NovelToon NovelToon
Wanita Cantik Tuan Muda Dingin

Wanita Cantik Tuan Muda Dingin

Status: tamat
Genre:CEO / Anak Kembar / Wanita Karir / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:14.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asti Amanda

Cerita ini adalah lanjutan dari novel ~MIRA~

_____

Enam tahun telah berlalu di mana kejadian aksi bunuh diri Mira belum bisa dilupakan oleh Raka Alendra. Pria muda tampan yang memiliki kelebihan dapat mendengar isi pikiran orang lain.

Dengan kemampuannya itu ia dapat membangun perusahaan terbesar serta perusahaan lainnya. Seorang Presdir termuda di Perusahaan Welfin di kota Byusan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan Sovia indriani, wanita yang baru tiba dari luar negri sekaligus seorang single mom yang memiliki rupa yang sama dengan Mira dan memiliki seoarang Putra yang bernama Deva. Sovia bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan Welfin.

Tiba-tiba saja seorang wanita lain hadir dan memiliki wajah yang juga mirip dengan Mira. Wanita itu mencoba untuk mengambil perhatiaan Raka. Namun karena gadis kecil yang bernama Dean, Putri kecil dari Raka mencoba untuk menyingkirkan wanita tersebut, karena tak ingin Ayahnya terjebak akan rencana jahatnya.

Begitupun dengan bocah yang bernama Deva, ia mencoba membantu Dean untuk mempersatukan Ibunya dengan Ayah Dean. Dan ternyata kedua bocah itu adalah saudara kembar yang artinya Sovia dan Raka adalah orangtua kandung mereka.

Lalu bagaimana semua itu terungkap?

Yuk kita baca sampai selesai:)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Tangisan

Tengah malam ini terasa sunyi mencekam, hembusan angin yang masuk ke dalam kamar Deva membuatnya terganggu. Terdengar perlahan suara tangisan membuatnya merinding hingga ia terbangun dari tidurnya, ia menoleh ke sana sini mencari arah sumber suara tangisan itu.

"Hikss ... hiks ... " Suara itu semakin jelas. Deva nampak mulai ketakutan bercampur penasaran.

"Siapa itu?"

Tapi tak ada yang menjawaban.

"Hikss ... hikss ..."

Suara itu semakin mendekat. Terdengar detak jantung Deva semakin cepat diiringi tangisan yang dekat dengannya.

"Hei! Jangan menakutiku seperti ini, keluarlah!" Deva berteriak pelan, hawa dingin semakin menusuk kulitnya membuatnya merasa deg-degan.

"Hikss ... hiks ..." Suara itu kini perlahan terdengar dibalik pintu, tatapan Deva langsung tertuju ke arah pintu kamarnya. Lampu kini mulai berkedap kedip sesekali membuatnya takut.

Krek!

Pintu seketika terbuka perlahan dan semakin terbuka lebar, sorotan mata Deva langsung tertuju di sana. Tak ada siapa pun yang masuk namun tangisan itu mulai terdengar lagi sangat sungguh sangat dekat dengannya.

Brakk!

Pintu seketika tertutup kembali dengan cepat membuatnya sontak terkejut.

"Hikss ... hiks ..." Tangisan itu terdengar kembali bahkan kini terasa berada di dekatnya, Deva dengan rasa takut dan was was perlahan menengok ke sampingnya lalu seketika.

"Deg!"

"Aaaaaa! Hantu jelekk!"

Deva berteriak pelan membuat sosok di sampingnya langsung berbalik dengan wajah di tutupi rambut, kepalanya dimiringkan menatap Deva dengan wajah kesal bercampur geram mendengar ucapan Bocah kecil itu.

"Sialan!" Suara itu nampak jelas sekali bahkan Deva dapat mengenalinya.

"Putri?" Deva mulai bertanya sambil mencoba melihat jelas wajahnya.

"Ya! kenapa?" Dengan suara nada marah. Ternyata itu Putri sedang menangis entah kenapa ia bisa seperti itu, dengan wajah pucatnya sungguh ia terlihat menyedihkan.

"Apa? Marah? Seharusnya aku yang marah padamu?" Deva berbicara sambil berdiri kesal dengan amarahnya.

"Sama aku?! Hikss ... seharusnya kamu menghiburku bukan membentakku, apa kamu tak kasihan denganku, tak mau bertanya apa yang terjadi padaku?" Putri berbicara tak henti-hentinya.

"Kamu seharusnya tak datang seperti ini memberikan suasana menakutkan, itu bisa saja membuatku terkena serangan jantung lagian aku tak mau seperti dirimu, hmph!" Deva berpaling menyilangkan tangannya, meski ia terlihat marah namun wajahnya masih saja menggemaskan.

"Aku tak peduli!!" Putri tak mau kalah.

"Ya terus?! Aku harus peduli juga!" Deva ikut tak mau kalah.

"Hikss ... kenapa kamu jahat sama aku, aku di dunia ini tidak memiliki apa pun, apa kamu tak tega melihatku seperti ini." Dengan mata berbinar, Putri merayu Deva agar bisa tenang sedikit.

"Maaf ... habisnya ini juga karena kamu. Ya sudah jangan menangis begitu, kamu harus tau jika seperti ini kamu terlihat jelek sekali." Deva mulai duduk kembali di dekat Putri.

Putri yang mendengar kata terakhir dari bocah disampingnya terpaksa menahan emosinya karena percuma saja berdebat dengannya, ia selalu saja di pandang jelek dimatanya.

"Sebenarnya kamu dari mana? Kenapa datang dengan seperti ini, sungguh terlihat menyedihkan sekali." Itulah yang di ucapkan Deva namun Putri sabar mendengarnya.

Dia ingin sekali memaki bocah itu namun percuma ia juga bisa mendengar isi hatinya.

"Kamu harus tau dari Siang tadi hingga sekarang aku dikejar hantu amat jelek." Putri mulai menjelaskan namun Deva yang mendengarnya malah tertawa geli.

"Hahaha ... Hantu amat jelek?"

"Aku serius! Tentu saja aku tak selevel dengannya jadi aku berusaha menghindarinya hingga aku tak tau jalan pulang kemari, sungguh sial aku bertemu dengannya." umpat Putri.

"Pffttt ... hahahaha ...." tawa Deva pecah sampai-sampai ia seperti ingin pipis mendengar ceritanya.

"Hem! Kenapa malah tertawa sih!" Putri menyipitkan matanya.

"Pfft ... itu sih wajar saja, lagian kalian cocok, kamu kan hantu juga, hahaha." Deva masih dengan tawanya.

"Isshh ... tidak! Dia tuh jelek, mukanya hancur dan juga dia bau banget. Terserahlah ... percuma aku curhat padamu." Putri berdiri lalu berpindah duduk merasa risih dengannya.

"Ya maaf, jangan marah begitu nanti kamu tambah jelek, hahaha ...." Kini Deva berbalik tertawa memukul mukul kasurnya. Yang tadi terasa mencekam berubah seketika menjadi seperti biasa.

Putri hanya menyipitkan matanya menghadapi ocehan dari Deva. Ia menyilangkan tangannya terlihat ia sedang lagi ngambek, tetapi Deva tak peduli sama sekali.

"Lebih baik tidur, kamu duduk cantik saja di situ jangan keluar, nanti yang ada hantu itu bisa-bisa menculikmu lagi. Pfft ... haha." Deva dengan tawa gelinya berbalik lalu masuk ke selimutnya untuk tidur, ia mulai berusaha memejamkan matanya.

Putri yang duduk masih dengan kekesalannya mulai teringat tentang Raka yang membicarakan soal Perayaan. Ia segera mendekati Deva lalu membangunnya kembali.

"Deva bangun, bangun, jangan tidur dulu." Putri berbicara di telinga Deva membuatnya merasa geli namun ia tak peduli dengannya.

"Woii ... bangun, ini soal Ibumu ... kamu tak mau mendengarnya?"

Deva yang mendengar Ibunya disebut langsung duduk menatap Putri.

"Ada apa dengan Ibuku?" Deva mulai bertanya penasaran.

"Yeee soal Ibunya saja reaksinya begitu cepat."

"Jangan banyak bicara, langsung pada intinya saja!"

"Tenang! Tenang! Tidak perlu terburu-buru."

Namun Deva sudah sangat penasaran, ia menyipitkan matanya mulai kembali kesal dengan Putri.

"Begini, tadi siang aku mencarimu, dan ternyata aku malah menemukan Ibumu di ruangan bersama Pria lain."

"Terus?" Deva semakin penasaran.

"Ibumu tertidur di sana dan lebih parahnya aku mendengar Ibumu akan di bawa pergi ke -- ke mana ya?!" Putri berusaha mengingat kembali.

"Kemana?" Deva mulai tak sabar, bahkan ia ingin memukul kepala hantu di depannya yang suka sekali bertele-tele.

"Ah! Ke perayaan besok malam tapi belum pasti juga hehe." Putri tertawa bodoh memberitahukannya kepada Deva. Deva sendiri memutar bola matanya merasa jengah.

"Kalau begitu besok aku harus pastikan, mungkin saja ada yang ingin merebut Mami dari ku." Deva memukul tangannya merasa was-was jika Ibunya direbut oleh orang lain. Putri hanya mengangguk paham.

"Ya sudahlah, aku mau tidur, kamu jauh-jauh sana jangan menggangguku." Deva kembali tidur sambil memejamkan matanya. Sekarang emosi Putri mulai memuncak.

"Sialan, jika saja kamu tidak memiliki wajah imut itu pasti sudah ku cakar cakar dari tadi, setidaknya berterima kasihlah padaku. hmph!"

Putri kembali terduduk melihat bocah itu didepannya yang sedari tadi membuatnya kesal.

"Tunggu! Tadi siang bagaimana ia bisa pulang?" Putri memikirkannya namun ia tak perlu perhatian dengan bocah itu.

...****...

...Wah, apakah yang akan terjadi jika Deva ke perayaan?...

1
Naraa 🌻
Duh peran Sovia lemah bgt sih, masa ga bisa membela diri sendiri
Aileen
mantap aq suka karya mu thor lanjut kn👍👍👍👍👍👍
Rie_za
no aku🤣🤣
Adka
semangat💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼
Adeeva Miezha
trlalu bnyak drama cerita novel nya udah kaya di sinetron
Adeeva Miezha
trlalu ribet nih novell bnyak bnget drama sinetron nya
Puput
Lumayan
Rahmawaty❣️
Widih seremm😣
Rahmawaty❣️
Hantu ini siapa ya?
Rahmawaty❣️
Trs bgaimna bisa si dean ada padamu raka??
Maaf aku blm bca season 1 soalnya . Mau bca tp males ah..kpngen lgsug bca yg ini aja🤭
Rahmawaty❣️
Tak suka tak suka.. Kya meymey 😂😂
Rahmawaty❣️
Raka sma deva pda punya indra kesepuluh😅😅
Nf@. Conan 😎
mira ntuh yg mn ya
Rosmawati/jnr
Bagus
Toniweiling Weiling
bagus, semoga sukses selalu
U. Boy
ya namanya berhadapan dengan orang yang disukai🤣
Kafadzar: hai ka, maaf 🙏numpang promo novelku,judulnya " kisa mistis saat tinggal dirumah panggung" jika berkenan silahkan mampir😊. terimah kasih.
total 1 replies
U. Boy
ck,pinter banget ni anak
U. Boy
kuy kuy,raka cuma punya mami mu dean
U. Boy
waduh ngakak🤣
U. Boy
wah sama tuh kesukaan ku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!