NovelToon NovelToon
Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Remake.

Papa yang selama ini tidak suka dengan abdi negara karena trauma putrinya sungguh menolak keras adanya interaksi apapun karena sebagai seorang pria yang masih berstatus sebagai abdi negara tentu paham jalan pikiran abdi negara.

Perkara semakin meruncing sebab keluarga dari pihak pria tidak bisa menerima gadis yang tidak santun. Kedua belah pihak keluarga telah memiliki pilihannya masing-masing. Hingga badai menerpa dan mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang begitu menyakitkan.

Mampukah pihak keluarga saling menerima pilihan masing-masing.

KONFLIK tinggi. SKIP jika tidak sesuai dengan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Pengakuan secara dewasa.

Bang Rakit kembali datang ke kontrakan, Ayu menghubunginya karena Pandu tidak bisa tidur. Biasanya ada Oma yang menemani tapi kali ini Oma mengunjungi Dinar karena ingin juga melihat keadaan cucunya yang baru saja sehat pasca penyembuhan.

Ayu membuka pintu dan melihat Bang Rakit membawa makan malam untuknya.

"Abaaang, kenapa datang sekarang. Ayu sudah bilang nanti saja. Sekarang hujan deras sekali." Ayu langsung mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh Bang Rakit yang tidak tertutup jas hujan sementara Bang Rakit menuju kamar mandi.

"Anak sakit begini, Abang nggak tenang." Jawab Bang Rakit kemudian mengambil handuk di tangan Ayu lalu mengeringkan tubuhnya.

Bang Rakit merogoh sakunya lalu mengambil masker dan memakainya kemudian mengambil Pandu dari gendongan Ayu.

"Sini Abang sama Ayah dulu, biar Mama bisa makan."

Ayu segera menyiapkan makan malam di piring dan membuat teh hangat untuk pria yang selama ini sudah begitu baik selalu berada di sampingnya sedangkan Bang Rakit menenangkan Pandu. Baru saja beberapa saat Bang Rakit menggendongnya, si kecil Pandu sudah tertidur dalam buaiannya.

"Pandu di tidurkan saja. Minum dulu, Bang..!!" Kata Ayu.

"Kenapa baru kabari Abang kalau anak sakit begini." Tegur Bang Rakit.

"Abang masih ada tugas luar, Ayu nggak mau ganggu konsentrasi Abang. Lagipula tadi ada Oma juga. Sore tadi saja Oma pamit ke rumah Bang Rinto." Jawab Ayu.

"Memang memberi kabar apa susahnya. Ponsel Abang standby dua puluh empat jam full untuk kamu dan Pandu. Kalau anak sampai sakit begini hati saya susah, dek." Bang Rakit terus membelai lembut rambut baby Pandu. Tampak jelas rasa sayang seorang Rakit untuk Pandu meskipun anak itu bukan darah dagingnya sendiri.

Ayu menunduk merasa bersalah karena tidak menuruti perkataan Bang Rakit kemarin. Satu minggu Bang Rakit berada di desa sebelah untuk melaksanakan bakti sosial desa. Agaknya kini Bang Rakit sangat marah karena baru tau si kecil Pandu sedang sakit dan dirinya tidak memberi kabar.

"Maaf, Bang."

"Cepat makan dulu lalu segera tidur, biar saya jaga Pandu..!!" Perintahnya seakan tidak bisa di bantah.

Ayu tau pasti Bang Rakit belum sempat makan karena yang ia tau Bang Rakit baru sekitar empat puluh menit yang lalu tiba dari penugasan.

Tidak banyak bicara, Ayu segera menyendok nasi kemudian menyuapi Bang Rakit.

"Kamu makan saja, dek..!!" Kata Bang Rakit.

"Nasinya terlalu banyak, Abang tau sendiri porsi makan Ayu seberapa. Sayang nasinya." Kata Ayu membuka masker wajah Bang Rakit lalu menyodorkan nasi di depan bibirnya.

Sejenak Bang Rakit menatap mata Ayu. "Makan sama-sama..!!" Jawabnya.

Ayu mengangguk dan akhirnya mereka berdua makan bersama hingga nasi di piring habis bersih.

Baru saja selesai makan, Bang Rakit terduduk kasar. Ayu terkejut dan panik lalu mengambil baby Pandu dari gendongannya yang terasa begitu erat.

"Abaaang, kenapa???" Ayu menyentuh kening Bang Rakit dan ternyata pria itu sedang demam. Mungkin karena kelelahan.

"Nggak apa-apa." Bang Rakit hendak menggendong baby Pandu lagi tapi Ayu segera menidurkan si kecil dalam box bayinya.

Bang Rakit memejamkan matanya sejenak. Ayu segera mengambilkan obat dan memberikannya pada pria tersebut.

Perlahan Ayu membantu membuka kancing pakaian seragam loreng Bang Rakit. Ia baru menyadari Bang Rakit belum sempat melepas pakaiannya, biasanya Bang Rakit yang paling cerewet soal kebersihan.

"Ayu buka ikat pinggangnya ya, Bang..!!" Ujar Ayu meminta ijin.

Bang Rakit mengangguk, memang tubuhnya begitu lelah usai satu minggu full melaksanakan dinas luar.

"Susah, Bang..!!" Kata Ayu.

Ucap Ayu nampaknya menimbulkan reaksi yang lain bagi Bang Rakit. Ia tersenyum tipis meskipun matanya terpejam.

"Belajar laaah..!!"

Ayu paham arah pembicaraan Bang Rakit. Ia berusaha menjauh tapi Bang Rakit menarik tangannya hingga posisi mereka berdua kini setengah berpelukan.

Bang Rakit membuka matanya. Ia menatap kedua manik mata Ayu dengan lekat. "Apa kamu ingin kita seperti ini terus?? Benarkah tidak ada sedikit pun rasa untuk Abang??"

Ayu kembali menarik diri, ia tidak ingin lagi kecewa untuk kedua kalinya namun bukan hal mudah lepas dari dekapan Bang Rakit.

"Kamu dan saya bukan anak-anak lagi. Tidak satu atau dua kali kita di hadapkan dalam keadaan seperti ini. Saya sadar dan sangat sadar untuk tidak berbuat macam-macam, tapi saya manusia biasa. Tidak selamanya saya bisa menahan diri. Tanggapi segala keadaan secara dewasa, jika saya khilaf.. selesai lah kita berdua. Kita nikah saja, ya..!!" Ajak Bang Rakit kembali membujuk Ayu. Ia mendekatkan wajahnya pada bibir Ayu. Nafasnya mulai memburu.

Ayu menghindar, saat ini dirinya ia sungguh takut berhadapan dengan Bang Rakit. Ia tau iman Bang Rakit sudah mulai goyah. Tangannya mulai bergerak nakal meskipun akhirnya Bang Rakit menarik kembali tangannya.

"Kamu akan kecewa kalau saya kurang ajar sama kamu." Imbuh Bang Rakit sekuatnya menahan diri.

"Ayu bukan lagi perawan, Ayu ini janda. Janda dari sahabat Abang sendiri. Carilah wanita yang setara, yang sholehah, yang tidak akan mempermalukan Abang karena masa lalunya." Jawab Ayu mulai menitikkan air mata.

Bang Rakit menarik Ayu bersandar pada dada bidangnya. "Memangnya kenapa kalau janda?? Janda sudah jelas statusnya, apakah ada jaminan gadis di luar sana tidak 'janda'??? Arah pembicaraanmu kemana?? Apakah semua laki-laki ingin menikah hanya terfokus pada sela paha??"

Ayu terdiam, dirinya masih terbelenggu oleh rasa takutnya. Bang Rakit mengangkat dagu Ayu hingga kini mereka kembali saling menatap.

"Kita pengajuan nikah besok pagi..!! Saya sudah nggak kuat..!! Kalau keceplosan adiknya Pandu, bagaimana??" Ujar lirih Bang Rakit kemudian mengecup lembut bibir Ayu untuk pertama kalinya.

"Abang maksa??"

Bang Rakit mematikan lampu di meja ruang tamu. Hujan semakin deras menambah dinginnya suasana yang semakin malam. "Iya."

"Ayu nggak mau, Bang..!!!" Ayu bangkit dari dekapan Bang Rakit.

"Ccckkk.. nggak mau nikah atau nggak mau 'di gas'????" Bang Rakit semakin stress merasakan setiap penolakan Ayu.

"Nikah."

"Berarti maunya di gas???" Tanya Bang Rakit.

"Nggak mau di gas." Jawab Ayu malas.

"Oohh.. berarti besok jadi nikah, donk..!!" Balas Bang Rakit tidak mau mendengar apapun.

"Nggak dua-duanya, Abaaaang..!! Ayu............." Ayu pun terbawa kesal menanggapi Bang Rakit.

Belum sempat Ayu melanjutkan omelannya, Bang Rakit sudah menyambar bibir Ayu. Ayu pun sampai gelagapan menangani kelakuan Pak Danton, bergerak pun tidak bisa.

Sejenak Bang Rakit memberi nafas untuk Ayu.

"Ini dosa Bang."

"Saya tau, percaya sama saya......" Bang Rakit sudah tidak sanggup menjelaskan apapun. Detik semakin berganti, Bang Rakit pun sudah semakin tidak mampu menguasai diri.

"Nggak mau, Ayu nggak mau buat dosaaa..!!" Teriak Ayu terus menolak dan mendorong Bang Rakit.

.

.

.

.

1
Atip Suryana
🤣🤣🤣🤣 sabarr ya abwanggg
Nabil abshor
mauuu dong,,,, bagi² ye nnti,,,,
dyah EkaPratiwi
penyayang sekali bang rinto
dyah EkaPratiwi
gantung kak please
cipa
ijin Danton, malam tadi pada mabok daging kurban,,, 🤭

wes wes ruwet kalo pd diem, mengedepankan ego masing²
Atip Suryana: 😂😂😂😂 ampunn cipaa
total 1 replies
Murni Zain
Riyani terlalu egois dn keras kepala.. jangan hanya menyalahkan Rewas.. dia sendiri jg salah.. kenapa engga mikir pas berbuat.
Ayu FazRina Satiasari
ada tokoh baruuuu
dyah EkaPratiwi
please up LG kak
putri
😌😌😌😌
Nurhayati Nia
siapa lagii niii??
Nurhayati Nia
aduhhh abang joooo kamu mah aya "aee😅😅😅
Nabil abshor
siapa ini,,,,,,?????
putri
😅🤣🤣🤣
dyah EkaPratiwi
wah wah siapa lagi ini
dyah EkaPratiwi
semangat bang johan
Nabil abshor
johan,,,,, kasiannya kamu,,,,,
putri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
putri
🤣🤣🤣🤣🤣
putri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
putri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!