Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Mengatakan Kebenaran pada Frans
Anna dan Frans sudah kembali ke rumah kontrakan Frans. Tadinya Frans mau antar Anna pulang tapi, dia bilang supirnya akan menjemputnya jam 5 sore di rumah Frans.
"Mas, tidak menawarkan aku minum?" tanya Anna setelah Frans melepaskan helm dari kepala Anna.
Frans melihat ke jam tangan yang ada di pergelangan tangannya.
'Masih jam 4' batin Frans yang memang surat diberitahu oleh Anna, kalau supirnya akan datang jam 5.
"Baiklah, masuklah Anna"
Anna tersenyum senang. Dia bahkan segera bergegas ke arah pintu sebelum Frans. Frans yang sudah meletakkan motornya di garasi samping, segera mendekat ke arah pintu.
Ceklek
"Mas, aku mau ke toilet!" kata Anna yang segwra berlari ke arah toilet.
Dia sudah pernah kemari, dia tahu dimana letak toiletnya.
Frans segera mencuci tangan dan wajahnya, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Anna.
"Mas, kamu lapar tidak? aku lapar!" kata Anna dengan mimik wajah manja di depan Frans.
"Baiklah, aku akan membuatkan sesuatu!" kata Frans melihat apa yang ada di lemari pendinginnya.
Anna mengangguk dengan cepat.
Frans mengambil beberapa sayuran dan ikan yang ada di kulkasnya.
"Aku akan buat ikan goreng asam manis!" kata Frans.
Anna mengangguk cepat. Dia bahkan mendekat ke arah Frans untuk melihat cara Frans membuat masakan itu.
"Jadi, hutangmu pada Lukas karena sudah membuat ayahnya tidak di perbolehkan berjualan di kantin kampus lagi?" tanya Frans sambil membersihkan semua sayuran.
"Iya mas. Aku tidak tahu kalau sampai seperti itu, untung Kanaya memberitahuku. Gina sengaja menjebak ayahnya Lukas. Hanya karena dia memberikan bunga padaku saat valentine"
Tuk
Frans yang memotong bawang bombai, mendadak menghentikan gerakannya.
Anna yang menyadari hal itu menoleh sekilas dan tersenyum.
'Katanya tidak perduli, tapi dia cemburu kan? mendengar Lukas memberi bunga padaku!' batin Anna.
"Lukas juga selalu membantuku, dia sering membelikan minuman kalau..."
"Aku akan buka pintu belakang sebentar!" kata Frans yang memang rasanya tidak senang sekali mendengar Anna terus membicarakan tentang Lukas dan perhatian pria itu pada Anna.
Anna yang melihat bawang bombai yang tadi belum selesai di potong, meraih benda itu. Dia melihat bagaimana tadi Frans melakukannya. Anna pun iseng saja memotongnya.
"Aduh"
"Anna"
Frans yang mendengar Anna mengaduh, segera berlari ke arah Anna.
"Jariku" kata Anna dengan mata berkaca-kaca.
Frans refleks saja memasukkan jari Anna ke mulutnya. Niatnya agar jarinya tidak perih dan darah yang keluar karena irisan kecil itu berhenti.
Anna menaikkan bahunya, dan satu tangannya mencengkram erat lengan Frans. Anna mendesis pelan, dan menatap Frans yang terlihat begitu khawatir padanya. Beberapa detik mereka saling pandang, Frans tampak menyadari apa yang telah dia lakukan. Dan segera melepaskan tangan Anna.
"Aku akan ambil kotak obat!" kata Frans yang terburu-buru masuk ke kamarnya. Karena kotak obatnya ada di sana.
"Sakit" kata Anna yang memang tidak pernah terlalu.
Frans meminta Anna duduk di salah satu kursi dekat meja makan. Lalu mengobati jari Anna yang terkena sedikit pisau itu.
"Jangan lakukan itu lagi, biar aku saja yang memasak!" kata Frans sambil membalut jari Anna dengan plester.
Anna tersenyum.
"Baiklah, mulai sekarang aku hanya akan duduk manis dan makan masakan mas Frans" kata Anna penuh semangat.
Frans memperlihatkan sedikit lesung pipinya. Jangan hanya seperti apa perasaan Frans pada wanita muda di depannya itu.
"Seumur hidupku!"
Deg
Kata-kata Anna yang terakhir, membuat Frans menoleh ke atas wanita yang tengah menatapnya dengan tersenyum itu.
"Anna, saat ini kamu lupa pada Ferdi. Makanya kamu bicara seperti ini..."
Anna menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak mas, aku berbohong!"
Frans cukup terkejut mendengar pengakuan Anna.
"Berbohong? tentang apa?" tanya Frans.
"Tentang aku lupa pada Ferdi, aku hanya tidak ingin bersikap seperti sepasang kekasih lagi dengannya" jujur Anna.
Frans melepaskan tangan Anna.
"Kamu..."
"Aku hanya mencintai mas Frans, aku tahu yang menyelamatkan aku di kolam itu bukan Ferdi tapi mas Frans"
"Apa karena itu kamu jadi tidak suka Ferdi?" tanya Frans.
Anna menggelengkan kepalanya. Anna menundukkan pandangannya sebelum dia pada akhirnya kembali menatap Frans.
"Aku benci dia, karena dia mengkhianati aku mas" mata Anna merah ketika dia mengatakan kalimat itu.
"Berkhianat? dia sangat mencintai kamu Anna"
Anna kembali menggelengkan kepalanya.
"Tidak mas, dia tidak benar-benar mencintaiku. Dia menghamili Gina!"
Jegerr
Frans terkejut bukan main. Frans tidak menyangka sama sekali hal itu.
"Ferdi..."
Anna meraih tangan Ferdi. Tapi aku mengejarmu bukan karena ingin balas dendam pada Ferdi. Aku benar-benar suka padamu mas. Ferdi banyak berbohong tentang mu, aku bukan mau mengadu domba kalian. Tapi dia membuatku berprasangka buruk tentangmu. Belakangan aku baru tahu, mas juga suka padaku kan?" tanya Anna menatap mata Frans.
Frans yang masih terkejut, dengan semua yang dikatakan Anna masih terdiam.
"Anna, apa menurutmu aku akan percaya? jika memang Gina hamil, kenapa tidak langsung putus dengan Ferdi, minta kejelasan padanya..."
"Apa menurut mas itu akan berhasil. Bukankah jika aku putus dengan Ferdi, lalu dia menikah dengan Gina. Apa semua sepadan dengan pengkhianatan mereka selama ini?" tanya Anna yang pada akhirnya tak dapat membendung air matanya.
Frans tidak menyangka, adiknya akan seperti itu.
"Aku akan beri pelajaran pada Ferdi..."
"Tidak usah mas. Aku tidak akan melibatkanmu. Ayah dan ibumu pasti akan sangat kecewa padamu, kalau kamu ikut campur...."
"Tapi Anna..."
"Kamu cukup katakan kamu suka aku, masalah pengkhianatan mereka. Itu urusanku!" kata Anna yang berdiri tiba-tiba, membuat Frans yang tadinya berada cukup berjarak dengannya menjadi tidak ada jarak lagi dengan Anna.
"Anna..."
"Katakan mas menyukaiku, ayo katakan!" kata Anna semakin mendekati Frans.
"Kamu tidak terlihat seperti wanita patah hati Anna" ucap Frans pelan.
"Aku memang tidak, karena aku sudah tidak mencintai Ferdi. Di hatiku, hanya ada kamu..."
Anna meraih tangan Frans, dan meletakkannya di Dafa sebelah kiri Anna.
"Anna" Frans tersentak, tangannya gemetar dan langsung dia tarik kembali.
Anna tidak menyerah begitu saja, kakinya berjinjit. Dan mencium pria yang terlihat begitu gugup di hadapannya itu.
***
Bersambung...