NovelToon NovelToon
VR Immortal: Sekteku Aturanku

VR Immortal: Sekteku Aturanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dwalkii

Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.

Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.

System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.

Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".

Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...

Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Untuk Pulang

Langit sore mewarnai Sekte Yuandao dengan cahaya merah tembaga. Angin berembus pelan di antara bangunan-bangunan sederhana—hanya ada aula utama, kamar murid, perpustakaan, dan pasar kecil yang dibangun para pemain. Tak megah, tapi bagi sebagian besar dari mereka... tempat ini sudah terasa seperti rumah.

Dari kejauhan, suara langkah kaki mulai terdengar—tidak seragam, tidak gagah, tapi nyata. Diikuti derap kaki para pemain yang berjalan cepat, rombongan korban pengungsi tiba di depan gerbang utama sekte.

Sebagian besar dari mereka sudah mengenakan pakaian linen bersih yang diberikan Han, tapi tubuh-tubuh itu masih terlihat lelah. Beberapa anak tertidur digendong, sebagian orang tua dipapah oleh para pemain.

Yue Lian berdiri di depan gerbang sekte dengan tangan terlipat di balik lengan bajunya. Tatapannya tajam, tapi tidak angkuh lebih pada... bingung. Heran.

Ia menyapu pandangannya ke barisan korban, lalu ke para pemain di belakang mereka.

“...Berapa banyak orang yang kalian bawa?” gumamnya, nyaris bicara pada dirinya sendiri

Han Wuqing melangkah ke depan barisan. Tubuhnya tegak seperti biasa, namun wajahnya menyiratkan kelelahan yang tak ia ucapkan.

“Cukup banyak untuk membutuhkan tempat baru,” ucapnya datar.

Setelah itu, Han Wuqing memberi perintah pada LaoZhen di sampingnya.

“LaoZhen, bawa rombonganmu ke sisi barat sekte. Kalian boleh membangun pemukiman di sana. Para muridku akan membantu, dan aku akan memasang formasi penghalang untuk mengusir spirit beast dan yang lebih lemah. Di daerah pinggiran Seribu Gunung, itu sudah cukup.”

Mendengar itu, LaoZhen langsung berlutut dengan wajah haru. Ketua Han bukan hanya menyelamatkan mereka, tapi juga memberi tempat tinggal, menyuruh murid-muridnya membantu, bahkan memasang formasi pelindung.

Sepanjang hidupnya, LaoZhen belum pernah bertemu kultivator sebaik ini. Bagi para mortal seperti dirinya, kultivator baik yang mengaku aliran baik atau jahat biasanya sama saja: sombong dan suka menindas.

Saat LaoZhen hendak bersujud, Han Wuqing segera mengangkat tangan menghentikannya.

“Tak perlu bersujud. Tunjukkan rasa hormat dengan cara ini.”

Han Wuqing mengangkat tangannya ke depan dada. Tangan kiri mengepal, lalu ditutupi telapak tangan kanan, membentuk salam formal kaum kultivator.

“Kepalkan tangan kiri sebagai lambang kekuatan, lindungi dengan tangan kanan sebagai lambang pengendalian. Angkat ke dada dan tundukkan sedikit kepala. Itulah cara menghormati tanpa merendahkan diri.”

LaoZhen sempat bingung, tapi segera mengikuti, matanya basah oleh air mata.

Setelah selesai dengan LaoZhen, Han mengangkat tangannya ke udara membuka toko sistem, membeli keperluan awal, membeli 25 unit Tenda Qi-Gaya Lama, tipe keliling-sekte yang biasanya dipakai murid luar saat bertugas jauh dari markas. Tenda itu berbahan linen kasar bercampur serat qi, ditopang oleh empat tiang kayu spiritual yang bisa dipasang tanpa paku.

[Kit dapur sederhana x5] muncul satu per satu: tungku tanah liat kecil, beberapa panci besi sederhana, dan kotak kayu berisi bahan-bahan dasar—beras kering spiritual, jamur merah, kacang wuheng, dan kacang hitam yang masih keras seperti batu.

“Para murid!” seru Han Wuqing, suara nya tenang tapi penuh tekanan. Ia melanjutkan, “Bantu para mortal membangun tenda, siapkan dapur umum, dan penuhi kebutuhan dasar lainnya. Lakukan dengan tertib.”

Setelah nya Han merilis misi.

[DING! Misi Darurat Dirilis!]

Judul: Penanganan Korban – Fase 1: Tenda dan Logistik

Deskripsi: Sekte Yuandao menerima pengungsi. Tugas kalian adalah membantu mereka.

Bangun tenda darurat (0/25)

Para Mortal butuh air

Dirikan dapur umum

Berikan makanan atau bantuan langsung.

Seketika teriakan para pemain bergema di sekte.

“Oh yeah! Dapat Exp tanpa perlu membunuh beast!!”

“Aku yang mengurus tenda nya! Yang pernah main game survival ikut aku!”

[AshenVale]: “Soalnya di sekte cuma ada NPC Ketua Sekte dan Kakak Yue yang jarang ngasih misi. Jadi wajar kalau pemain yang kurang jago bertarung senang ada tugas begini.”

Para pengungsi terlihat bingung, tidak mengerti kenapa para kultivator ini tiba-tiba begitu bersemangat membantu mereka.

“Kau benar-benar membiarkan para murid mu... jadi pekerja sosial begini?”

Han tidak menjawab segera. Ia menyapu pandangan ke kerumunan yang mulai sibuk—ada yang menarik tali tenda, ada yang langsung pergi mengambil air di sungai, dan bersiap memasak. Lalu ia menoleh sedikit ke arah Yue, cukup agar kata-katanya sampai padanya.

“Inilah cara para murid ku berkultivasi.”

Yue yang mendengarnya nya menunjukan ekspresi bingung.

Ia membuka panel sistem di udara, jari telunjuknya hanya menunjuk satu ikon berbentuk stempel merah.

“Karma Seal System-ku mencatat semuanya. Setiap tindakan—dari sekadar memapah orang tua sampai mendirikan tenda—akan dinilai. Bukan aku yang memberi hadiah. Sistem yang melihat... dan menimbang.” gumamnya sendiri.

Ia menutup panelnya lagi.

“Itu adil. Karena tak ada yang bisa membeli karma. Hanya bisa membuktikannya. Sungguh berkultivasi yang nyaman”

Tenda demi tenda mulai berdiri di sisi barat sekte sekelompok pemain membentangkan tiang dan menarik tali ke tanah, menciptakan rangka tenda yang kokoh meski terlihat sederhana. Seorang pemain bertubuh besar mengayunkan palu kecil, menancapkan pasak kayu ke tanah. Di sampingnya, seorang kakek berambut putih membantu menahan tali sambil tertawa pelan, senyum tak lepas dari wajahnya.

“Ayo, Pak Tua, pegang talinya. Aku yang urus bagian memalunya,” ujar si pemain sambil menyeringai, nada suaranya ringan.

“Heh… kau ini tangguh dan bersemangat, tapi sopan. Jarang anak muda seperti itu sekarang.”

Suasana hangat itu menyatu dengan denting pasak. Mengalun lembut di udara sore yang mulai sejuk.

Di dapur umum, api dari tungku mulai menyala. Udara terasa hangat, dan asap tipis mulai naik dari panci besar, menyebarkan aroma kaldu akar dan kacang wuheng yang hampir empuk.

Seorang wanita paruh baya berdiri di depan panci, tangannya cekatan mengaduk bubur spiritual. Ia melirik ke dua pemain perempuan yang membantu di dekatnya.

Yang satu sedang memotong jamur merah dengan hati-hati. Yang satunya lagi mencuci kacang hitam spiritual, lalu terkekeh kecil saat air cipratannya mengenai lengan bajunya. Wanita paruh baya itu ikut tersenyum, dan untuk sesaat, suasana dapur terasa ringan dan akrab.

Tak jauh dari sana dua pemain pergi mengambil air di sungai.

Sementara itu, di tengah lapangan, beberapa pemain membuat barikade kecil dari batu dan kayu mati—bukan untuk bertahan, tapi sebagai pagar simbolis, membagi wilayah sekte dan pemukiman sementara. Di balik pagar itu, anak-anak mulai berlarian pelan, satu dua mulai tertawa, pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama.

Dan setiap kali sistem mencatat sesuatu, suara kecil berbunyi:

[DING! +6 EXP – Menyiapkan makanan untuk lima orang]

[DING! +9 Poin Kontribusi – Menopang tenda bersama korban]

[DING! +4 EXP – Membuat seorang anak tertawa]

Han Wuqing hanya berdiri di sisi utara lapangan, tak banyak bergerak. Ia memperhatikan dari jauh, seperti menilai... atau mungkin hanya menyaksikan.

Yue Lian mendekatinya pelan.

“…Mereka bukan prajurit. Dan para pengungsi ini… bukan rakyat sektemu. Tapi lihat mereka.”

Han tidak menjawab segera. Angin senja menyapu ujung jubahnya.

“Setiap sekte besar dibangun bukan karena temboknya,” katanya akhirnya. “Tapi karena ada yang mau berdiri bersama saling menampung.”

Yue menghela napas pelan. Ia menatap seorang anak kecil yang memeluk kaki pemain sambil tertawa. Di sisi lain, dua pemain muda sibuk mengikat tali tenda yang tersangkut, berusaha tanpa putus asa.

“Jadi... kita ini sekte macam apa, Wuqing?”

Han memandangnya sebentar.

“Lihat saja nanti,” sahutnya pelan. “Tapi malam ini, setidaknya kita jadi atap.”

1
iqbal nasution
good
Dwalkii
yap😌, dengan kata lain di banned
Filan
ga bisa revive?
Filan
di luar kelihatan cool tapi di dalam hatinya pastinya nggak.
Filan: itu dia. pasti udah kesal 😤
Dwalkii: pastinya kesal😆🤣
total 2 replies
Filan
mutualisme-lah. tumbuh bersama.
JustError
ramaikan🔥🔥🔥🔥
Filan
keren sih... kayaknya pusing bikinnya.
Dwalkii: Banget, Kak 🫠 Rasanya kayak lagi nyusun sistem game MMO dari awal ribetnya minta ampun. Menurutku, bagian paling susah tuh justru di awal-awal, pas harus nentuin dunia, aturan, sama vibe ceritanya. Tapi begitu udah masuk bab-bab tengah, nulisnya jauh lebih ngalir dan seru
total 1 replies
Filan
di duniamu juga gabungan klasik dan modern tapi dunia game.
LordGu
Ceritanya menarik/Good/
Filan
padahal baru dibikin /Facepalm/
Filan
aneh
Filan
gimana dia bisa ngirim peralatan VR, emang ada admin di bumi?
Dwalkii: kalau itu... masih Suspended Mystery
kak😅, tapi nanti aku akan tulis penjelasan nya agar nanti tidak menjadi plot hole, hehe
total 1 replies
Filan
kasih ilustrasi di sini
Filan
ini percakapan di GC kan? makanya ada emot?
kamu harus pakai nick name trus : kalau percakapan GC. atau atasnya nickname bawahnya percakapan.
Filan
Iya emang. ada juga cerita di buminya.

Cuma itu MC jadi admin atau jadi NPC yang mengakali sistem?
Filan
biar menarik perhatian player...
ntar rekrut player kan?
JustError
mantap
Dwalkii
Ah... maksudnya kesadaran pemain,Em🤔kan Realitydive, jadi seperti SAO? kakak tau? yah, tapi aku merasa kata kata jiwa itu agak membingungkan juga, jadi akan ku langsung revisi dan ganti dengan kata kata yang mudah dimengerti, makasih kak untuk koreksi nya/Pray/
Filan
jadi ingat sama suatu manhua.

nanti roh-roh dari bumi itu player bukan?
Filan: sebenarnya bukan. karena tema cina klasik, jadi kupikir mirip... apa lupa lagi tp dia player yg masuk dunia game dan menjadi npc tapi punya sistem. jadi ketua klan dan merekrut murid-murid dari player.
Cuma murid utama ttp dari dunia itu. dia emang punya sistem yg mengembangkan sekte dan meninjau perkembangan murid seperti certamu.
Dwalkii: betul /Proud/pasti maksud kak filan manhua This game Is too Realistic kan? yang bertema post-apocalyptic, tapi aku dunia kultivasi, ehehe 😅, copas Banget ya
total 2 replies
Filan
jiwanya udah dewasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!