NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:74.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan Dadakan

Setelah mendapat telepon dari Desi, Elina bergegas meninggalkan ruangannya. Gerald yang baru keluar dari ruangannya cukup heran melihat wanita itu begitu terburu-buru. Elina keluar dari kantor setengah berlari. Dia harus menemui Desi dan mengubah keputusannya. Tanpa kesaksian Desi, akan sulit baginya membuktikan kalau Santi bukanlah pembunuh suaminya.

Elina menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ketika wanita itu sampai di daerah rumah Desi, suasana di sana sudah cukup sepi. Elina berjalan menyusuri gang. Suasana sepi dan sedikit gelap sama sekali tidak mengganggunya. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah menemui Desi.

Sesampainya di rumah Desi, Elina mengetuk pintu rumah seraya mengucapkan salam. Untuk beberapa saat tidak ada yang menjawab salamnya. Namun wanita itu tidak menyerah. Dia mengetuk lebih keras lagi, hingga akhirnya pintu terbuka. Wajah Desi menunjukkan ketidaksukaan ketika melihat Elina. Dia bermaksud menutup kembali pintu, namun segera ditahan oleh Elina.

“Ibu Desi, tunggu sebentar. Ayo kita bicara dulu.”

“Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku sudah mengatakan apa yang kukatakan tadi di telepon. Aku tidak akan memberikan kesaksian apapun.”

“Tapi kenapa?”

“Suamiku tidak mengijinkan.”

“Benarkah? Kalau begitu biar saya bicara dengan suami Ibu.”

“Tidak perlu,” Desi kembali berusaha menutup pintu, namun lagi-lagi Elina menahannya.

“Tolong, Bu. Kebebasan Bu Santi bergantung pada kesaksian Ibu. Apa Ibu tega melihat perempuan yang tidak bersalah harus menghabiskan waktunya di penjara? Sebagai seorang Ibu, apa Ibu tega melihat Bu Santi berpisah dengan anaknya yang masih kecil? Tolong pertimbangkan kembali.”

Desi menghela nafas panjang. Kebimbangan nampak di wajahnya. Di satu sisi dia ingin membantu Elina, tapi di sisi lain, wanita itu tidak berdaya. Keselamatan keluarganya dipertaruhkan. Dia tidak mau mengambil resiko sesuatu terjadi pada anak dan suaminya.

“Tolong ceritakan yang sebenarnya. Bukan suami Ibu yang melarang Ibu bersaksi kan? Apa pelakunya datang menemui Ibu dan mengancam Ibu?”

“Maafkan aku. Dia mengancam akan membunuhku, suamiku dan anakku kalau sampai aku bersaksi di pengadilan.”

“Siapa dia? Apa Ibu mengenalinya?”

“Tidak. Saya tidak pernah melihatnya.”

“Baiklah, kalau Ibu tidak mau bersaksi, saya tidak akan memaksa. Tapi bisakah Ibu memberitahu ciri orang itu? Apa saja, misalnya bekas luka, cara berjalan atau tato. Apa saja yang bisa membuat saya melacaknya.”

Sejenak Desi terdiam. Dia mencoba mengingat sosok pria yang mendatanginya sehabis maghrib tadi. Pria itu datang di saat keadaan sekitar rumah sepi dan suaminya belum pulang kerja. Pria yang datang mengenakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya. Dia mengancam agar Desi tutup mulut jika tidak mau keluarganya terluka.

“Cara berjalannya sedikit aneh, aku tidak tahu apa. Mungkin bentuk kakinya atau panjang kakinya tidak sama. Lalu.. oh ya aku melihat tato di tangan sebelah kirinya. Tato seperti bintang tapi berada di dalam lingkaran.”

“Apa maksud Ibu gambar seperti ini?”

Elina mengambil ponselnya lalu memperlihatkan gambar pentagram pada Desi. Kepala wanita itu mengangguk.

“Terima kasih atas keterangannya. Tapi saya sangat berharap Ibu mau mengubah keputusan Ibu. Saya akan mengirimkan orang untuk menjaga Ibu dan keluarga.”

“Maafkan saya.”

Melihat Desi yang sudah bulat dengan keputusannya, Elina tidak bisa melakukan apa-apa lagi kecuali menyetujui apa yang diinginkan wanita itu. Dia segera berpamitan dan meninggalkan kediaman Desi. Ketika menyusuri jalanan gang yang sepi dan gelap, tiba-tiba sebuah tangan menarik tubuhnya dari belakang.

Tahu orang yang menariknya dari belakang bukanlah orang baik, Elina menjejak kaki orang tersebut dengan kuat hingga pegangannya terlepas. Elina segera membalikkan badannya. Nampak seorang pria mengenakan pakaian serba hitam, topi dan masker berdiri di depannya. Pria itu adalah pria yang sama yang ada di rekaman kamera dashboard mobil.

“Mau apa kamu?” tanya Elina sambil bersikap waspada.

“Menjauhlah dari kasus Hadi.”

“Bu Santi adalah klienku. Aku tidak bisa melakukannya. Terlebih lagi dia tidak bersalah. Anda kan yang sudah membunuhnya?”

“Dia pantas mendapatkannya. Dia pantas mati!!”

“Ayo kita bicarakan ini baik-baik. Kalau anda mau menyerahkan diri, aku akan berusaha mengurangi hukuman anda.”

“Aku tidak mau di penjara!”

Pria itu mengambil pisau yang ada di belakang pinggangnya. Dia menyerang Elina dengan pisau di tangannya. Secepat kilat Elina bergerak menghindar. Dia memang tahu beladiri namun hanya dasarnya saja. Wanita itu terlalu malas untuk berlatih beladiri walau Zar sering memaksanya berlatih. Dan sekarang baru dia tahu kalau beladiri itu penting.

Melihat Elina yang berhasil menghindari serangan darinya, semakin membuat pria itu geram. Dia terus menyerang Elina. Diserang membabi buta oleh lawannya, membuat Elina keteteran juga. Karena lengah pria tersebut berhasil melukai tangan Elina dengan pisau. Terdengar suara mengaduh dari Elina. Wanita itu memegangi tangannya yang terkena sabetan pisau. Di saat kesadarannya belum kembali, pria itu kembali menyerang. Kini pisau di tangannya mengarah ke perut Elina.

Hanya tinggal beberapa senti lagi pisau mengenai perut Elina ketika sebuah tangan menahannya. Tangan itu mencengkeram tangan pria yang menyerang Elina. Memukul tangannya dengan kencang hingga pisau terjatuh lalu sebuah bogeman mendarat di wajahnya. Pria itu terpukul mundur beberapa langkah ke belakang. Sadar kalau orang yang menghalanginya bukan lawan yang mudah, pria itu segera melarikan diri. Sebelumnya dia mengambil pisaunya yang tergeletak di bawah.

“El.. kamu ngga apa-apa?”

“Bang Ge.”

“Bagaimana lukamu?”

“Ngga apa-apa, Bang. Hanya tergores aja.”

“Ayo obati dulu lukamu.”

Pria yang ternyata adalah Gerald segera mengajak Elina pergi. Dia membawa Elina menuju mobilnya yang terparkir di belakang mobil Elina. Ketika melihat Elina meninggalkan kantor dengan terburu, Gerald memutuskan untuk mengikuti wanita itu. Dia takut sesuatu terjadi pada Elina karena tidak ada Fathir yang mendampinginya. Dan ternyata kekhawatirannya menjadi kenyataan.

Gerald mendudukkan Elina di kursi bagian depan. Pria itu kemudian mengambil kotak P3K dari laci dashboard. Dengan pelan dia membersihkan luka Elina, membubuhinya dengan betadine dan membalutnya dengan perban. Beruntung Elina hanya mengalami luka goresan saja.

“Kamu kenapa ceroboh sekali? Harusnya kamu mengajak Fathir bersamamu.”

“Bang Fathir sedang menyelidiki hal lain. Sidang keduaku dua hari lagi. Aku harus mengumpulkan saksi secepatnya."

“Harusnya kamu bilang padaku. Aku akan menemanimu.”

“Abang kan sudah ada di sini sekarang.”

Elina melemparkan senyum manisnya dan sukses membuat Gerald terdiam. Pria itu hanya menghela nafas panjang melihat tingkah juniornya ini. Kalau tadi dia datang terlambat, entah apa yang akan terjadi wanita itu.

“Kamu telepon Fathir, minta dia mengambil mobilmu di sini. Aku akan mengantarmu pulang.”

“Tapi Bang..”

“Tidak ada bantahan!”

Seketika mulut Elina terbungkam melihat sorot mata Gerald. Kepala wanita itu mengangguk pelan mengiyakan perkataan seniornya itu. Gerald menarik tali sabuk pengaman lalu memasangkan ke tubuh Elina. Sejenak Elina menahan nafas ketika tubuh mereka berdekatan. Usai memasangkan sabuk pengaman, Gerald kembali ke posisi semula. Dia pun memakai sit beltnya baru kemudian menyalakan mesin mobil.

Selama dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Gerald masih kesal dengan sikap ceroboh Elina. Sementara Elina lebih memilih bungkam daripada kembali mendengar ceramah Gerald. Jika dalam kondisi mengkhawatirkannya, Gerald jauh lebih menyeramkan dan tidak pernah mau dibantah perkataannya.

Perjalanan yang dipenuhi dengan kesunyian berakhir ketika mobil yang dikendarai Gerald berhenti di depan rumah Zar. Di teras rumah nampak Zar tengah duduk menunggu kepulangan anak sulungnya. Gerald segera keluar dari mobil disusul oleh Elina. Kepulangan Elina disambut tatapan tajam dari Zar ketika pria itu melihat perban yang membalut tangan anaknya. Refleks Elina menundukkan kepalanya.

“Ada apa dengan tanganmu?” tanya Zar.

Bukannya menjawab, Elina malah beringsut mundur dan bersembunyi dibalik punggung Gerald. Melihat Elina yang meminta perlindungan darinya, mau tidak mau Gerald yang menjawab pertanyaan Zar.

“Tadi Elina menemui salah satu saksinya. Lalu ada orang yang berniat mencelakainya, Om.”

“Kamu pergi sendiri bertemu dengan saksimu malam-malam begini?”

Elina masih bersembunyi dibalik punggung Gerald. Wanita itu menarik kemeja seniornya. Lagi-lagi Gerald yang menerangkan pada Zar.

“Sana masuk!”

Bergegas Elina masuk ke dalam rumah, meninggalkan Zar dan Gerald di teras. Wanita itu segera naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya.

“Terima kasih, Ge. Kamu sudah menyelamatkan El.”

“Sama-sama, Om. Saya juga minta maaf sudah lalai menjaganya.”

“Bukan salahmu. Kamu tahu sendiri kalau El itu keras kepala. Kamu mau masuk dulu?”

“Makasih, Om. Aku harus kembali ke kantor. Masih ada pekerjaan yang harus dibereskan.”

“Jangan terlalu memaksakan bekerja. Kamu harus beristirahat juga, jangan sampai sakit.”

“Iya, Om. Aku pulang dulu. Assalamu’alaikum.”

“Waalaikumussalam.”

Gerald mencium punggung tangan Zar. Pria itu segera menuju mobilnya dan tak lama kemudian kendaraan roda empat itu meluncur pergi.

***

Sidang kedua kasus pembunuhan Hadi digelar. Kali ini sidang akan membuktikan eksepsi yang diajukan oleh penasehat hukum terdakwa. Dalam sidang kali ini, Santi akan maju untuk memberikan keterangannya. Selain wanita itu, ada beberapa tetangga Santi yang dijadikan saksi oleh Jaksa Penuntut Umum. Adik ipar Santi juga diminta bersaksi di pengadilan. Sementara Elina mengajukan kesaksian dari dokter yang mengautopsi Hadi.

Hakim Ketua membuka jalannya sidang. Jaksa Penuntut Umum memanggil santi untuk duduk di kursi yang ada di bagian tengah. Dengan mengenakan pakaian hitam putih, Santi maju kemudian duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Hakim. Carya bangun dari duduknya lalu mendekati Santi.

“Ibu Santi, sudah berapa lama Ibu menikah dengan Bapak Hadi?”

“Tiga tahun.”

“Selama tiga tahun pernikahan kalian, apa Bapak Hadi selalu bersikap kasar pada Ibu?”

“Awalnya tidak. Setelah pernikahan berjalan selama tiga bulan, dia mulai bersikap kasar. Setelah anak kami lahir, dia semakin kasar dan sering memukuliku.”

“Kenapa Ibu masih bertahan dengannya walau dia selalu menyiksa Ibu?”

“Saya sudah tidak punya orang tua. Kalau saya berpisah darinya, saya takut kalau hanya menyusahkan adik saya saja. Karenanya saya bertahan.”

“Apa pernah terbersit dalam pikiran Ibu untuk membalas perbuatannya?”

“Pernah.”

“Apa pernah terbersit dalam pikiran Ibu untuk membunuhnya?”

“Keberatan Yang Mulia!” seru Elina.

***

Mudah²an ngga bosen ya di awal bab banyak adegan di ruang persidangan

1
fifia
favorit pokok ny
fifia
bau bau nya elina milih zahran
sum mia
Dengan banyaknya dukungan buat El , untuk mencoba bekerja sama dengan Gita semoga dia bisa memperbaiki hubungannya dengan Gita . mungkin awalnya gita juga akan menolak dan julid tapi semoga kedepannya mereka bisa akur .
aku yakin Gita suka sama Gerald , tapi sayangnya Gerald suka sama Elina . dan pada akhirnya nanti Elina malah mendukung Gita dengan Gerald .
pikiranku terlalu jauh gak sih , tapi namanya juga nebak , bener sukur , kalau salah ya udah berarti gak sesuai dengan ide cerita kak othor . jadi nikmati aja ya El......

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
❤Rainy Wiratama Yuda❤️
Ya udah deh, aku dukung El sama Zahran aja, jadi kesel.juga sama Ge.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
aq tau maksudmu menggiring opini thor. tetep aq pendukungnya bang Ge🤣🤣🤣🤣.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
pointnya itu loh elina. kelak kau akan sadar kemana hatimu lebih lebih pantas berlabuh.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ga rela oeeekkkkk 🤣🤣🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
zahran cmn bisa menghibur elina tp tidak bisa membimbing dan mengarahkan nya, apalg mslh pekerjaan
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
nah ini yang dibutuhkan seorang elina. yang balance. klo salah blg salah, klo benar blg benar. bkn yg hny bs kasih kata2 mutiara dan penyemangat.
Febri Nayu
kok aku lebih suka el sama Gerald yaa. embuh opoo lebih sreg kesana
Nabila hasir
mak author kayaknya ke zahran deh. padahal nabila pengen El ma bang Ge.
tapi nabila ikutin alurnya mak author deh
Jenong Nong
sebenarnya aku lebih sreg klo elina sm bang Ge... bang Ge tahu menempatkan diri memanjakan bisa memang bisa tegas jg bisa... ❤❤🙏🙏
anonim
baru pertama kali sidang Carya sudah mrepet aja nih...Elina tidak gentar menghadapimu pak Jaksa...tunggu Elina bisa mencari bukti-bukti Santi tidak bersalah
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
tapi aku gak suka kalau Elina sama Zahran aku lebih suka sama bang GE😀
Popy Desiana
he he hee... menurut qu apa yg di Arahkan Gerald bener kalo untuk urusan pekerjaan Gerald cocok sama Elina sepemahaman dan tegas... tapi kalau urusan rumah tangga Gerald keras dan pemaksa sedang kan Elina orang nya manja dan gak mau di paksa jadi agak susah menyatukan 2 hati kemungkinan Elina akan sering menangis..
sedangkan sama Zahran , Zahran bisa mengimbangi Elina biar kata Zahran menuruti elina tapi dia bisa membujuk Elina dan mengarahkan insyaallah bahagia terus kalau sama Zahran..
ardiani rosanti
Iya hilalnya udah keliatan,
E..tapi kok aq lebih sreg EL sam bang Ge ya 🤭🤭🤭
Ya walaupun duda sih, kan skrg Duda semakin didepan 🤣🤣🤣
Tapi aq manut aja apa yg ditulis kak icha.,
Siapa tw dgn kasus ini akhrnya El sama Gita bisa jadi bestie ye kan....
Trys gita jadian sama zahran 🤣🤣🤣
Lila
bang ge sdng mempersiapkan diri dg apapun pilihan hati el/Smile/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
tim Gerald pada Ter potek potek hatinya 💔💔🤣🤣🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
kok aku condongnya ke Gerald ya Bun untuk pasangan Elina 🤭tapi balik ke ibun yg punya cerita,mo ma Zahran atau Ge yg penting tulus mencintaimu Elina.
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
bun bun bun pleaseee elina lgi keasal itu jnagan bkin dia slah pilih,zahran ksih jdooh yg lain aja bun😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!