Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Cowok itu menyambar jaket dan kunci mobil di meja ruang keluarga, ia bergegas keluar, namun langkahnya terhenti karena seseorang memanggilnya
"Mau ke mana lo ka?"tanya reza dari arah tangga
"Gue ada urusan sebentar"
"Udah malem loh, emang nggak bisa diundur besok?"
Andika melirik jam di tangannya pukul 10.45, andika merenung sebentar
"gak papa kok, lagian sebentar doang"
"Jangan bilang lo mau ke lucky?"
"Jangan suudzon, lagian gue lagi males mabuk, udah ah gue mau berangkat bye-bye reza sayang"
"ta---"
Dorrrr
pintu sudah tertutup, sebelum reza melanjutkan ucapannya, cowok itu menggeleng pelan, lalu melangkah ke dapur mengambil air minum, karena tenggorokannya terasa kering.
💫💫💫
hatchuhhh hatchuhhh
"Ada yang rindu sama gue kayanya, tapi siapa ya?" raisa berpikir, kemudian Ia turun dari ranjang melangkah ke arah balkon kamar, ia memandang langit malam yang dipenuhi bintang-bintang raisa tersenyum, entahlah, melihat bintang-bintang itu membuat raisa merindukan seseorang, ia mengambil ponsel dan membaca kembali chat-an bersama andika yang sudah 1 bulan lebih tetap raisa simpan, Raisa ingin mengetik pesan untuknya, tapi ia urungkan, karena ia tidak mau mengganggunya.
"Raisa Kenapa belum tidur?" Raisa menoleh, mendapati alvaro, kakeknya, raisapun tersenyum
"Kakek, kakek kenapa belum tidur?"
"Kakek kan nanya kamu, kok malah nanya balik?"
"Hehehe raisa belum ngantuk" raisa menyengir
"Jangan terlalu malam ya tidurnya, kan besok masih sekolah" ingat alvaro
"Iya kek"
"Dua hari lagi, kakek ada urusan di bali, beberapa hari"
"Lama banget sih kek"
Cewek itu memajukan bibirnya beberapa senti, alvaro tersenyum, mengelus rambut cucunya dengan lembut
"Kakek istirahat dulu ya ra, udah, jangan manyun gitu mulutnya, cewek itu tidak menjawab malah memeluk alvaro dengan erat-erat sekali,
"kakek jangan lama-lama ya di sana" lelaki itu tidak menjawab, hanya terus mengelus rambut cucunya dengan lembut
💫💫💫
andika masuk dengan tergesa-gesa kedalam cafe, ia duduk didepan seseorang, lalu mengatur nafasnya yang ngos-ngosan
"sorry ka, gue ngaret"
"gapapa kok, lagian gue juga baru datang" jawab andika santai
"lo udah pesan sesuatu?" tanyanya pada andika
"belum"
"yaudah gue pesan dulu"
andika hanya mengangguk menanggapi
cowok itupun melambaikan tangan pada pelayan,
"selamat malam, mau pesan apa?" tanya pelayan itu dengan sopan,
"lo gak makan?" tanya cowok itu pada andika
"masih kenyang"
cowok itupun mengangguk, lalu memesan makanan untuk dirinya sendiri
"baik, saya permisi dulu" cowok itupun mengangguk, pelayan pun menjauh untuk menyiapkan pesanan, andika menatap nathan serius
"gimana?"
"gini ka, menurut informasi yang gue dapat, dan dari foto-foto yang lo kirim ke gue, nama cewek itu tuh raisa adelia kasela" ada jeda "beberapa bulan lalu, dia kabur dari rumah, menghindari perjodohan" andika menelan salivanya susah payah, mendengar penjelasan dari nathan
"jadi raisa adiknya erland? astaga, kesalahan apa lagi yang gue lakuin" batin andika lemas
"dan sekarang cewek itu tinggal sama tuan besar keluarga kasela, bisa disebut kakeknya, Alvaro kasela"
"nath,lo bisa gak cari tahu kenapa raisa gak pakai nama belakangnya?"
"Kalau itu mah gampang, tapi---"
"Ntar gue transfer deh ke rekening lo"
"Oke" Nathan tersenyum manis, membuat andika bergidik geli melihat senyuman nathan yang menjijikan untuknya, nathan terkekeh melihat tanggapan andika
"Jonathan sbastin emang paling hebat" batin cowok itu
💫💫💫
Hari senin adalah hari yang paling melelahkan + menyebalkal bagi raisa atau murid yang lain, siapapun tidak akan betah berjemur dilapangan untuk mengikuti upacara penggiringan bendera, apalagi harus mendengarkan ceramah dari pak handoko, yang lamanya minta ampun, sehingga membuat semua murid menggerutu kesal, karena acara yang tidak kunjung selesai.
"baik murid-murid sekalian, dalam beberapa bulan lagi,high school akan mengadakan kemah ke bukit,bagi murid-murid yang mau ikut,silahkan mendaftarkan diri di teacher rooms,sekian dari saya,assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" semua siswa-siswi bernafas lega, karena upacara bendera sudah selesai dilaksanakan, sebagian dari mereka bergegas untuk kekantin membeli minuman, karena sedari tadi tenggorokan mereka sudah kering, begitu pula dengan 4 cewek itu, raisa duduk dikoridor sekolah, lalu meneguk minumannya hingga tersisa setengah, seseorang merebut minumannya, kemudian meneguknya sampai tak tersisa.
"eh minuman gue---" teriak raisa menggelegar, karena minumannya sudah habis tidak bersisa.
"gue haus sa" yang tambah cowok itu didalam hati, raisa menahan kekesalan karena tingkah cowok yang berada dihadapannya ini, siapa lagi kalau bukan andika, dan teman-temannya yang suka membuat emosinya naik 50%, sedangkan ketiga teman raisa hanya bisa menggelengkan kepala, melihat raisa dan andika yang sudah seperti tom and Jerry yang tidak pernah akur
"ihhhh, tapi itu minuman gue bangke, ngeselin banget sih" kesal raisa penuh emosi, ia melipatkan tangan didepan dada.
CUPPP!!!
dengan cepat, andika mencium pipi raisa, lalu lari menjauh, sebelum mendengar teriakan raisa, ketiga teman andika dan ketiga teman raisa hanya tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal raisa.
"Andikaaa, awas lo" teriak raisa menggelegar, namun teriakannya tidak dihiraukan oleh andika, cowok itu tidak terlalu jauh dari tempat raisa duduk, andika berbalik mengangkat tangannya membentuk huruf V disertai cengirannya, kemudian ia kembali berlari menjauh dari raisa.
💫💫💫