Sama seperti namanya, Rindu Trihapsari gadis cantik yang merindukan kasih sayang dari keluarganya.
Rindu gadis cantik dan sangat pintar, namun semua yang dia miliki tidak pernah terlihat di mata keluarganya, gadis cantik itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seperti kembarannya, Rindu seolah ada dan tiada di dalam keluarganya
Bagaimanakah kisah Rindu? yukkk.... kepoin karya terbaru mamak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Nyonya Karin menatap ke dua putri nya berkaca kaca, rasa di hatinya bercampur aduk, rasa bersalahnya sangat besar terhadap Rindu, dan juga tidak percaya, anak yang dia anggap adalah anak kandungnya, ternyata bukan anak kandungnya, dia merasa bodoh kenapa tidak peka dengan darah dagingnya sendiri.
"Kenapa kau sangat bar bar sekali? " kekeh Rindu kepada Rinda, sepasang anak kembar itu yang baru bertemu, tapi tampak sangat akrab, mungkin karena darah mereka yang sama, dan terlahir dari rahim yang sama, dan juga tumbuh dan lahir di waktu yang sama, mungkin itu yang membuat mereka cepat akrab.
"Hmmm.... Bagaimana lagi, aku tidak ingin ada orang yang bisa menindas ku, aku nggak ingin lemah, ini juga ajaran dari kakek tua itu." bisik Rinda terkekeh geli melihat wajah sang kakek sudah seperti serigala yang ingin menerkam mangsanya.
"Haiii.... Kemari kau! " kesal sang kakek, ingin sekali dia menjewer kuping cucu kesayangannya itu, walau sesungguhnya di dalam hati dia sangat bahagia, karena bisa melihat cucu kembarnya bisa bersatu kembali, dan bisa mengusir parasit dari rumah sang anak.
"Hahaha.... Ampun kek, aku hanya bercanda." kekeh Rinda dengan wajah tanpa dosanya, lalu memeluk sang kakek dengan sangat manja.
"Kenapa kamu hanya melihat kakek di situ, apa kamu nggak mau peluk kakek? " ujar tuan Alex menatap Rindu.
"Apa boleh? " Rindu balik bertanya.
"Tentu saja boleh, kakek sudah sangat merindukan kamu." ujar tuan Alex merentang kan tangannya.
Tanpa banyak pikir lagi, Rindu lansung menubruk laki laki tuan itu. " Kakek... Hiks...." pecah sudah datangi Rindu di dalam pelukan tuan Alex dan juga Rinda sang kembaran.
"Kenapa menangis hmmm...? " tanya tuan Alex dengan lembut.
"Aku rindu sama kakek, selama ini aku hanya mendengarkan cerita kakek dari nenek, kata nenek kakek sangat menyanyangi kami berdua, tapi aku ragu, karena perlakuan mereka pada ku, aku pikir kakek akan sama seperti mereka, ternyata aku salah, demi melindungi aku dan Rinda, kakek rela di nyatakan meninggal, dan rela berpisah sama nenek hingga ajal menjemput nenek, kalian benar benar berpisah karena kami." lirih Rindu tersedu sedu.
Tuan Alex mengusap punggung cucu kesayangannya itu.
"Kamu tidak salah sayang, yang salah orang orang yang berniat jahat sama keluarga kita, kakek memang tidak bisa berasa di dekat kalian, tapi kakek memantau kalian dari jauh, oh... Iya, sebenarnya kakek dan nenek tidak benar benar berpisah, kami sering berkomunikasi, bahkan kakek sering menemui nenek, cuma kami sembunyi sembunyi dari kalian, takut ketahuan sama orang orang jahat itu." ujar tuan Alex.
"Haaa.... Jadi kakek sama nenek sering bertemu, dan nenek bilang mau ada acara sama teman temannya itu hanya alibi saja, padahal kalian melakukan pertemuan bertiga, huuu.... Sungguh tega." sewot Rindu mengerucutkan bibirnya.
"Maaf sayang, kita harus menjalankan misi sampai tuntas, sampai kalian juga sudah kuat dan tidak mudah di tindas, makanya kami baru keluar dan menampakan diri, karena lawan kita bukan lah orang yang mudah di tebak, dia pintar memanipulasi, dan mudah mengecoh musuhnya seperti kecelakaan kakek dan seperti kamu yang di jauhi oleh keluarga mu." ujar tuan Alex.
Rindu mengangguk tanda mengerti.
"Sekarang kakek dan Rinda nggak akan pergi lagikan? " tanya Rindu penuh harap.
"Menurut kamu enaknya gimana? " ujar tuan Alex menggoda sang cucu yang terlihat mulai sendu.
"Jangan dong, kakek di sini aja sama Rindu, aku kesepian kek, sejak nenek nggak ada dan mas Karen kuliah keluar negeri, aku sendirian, nggak ada yang perduli sama aku." ucap Rindu berkaca kaca.
Keluarganya yang lain hanya berdiri mematung, menatap Rindu dengan perasaan yang sangat bersalah, andai waktu bisa di ulang, tidak ingin rasanya mereka melakukan kesalahan seperti ini.
"Rindu, maafkan mama nak, maaf." ucap nyonya Karin berlutut di hadapan Rindu.
Rindu terkejut, lalu menjauh dari sang mama, sungguh dia kaget dan merasa tidak enak hati, tidak pantas seorang ibu berlutut di hadapan sang anak.
"Mama, apa yang mama lakukan? " panik Rindu.
"Tolong maafkan mama nak, mama banyak salah sama kamu, mama bodoh tidak mencari tau dulu kebenaran yang di ucapkan Rinda palsu, malah menurut saja saat dia menghasut kami." lirih nyonya Karin merasa bersalah.
"Ma, tolong berdiri, ini tidak baik." mohon Rindu menarik tangan sang mama dengan lembut.
"Beri maaf mama dulu, baru mama berdiri." ujar nyonya Karin dengan wajah sendunya.
"Aku sudah memaafkan mama jauh sebelum mama minta maaf sama aku." ucap Rindu lembut.
"Beneran kamu memaafkan mama? " ucap nyonya Karin berbinar.
Rindu menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Terimakasih nak, terimakasih." ucap nyonya Karin berdiri lalu memeluk Rindu dengan perasaan yang sulit di artikan.
"Maaf kan papa juga Rin, papa terlalu mudah untuk di manfaatkan." ucap tuan Baskoro lemah.
Tuan Alex memutar mata malas, minat sang putri yang memohon maaf kepada sang cucu.
"Nggak sekalian guling guling, biar cepat di maaf kan? " sinis tuan Alex.
Tuan Baskoro menatap kesal kepada sang papa, dari dulu dia selalu suka beradu debat dengan sang ayah, tuan Baskoro pikir, setelah ayahnya menghilang lama, sifat ngeselinnya akan hilang, tapi malah menjadi jadi.
"Apa melotot melotot, minta di colok itu mata." ketus tuan Alex.
Tuan Baskoro hanya bisa menahan kesal dalam hati, ingin membalas ucapan sang ayah, namun takut anaknya semakin marah kepadanya, dan tidak mau memaafkan dirinya.
*Astaga, kenapa pria tua itu semakin mengesalkan sih.* gumam tuan Baskoro dalam hati.
"nggak usah mengumpat ku dalam hati." ketus tuan Alex.
"Astaga, papa cenayang ya, bisa membaca pikiran orang. " keluh tuan Baskoro putus asa.
Tuan Alex hanya mendengus kesal dan memalingkan wajahnya.
Karen yang melihat mertuanya di buat mati kutu dan frustasi oleh laki laki yang mengaku aku kakek istrinya itu, mati matian menggigit bibir agar tawanya tidak lepas.
"Klau mau kamu may ketawa, ketawa aja, nggak usah di tahan tahan, nanti yang keluar kentut. " oceh tuan Alex menatap ke arah Karen.
Karen sempat kaget, namun tidak bisa lagi menahan tawanya, dia lansung menyemburkan tawa saat itu juga.
"Maaf, aku sudah tidak sanggup lagi menahan tawa ku, hahahaha...." ucap Karen lalu tertawa terbahak bahak sambil memegang perutnya.
Tuan Baskoro menatap kesal ke arah sang menantu yang tertawa terbahak bahak itu, berani beraninya menantunya itu menertawakan penderitaannya.
"Nggak usah mengumpat menantu mu." cetus tuan Alex.
"Pa." ucap tuan Baskoro memelas.
"Apa! nggak usah sok imut, emang situ oke." cibir tuan Alex.
"Astaga, pria tua ini." keluh tuan Baskoro frustasi.
Bersambung....
Haii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
tanda2nya rindu hamil itu