Sisi Lain Dewina

Dewina semakin tidak mengerti dengan dirinya sendiri di depan cermin kamarnya ia menatap wajah dirinya , tiba-tiba ada sebuah tulisan dari Ersa . "Kamu janji akan membantuku tapi sekarang kamu justru membantu yang lain jika tidak mau katakan saja ,“ Ersa kesal karena Dewina tidak menepati janjinya ,

Dewina merasa bersalah ia pun akhirnya menyanggupi permintaan Ersa yang sempat tertunda karena ia sendiri punya masalah yang bertubi-tubi.

Hari itu Dewina seperti detektif mencari tahu tentang pembunuhan Ersa , Ia pergi ke kantor polisi dengan tekad dan niatnya membantu Ersa agar kematiannya tidak penasaran dan jasadnya di temukan segera di makamkan dengan layak .

"Apa mbak punya bukti kuat untuk masalah ini ?"tanya petugas kepolisian bernama Beni . "Saya bawa ini ," jawab Dewina memberikan beberapa foto dan koran yang ia temukan beberapa waktu lalu saat ia di sekap oleh Yanto .

Polisi tersebut melihat penemuan Dewina ia segera mengurus kasus tersebut semua pihak kepolisian menindak lanjuti pembunuhan terhadap Ersa .

"Baiklah kalau begitu serahkan semua urusan ini kepada kami nanti kami akan segera mencari jasad dan pelaku pembunuhan tersebut ," sahut Pak Beni . "Kalau begitu saya permisi , oh iya pak saya mau bertanya , bagaimana dengan kasus pembunuhan perempuan beberapa hari yang lalu apakah ada titik terang pelaku pembunuhan tersebut ?" ucap Dewina kemudian .

"Apakah kamu mengenal pelaku ?"tanya Beni merasa curiga dengan Dewina . "Sangat kenal karena pelaku pernah mau melecehkan saya beberapa waktu lalu ," jawab Dewina jujur .

"Lalu kenapa kamu tidak melaporkan ke polisi ?“ Beni penasaran menatap Dewina dengan serius . "Karena saya tidak kepikiran sampai sana yang ada dalam benak saya saat itu adalah saya bisa bebas dari Yanto ,"jawab Dewina .

"Apa kamu punya petunjuk dia berada di mana sekarang ?" tanya Beni . "Sepertinya anda harus mask ke dalam hutan karena saya melihat dia berjalan masuk ke dalam hutan setelah dari rumah saya ," jawab Dewina dengan jujur .

"Maksud kamu apa ke hutan memangnya dia tinggal di hutan begitu?" Beni merasa dipermainkan dengan perkataan Dewina . "Anda harus percaya sama saya pak kalau tidak mau ada korban lagi ," jelas Dewina dengan serius .

"Baiklah hutan sebelah mana katakan dengan detail ,“ ucap Beni dengan santai . Dewina merasa di sepelekan padahal dirinya merasa terancam . "Lebih tepatnya Di desa Sendayu di sana hutan sangat lebat dan berbahaya karena banyak orang yang tersesat di dalam hutan , bapak harus hati-hati dan jangan lupa baca doa terus menerus jangan sampai berhenti kalau tidak maka pandangan bapak akan kabur dan susah kembali ,' jelas Dewina dengan menatap tajam kepada Beni .

Saat ini Dewina sedang berada di sebuah rumah tempat tinggal Ersa . Ia bertemu dengan kedua orang tua Ersa dan dua orang adik laki-laki dan perempuan.

"Saya Dewina teman Ersa semasa sekolah , saya ke sini ingin tahu kejadian yang menimpa Ersa sebelum kecelakaan terjadi karena setahu saya Ersa orangnya tidak banyak bicara dan keluh kesah ," ucap Dewina dengan hati-hati.

"Kami bukan orang tua kandung kami hanya di titipi seorang anak oleh kedua orang tua Ersa karena mereka meninggal waktu Ersa masih bersekolah sedangkan adik-adiknya masih kecil waktu itu , soal kecelakaan kami kurang begitu tahu ," jelas ibu angkat Ersa sedih .