NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:339
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan

"Manusia seperti Si Rawing memang harus cepat-cepat di basmi, kalau dibiarkan, dia bakalan menjadi ancaman bagi pihak kita, terutama pihak Macan Liar yang di pimpin oleh Ki Bewok, besok bawa beberapa murid kita pergi kerumahnya si Odang, tapi aku punya....."

Sebelum Ki Jaka menyelesaikan perkataannya, dia mendengar suara di depan halaman rumahnya.

"hehehe, tidak perlu menunggu hari esok. Ni aku Si Rawing sudah berada disini. keluar kamu Jaka kalau memang kamu punya nyali."

Hati Ki Jaka bergetar, sebab kedatangan Si Rawing tidak bisa iya rasakan oleh kekuatan batinnya yang sudah terlatih.

Ki jalak menatap ke arah si Ragil lalu berkata, "benar-benar sudah bosan hidup dia, berani-beraninya masuk ke kandang macan. Ayo kita temui dia Ragil, perhatikan oleh kamu saat aku memberikan pelajaran kepada manusia yang bernama Si Rawing itu."

Ki Jaka terus mengambil senjatanya yang merupakan pedang panjang, lalu pergi keluar.

"jadi kamu yang bernama Si Rawing itu, hebat kamu Rawing, berani-beraninya kamu datang ke kandang macan. Kamu itu bocah kemarin sore, jangan coba-coba adu ilmu dengan aku." Ucap Ki Jaka saat melihat sosok Si Rawing yang sedang menyandarkan tubuhnya ke pohon.

"Kenapa harus takut? orang yang akan aku hadapi ternyata seperti sayur kangkung, kalau di tumis pasti enak. Hehehe."

Kalau saja waktu ini adalah siang hari, tentu akan terlihat bagaimana mana keadaan wajah Ki Jaka yang memerah karena marah, saat mendengar perkataan Si Rawing.

Ki Jaka mengeluarkan pedangnya, lalu menatap tajam ke arah Si Rawing, "Setan, jangan banyak bicara kamu Rawing, pedang di tanganku sudah lama tidak memakan korban. Di malam ini kamu pasti mandi dengan darah Rawing. Mati kamu Rawing, Hia."

Ki Jaka langsung menyerang anggota tubuh Si Rawing menggunakan pedangnya.

"wus."

Tapi Si Rawing dengan mudah bisa menghindari semua serangan Ki Jaka.

"hehehe, ayo Jaka, keluar semua ilmu yang kamu kuasai, Katanya jagoan."

"bangsat, terima ini."

Ki Jaka kembali menyerang, tapi serangannya kali ini lebih cepat dari sebelumnya.

Si Rawing menggunakan jurus Kembang Sari untuk menghindari serangan-serangan yang di lancarkan oleh Ki Jaka.

Saat tebasan terakhir, Si Rawing menggertakkan tubuhnya kesamping Ki Jaka, lalu dia menampar pergelangan tangan Ki Jaka yang memegang pedang.

"plak, prang."

Pedang yang ada di tangan Ki Jaka terlempar, dengan cepat Ki Jaka mundur lima langkah sambil memegangi pergelangan tangannya, yang terasa sakit seperti mengalami patah tulang.

"hehe, bagaimana ini Jaka.? Heheh sekarang kamu tidak memegang pedang, Sayur kangkung kok memegang pedang, seharusnya kangkung itu di tumis." Si Rawing kembali meledek Ki Jaka.

"Setan, jangan bicara seenaknya kamu, aku belum kalah."

Ki Jaka benar-benar masih penasaran, dia kembali melakukan serangan, tangan kirinya terkepal dan mengeluarkan cahaya merah yang samar.

Si Rawing sudah siap, dia menahan pukulan Ki Jaka menggunakan tangan kirinya yang sudah di lapisi tenaga dalam.

Si Rawing Melihat celah di bagian tulang rusuk Ki Jaka, dia langsung menggunakan kaki kanannya dan melakukan tendangan.

"buk."

"ahh."

Ki Jaka menjerit menahan sakit, tubuhnya mundur kebelakang, tapi sebelum dia bisa menstabilkan tubuhnya, Si Rawing kembali melakukan serangan, tangan kanannya menampar bagian dada kirinya Ki Jaka.

"plak."

"bruk."

Tubuh Ki Jaka terlempar, lalu terjatuh di tanah, di sudut bibirnya terlihat darah keluar.

Ki Jaka menatap ke arah Si Rawing, dia tidak percaya dengan apa yang terjadi, bisa-bisanya dia di kalahkan oleh seorang pemuda.

"hehehe, ini akibatnya karena kamu telah memihak orang yang salah Jaka, beritahu si Bewok, kalau aku, Si Rawing anaknya Wira Karta, tidak akan lama lagi akan membuat perhitungan dengannya, hutang nyawa di bayar nyawa."

Setelah mengatakan hal itu, tubuh Si Rawing langsung melompat lalu menghilang di tekan gelapnya malam.

Ki Jaka memegangi dadanya menahan rasa sakit, dia memaksakan dirinya untuk berdiri.

"ternyata memang benar, Si Rawing telah menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan, hanya dalam beberapa gerakan, aku di jatuhkan olehnya, kalau seperti ini aku harus memberi tahu Ki Bewok, sebab sudah jelas, kalau Si Rawing merupakan ancaman." batin Ki Jaka.

Setelah Ki Jaka bisa berdiri, dia merasakan kepalanya pusing, "Ragil, Ragil, cepat kesini."

Tidak lama si Ragil datang, sebenarnya dia telah melihat semuanya, dia juga tidak mempercayai apa yang dia lihat, Sang guru ternyata telah kalah di tangannya Si Rawing.

Si Ragil menatap ke arah gurunya, lalu berkata dengan pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Ki Jaka, "ternyata aki juga kalah menghadapi Si Rawing."

Matanya Ki Jaka langsung melotot.

"Siapa yang kalah, seenaknya saja kalau ngomong, aku itu sengaja menjatuhkan diri, aku tadi berniat mengeluarkan jurus pamungkas, Si Rawing itu merasakan takut, jadi dia langsung kabur, aku itu sengaja, itu namanya strategi." elak Ki Jaka, dia tidak mau kehilangan harga diri di depan muridnya.

Sambil membantu Ki Jaka masuk kedalam rumah, di dalam hatinya si Ragil mengumpat Ki Jaka, "ahh, dasar aki-aki peot, macan ompong, aku kira dia bakal membuat Si Rawing, tidak bisa pulang dengan selamat, ternyata malah dia yang terluka."

Setelah masuk kedalam rumah, Ki Jaka langsung duduk sila dan mengatur nafasnya, dia menggunakan energi murni untuk memulihkan luka dalamnya. Yang di maksud energi murni adalah energi yang suka di gunakan untuk mengatur saat akan menggunakan tenaga dalam.

*******

Malam berganti siang, di tempatnya, atau markas kelompok Macan Liar, meskipun si Bewok umurnya sudah bertambah, tapi tampilan fisiknya tidak banyak mengalami perubahan, itu karena dia tidak berhenti berlatih ilmu silat yang dia miliki.

Saat ini si Bewok sedang duduk di kursi kebesarannya, sedangkan di depannya ada seorang gadis cantik dan memiliki kulit putih bersih, laki-laki yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta.

Gadis itu menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap secara langsung ke arah si Bewok yang memiliki aura berwibawa.

Si Bewok menatap gadis itu, "hehe, Kartika, Abah sengaja memanggil kamu kesini, sebab ada hal penting yang harus Abah sampaikan kepada kamu, terus terang, kamu telah tumbuh menjadi gadis cantik yang bisa membuat laki-laki tertarik hatinya, jadi sekarang sudah waktunya kamu untuk memiliki seorang suami, bagaimana apa kamu sudah memikirkan untuk memiliki seorang suami.?"

Kartika mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu menjawab dengan suara yang lembut, "belum tahu bah, nyai belum kepikiran untuk memiliki suami."

"hahah, memang kamu tidak perlu memikirkan hal itu, sebab Abah sudah memiliki calon suami yang pantas untuk kamu. Jadi kamu sudah tidak bisa menikah dengan laki-laki lain, kalau bukan bersama laki-laki yang sudah Abah pilih."

"memang siapa laki-laki yang di pilih oleh Abah.?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!