Update setiap hari.
Celine dituduh membunuh Ny. Lyn. Jason menyiksa Celine dengan sangat kejam. Akan tetapi sebuah bukti menyatakan Celine tidak bersalah. Perlahan rasa cinta di hati Jason mulai muncul.
Tetapi satu persatu masalah mulai muncul setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Di saat Jason sudah cinta mati dengan Celine. Pria di masa lalu Celine muncul dan mengagalkan semua rencana yang sudah mereka buat.
Akankah hubungan Celine dan Jason berhasil sampai tahap pernikahan? Apakah Celine tetap memilih Jason dibandingkan pria di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28 Rahasia Musuh
Jason naik ke kolam renang dengan penuh semangat. Pria itu meneguk jus jeruk yang sudah dihidangkan di meja. Dia tersenyum memandang pengawal dan pelayan yang berlalu lalang di dekatnya. Tidak seperti biasanya. Bahkan pelayan dan pengawal yang bekerja di rumah itu merasa nyaman sekarang. Tidak lagi merasa takut saat Jason memandang mereka.
"Apa ini yang dinamakan menikmati hidup?" Jason berbaring di kursi santai dengan menggunakan lengannya sebagai bantal. Pria itu memandang langit yang biru dan begitu indah. Bibirnya lagi-lagi tersenyum. Dia sudah berubah menjadi pria murah senyum saat ini.
Dari kejauhan, Ben muncul dengan wajah yang serius. Pria itu melangkah cepat menuju ke posisi Jason berada. Di tangannya ada beberapa lembar foto yang ingin segera dia tunjukkan kepada Jason.
Jason memiringkan kepalanya. Ekspresi wajah pria itu berubah. Meskipun Ben belum menceritakan apa yang terjadi. Tapi Jason sudah paham kalau ada masalah besar yang terjadi saat ini.
"Ada apa?" Jason duduk dan menatap tajam ke arah Ben.
"Saya sudah menyiapkan penerbangan ke Brazil siang ini, Tuan." Ben meletakkan foto yang dia bawa di atas meja. Aberzio segera mengambilnya. Pria itu memperhatikan foto-foto tersebut dengan saksama.
"Antoni juga terlibat dalam penyerangan Nyonya Lyn saat di Swiss. Antoni bersekongkol dengan musuh dan membawa lari emas kita, Tuan."
Jason meremas foto itu dengan tatapan membunuh. Dadanya sampai turun naik mendengar informasi yang disampaikan oleh Ben. Bagaimana mungkin orang yang begitu dia percaya untuk menjaga asetnya ternyata seorang penghianat bahkan seorang pembunuh. Nyawa ibu kandungnya harus tewas di tangan orang yang paling dipercaya oleh Jason.
"Bajingan!" teriak Jason. Pria itu menghempaskan meja di depannya hingga membuat semua barang di sana berhamburan ke lantai.
Pelayan dan pengawal di dekat Jason shock melihat pemandangan itu. Mereka segera menunduk takut. Bahkan tidak ada yang berani bergeser dari posisinya yang sekarang setelah melihat amukan seorang Jason Lionidas.
"Sepertinya Nyonya Lyn tahu kalau Antoni yang sudah menusuknya. Nyonya Lyn menarik belatih dan memberikannya kepada Nona Celine untuk melindunginya." Ben justru melanjutkan ceritanya tanpa peduli dengan ekspresi wajah Jason yang sudah berubah menjadi monster.
Sebenarnya Ben sendiri juga kecewa dan geram. Dia ingin segera menemui Antoni dan menghabisi nyawa pria itu dengan tangannya sendiri.
"Kita berangkat sekarang!" Jason beranjak dari duduknya. Dia ingin segera tiba di Brazil dan memberi pelajaran kepada Antoni. Bila perlu menghabisi nyawanya dan semua orang yang sudah bersekongkol dengan Antoni.
Celine turun ke bawah dengan wajah yang masih murung. Dia terlihat tidak bersemangat. Wanita itu terus saja memikirkan cara untuk mengungkapkan kebenaran ini di depan Jason. Tapi, kapan?
Dari kejauhan, Jason muncul dengan langkah yang gusar. Celine dan Jason saling memandang satu sama lain. Sepasang kekasih itu sama-sama mengatur napasnya dan ekspresi wajahnya agar tidak terlihat mencurigakan. Tidak saling menyakiti satu sama lain. Celine mengukir senyum manis di bibirnya. Begitupun dengan Jason. Pria itu mengusap pipi Celine dengan lembut.
"Kau cantik sekali, Celine."
Celine mengatur napasnya lagi. "Ada yang ingin aku katakan padamu."
Jason menarik Celine ke dalam pelukannya. "Aku harus pergi. Secepatnya aku akan kembali."
"Pergi? Ke mana?" Celine mendongakkan kepalanya agar bisa memandang wajah Jason dengan jelas.
"Brazil. Aku akan menghabisi orang yang sudah membunuh mama."
Celine kembali terdiam. Dia memeluk Jason sambil memejamkan matanya. Dia tidak mungkin mengatakan rahasianya sekarang. Waktunya sangat tidak tepat.
"Celine, apa yang ingin kau katakan?"
Celine menggeleng pelan. "Pergilah. Balaskan sakit hatiku padanya."
Jason memegang kedua pipi Celine. Menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam. "Aku mencintaimu. Aku akan segera kembali." Jason mencium bibir Celine untuk beberapa saat.
Celine memejamkan matanya. Dia berusaha bersabar. Meskipun terasa tidak nyaman karena harus menyimpan rahasia itu dari Jason. Tapi Celine tetap harus bersabar saat ini. "Semakin sulit. Kapan aku memiliki waktu untuk mengatakan semuanya?"
***
Satu minggu kemudian
Aberzio hanya diam membisu saat Strike masuk ke dalam kamarnya. Pria itu menatap tajam ke bawahannya tersebut. Ingin sekali dia menghajar Strike sampai pria itu babak belur. Aberzio tahu apa yang sudah dilakukan Strike hingga dia tidak sadarkan diri selama satu minggu ini.
"Mau sampai kapan kau tidak percaya dengan padaku, Strike? Apa kau pikir aku ini sudah gila? Aku masih waras. Aku bisa membedakan mana yang hanya sekedar bayangan dan mana wujud asli manusia. Bagaimana kalau Helenaku memang masih hidup? Bagaimana kalau sekarang dia benar-benar membutuhkan bantuanku?"
Strike meletakkan obat yang harus dikonsumsi Aberzio di atas nakas. Pria itu siap menerima konsekuensinya karena sudah mengambil keputusan secara sepihak. Dia menunduk di depan Aberzio.
"Saya tidak mau kehilangan anda, Bos. Maafkan saya."
Aberzio mengatur napasnya agar kembali tenang. Dia tahu Strike melakukan semua ini karena pria itu peduli padanya. Bukan dengan sengaja ingin memisahkannya dengan Helena.
"Aku tidak sempat memeriksa mayat Helena waktu itu. Aku terlalu terpuruk sampai menganggap semuanya itu hanya mimpi buruk. Bagaimana kalau mayat itu palsu?"
Strike hanya bisa diam sambil menunduk dalam.
Dia tidak tahu harus bicara apa saat posisinya seperti sekarang. Mayat itu dikeluarkan dari dalam mobil yang ditumpangi Helena. Rasanya tidak mungkin jika mayat itu palsu. Tapi memang hanya Aberzio sendiri yang bisa mengetahui mana Helena asli dan mana Helena palsu.
Saat itu kondisi Aberzio benar-benar terpuruk. Pria itu seperti kehilangan semangat hidupnya. Bahkan butuh waktu berbulan-bulan bagi Strike untuk memulihkan kondisi Aberzio agar pria itu memiliki semangat untuk hidup lagi.
Strike mengambil ponselnya yang berdering. Pria itu mengernyitkan dahi melihat panggilan masuk dari Ben. "Ya, Ben. Ada apa?"
"Kami membutuhkan bantuan kalian, Strike. Nyawa kami dalam bahaya. Mereka menjebak kami." Suara Ben terdengar begitu khawatir. "Tuan Jason tertembak. Mereka penghianat!"
"Kalian ada di mana?" Strike memasang wajah yang serius.
"Di Rio."
"Aku akan segera ke sana." Strike memutuskan panggilan teleponnya. Dia memandang ke arah Aberzio. "Bos, Tuan Jason dalam bahaya. Mereka ada di sini."
Aberzio sebenarnya masih ingin membahas soal Helena. Tapi sekarang ada masalah yang jauh lebih penting. Aberzio segera menyingkirkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Kita berangkat sekarang!"
dan kenapa kelemahan robert itu helena....sehingga robert ingin sekali membunuh helena
aduh helena kenapa malah nemuin robert sih.....
cinta yg berubah jd obsesi
mngkin benar ada baiknya aberzio n jason bekerja sama kesampingkan ego dulu biar bis amengalahkan si robert yg psiko itu
dan karena musuh itu juga hidup kalian jadi makin terasa lebih hidup dan berwarna gak monoton n flat tugitu ajah..
mau juga donk shoping tanpa melihat harga n beli semua yg disuka🤣🤣🤣
aberzio pasti akan melindungi istrinya
percayalah aberziomu sangat bisa diandalkan
eyh ato itu trik musuh yang sebenarnya udah ngintai helena diam diam..🤔
mudah²an hanya kebetulan
penuh misteri ini....
aku masih penasaran sm sosok siapa yg berniat membunuh helena dulu sampe sekarang
beda sama aberzio dia malah jatuh cinta saat helena menjalankan misi...n sll melindunginya diam² setiap ada misi untuk helena