain menatapnya seolah seperti singa kelaparan. Victor mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tatapannya seolah menemukan mangsa empuk yang siap ia kotak habis malam ini jika sampai menyentuh Aleesya.
***