Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Labil
Perasaan Dewangga semakin tidak karuan, lemari tempat penyimpanan tas dan perhiasan milik Malika juga sudah berkurang banyak hanya tersisa perhiasan yang dia beli sebagai hadiah untuk istrinya.Malika sengaja tidak membawa barang pemberian dari Dewangga.
" Tidak mungkin Malika pergi meninggalkan Aku sendirian di sini, pasti dia sedang sembunyi dan hanya merajuk."ucap Dewangga berusaha mengusir kegelisahan yang melanda hati nya.segala kemungkinan buruk berseliweran di kepala nya membuat Dewangga semakin kesal tak berujung.
Dewangga keluar dari walk in closet dengan wajah muram , selanjutnya terlebih dahulu dia akan mencoba mencari Malika di panti asuhan.namun saat Dewangga hendak melewati meja rias ,mata elang nya tidak sengaja menangkap ada sesuatu yang tergeletak begitu saja di sana.sebuah kertas yang di lipat yang mana ada cincin pernikahan Malika di dalam nya.
Ser...Darah Dewangga seketika mendidih memperhatikan cincin tersebut,selama ini cincin itu selalu melingkar erat di jari manis Malika.bahkan selama menikah sekali pun tidak pernah wanita itu melepaskan cincin pernikahan mereka.
Pandangan nya penuh arti.namun kata-kata terasa terlalu berat untuk di ucapkan.pada kenyataan Dewangga lah yang paling bersalah,di belakang Malika jika ingin pergi ke rumah Elsa , Dewangga harus mengganti cincin pernikahan nya dengan cincin pernikahan kedua nya.kalau sampai lupa maka Elsa akan mengamuk dan terus mengomel tidak ada habis nya.
Dewangga tidak pernah lupa bagaimana Pasih nya dia berganti cincin pernikahan.
" Kenapa Kamu melepas cincin pernikahan kita ?" tanya Dewangga lirih seakan-akan Malika ada dalam jangkauan nya.
Di genggam nya erat-erat cincin tersebut,ketika kesadaran nya mulai kembali.Dewangga menyadari bahwa di jari manis nya tidak terdapat satu pun cincin pernikahan.Dewangga kembali mengeram kesal menyadari kebodohannya.
Dewangga membuka surat peninggalan Malika untuk nya lalu mulai membaca nya dengan penuh penghayatan.surat itu di tulis langsung oleh Malika, Dewangga masih sangat hapal seperti apa tulisan istri nya.
" Setelah Kamu menemukan surat ini mungkin Aku sudah tidak lagi berada di rumah itu,Aku kembalikan cincin pernikahan itu kepada Kamu, karena Aku tidak layak memakai nya.seharus nya dulu tidak ada pernikahan di antara kita supaya orang tua mu tak perlu capek-capek menghina Aku yang miskin ini.fokus lah dengan pernikahan kedua mu wanita pilihan orang tua mu, wanita itu pasti mahal sekali dan setara dengan keluarga kalian,lupakan semua tentang Aku yang pernah singgah dalam hidup mu,Kamu pasti bahagia bersama keluarga baru mu.setelah ini akan ada kiriman surat lagi untuk mu, tunggu saja surat itu datang dan terima keputusan yang sudah Aku ambil.Aku bukan pilihan orang tua dan tidak pantas mendampingi mu.Aku pergi dengan kepala yang berisik dan luka yang masih berdarah.
Malika Jennaira.
Dewangga meremas dada setelah membaca surat dari Malika.isak tangis terdengar memenuhi kamar tersebut.Dewangga yang tampak gagah dan garang di luar ternyata bisa menangis juga.Malika berhasil memporak-porandakan pertahanan Dewangga.
" Malika jangan pergi...Aku memang salah karena sudah mengabaikan Kamu.Aku janji akan berubah sayang."
" Aku sangat bodoh sekali malah sengaja tidak menghubungi mu beberapa hari ini." Dewangga berbicara sendiri mengingat kembali bagaimana bodoh nya dia selama ini.apa yang ada di pikiran nya sangat berbeda dengan isi kepala Malika, sampai membuat wanita itu pergi meninggalkan rumah ini.
Semakin lama berada di kamar ini semakin membuat Dewangga di hantui rasa bersalah yang teramat besar.saat ini Dewangga di landa rasa kerinduan bercampur kesedihan yang mendalam terhadap Malika.
Aaaaa.... Dewangga frustasi sampai meninju lantai yang tidak bersalah.
" Malika tidak boleh pergi,Aku tidak mau kehilangan nya,dia harus tetap bertahan di samping Aku.di manapun dia berada pasti akan bertemu."monolog Dewangga dengan wajah yang masih basah.
Dewangga lalu berdiri dengan sempoyongan,kepala nya mendadak pusing sampai membuat tubuh nya terhuyung ke depan.
Dengan susah payah Dewangga keluar dari kamar lalu turun ke lantai bawah mencari keberadaan Roni.
" Roni...." panggil Dewangga keras.
" Siap bos." Roni yang sedang duduk di teras langsung berdiri tegak menghampiri Dewangga.
" Cepat antar kan Aku ke panti tempat biasa." titah Dewangga masuk ke dalam mobil meninggal kan Roni yang masih mengernyit bingung.
" Roni buruan..." panggil Dewangga yang semakin emosi melihat Roni belum juga masuk ke dalam mobil.
" Siap Bos." Roni ngacir masuk ke dalam mobil tanpa sempat memakai sepatu yang sengaja dia lepas karena tadi harus menyapu teras depan.
Mata Roni sangat terganggu melihat kondisi teras rumah bos nya ini,dia sudah mencari keberadaan Bi Inah ingin komplain kepada wanita paruh baya itu tapi Bi Inah tidak muncul juga.Roni pikir Bi Inah mungkin pergi ke pasar.
" Apa tadi Kamu sudah bertemu dengan Bi Inah?" tanya Dewangga mengintrogasi Roni.
" Belum bos,saya sudah berkeliling di sekitar rumah sambil memanggil Bi Inah,tapi Bi Inah tetap tidak ada." jelas Roni masih belum paham dengan apa yang sudah terjadi.
" Kemana dia? Kenapa tiba-tiba menghilang seperti ini?" gumam Dewangga lirih tapi masih bisa di dengar oleh Roni.
Dewangga menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil memejamkan mata.Daren putra tunggal nya masih harus di rawat di rumah sakit dan membutuhkan kehadiran nya di sana tetapi Malika malah menghilang seperti ini.belum lagi pekerjaan di kantor juga sudah menggunung sampai Wildan terus menerornya minta segera ke kantor.
" Apa Kamu sudah mencoba menghubungi Bi Inah?" tanya Dewangga yang sangat membutuhkan kesaksian Bi Inah tentang Malika yang pergi dari rumah.tapi orang yang dia cari malah ikut menghilang bagaikan di telan bumi.
" Sudah Bos,tapi nomernya tidak aktif." mendengar jawaban dari Roni membuat Dewangga mengepalkan erat kedua tangan nya.
Dewangga lalu berkata jujur kepada Roni mengenai pergi nya Malika dari rumah.sambil bercerita wajah Dewangga terlihat sangat sedih sekali.Roni kasihan melihat bos nya tapi dia juga kasihan melihat Malika yang harus di madu secara diam-diam.dia juga lelah harus ikut membohongi Malika jika bos nya pergi dengan alasan ke luar kota.
" Kapan Nyonya pergi nya Bos?" tanya Roni ingin tahu tapi malah mendapatkan tatapan mata tajam dari Dewangga.
" Apa Kamu sudah lupa ingatan,kita kan baru pulang dari rumah sakit.jadi jawaban apa yang harus Aku beri kepada Kamu." Roni merutuki mulut nya yang salah berbicara.dia tidak berani mengintip Dewangga lagi dan lebih memilih fokus menatap jalanan.
Suasana di dalam mobil seketika sunyi, Dewangga sibuk dengan isi kepala nya sedang Roni sibuk memikirkan sesuatu tapi tidak berani dia ucapkan kepada Dewangga.emosi bos nya ini sedang tidak stabil, sedikit saja lidah nya keseleo tamat sudah riwayat nya.dia harus merelakan kuping nya panas mendengar bentakan dan kata kasar yang keluar dari mulut Dewangga.
" Bos." panggil Roni pelan.
" Hmmm." Dewangga berdehem acuh.
" Di rumah kan..." belum sempat Roni menyelesaikan ucapannya nya, Dewangga yang labil langsung memotong ucapan Roni.
" Kalau sampai mulut mu membicarakan yang tidak penting,hari ini juga Kamu akan Aku pecat." kejam begitu lah Dewangga kalau sedang emosional.
Roni menyulam rapat bibir nya,tapi desakan dari dalam terus memaksa dia untuk mengatakan sesuatu kepada Dewangga.
" Kenapa bos tidak mengecek cctv yang ada di depan rumah?" tanya Roni sekaligus mengingatkan Dewangga.
Dulu Malika hanya memperbolehkan Dewangga memasang cctv di bagian luar saja,entah karena alasan apa Malika tidak mau ada cctv di dalam rumah, Dewangga sendiri juga tidak tahu,dia hanya menjalankan perintah Malika.
" Ah iya Kamu benar,kenapa baru sekarang Kamu kasih tahu Aku." kan benar kata Roni,sudah bicara bener tapi tetap saja salah di mata orang yang lagi galau.
" Cepat cari tempat berhenti dulu,Aku mau mengecek cctv depan sebentar." perintah Dewangga langsung di ikuti oleh Roni.
Dewangga mulai mengotak-atik ponsel nya, untuk mempermudah pencarian nya,dia hanya membuka rekaman cctv beberapa hari belakangan terhitung mulai saat dia pergi ke rumah sakit.
Dewangga terperangah melihat gambar demi gambar yang berputar di layar ponselnya.Malika sering menangis saat tengah malam tanpa sepengetahuan nya sebagai seorang suami.
Malika begitu terluka di belakang nya.sampai akhirnya dia melihat sendiri bagaimana cara Malika membawa pergi koper dari rumah ini lalu setelah itu Malika meninggal kan rumah dan...
" Mama...."
Bersambung...
thanks kk author....🙏
ditunggu kelanjutannya Thor
lanjut Thor