NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:158k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Tua Regi

Bu Jani Einar, dalam duduknya ia diam memperhatikan Ratu lekat-lekat. Sesekali ia memicingkan mata ke arah Ratu, sesekali pula ia mengernyit seakan menyelidiki sesuatu yang melekat di diri Ratu.

Sementara Ratu hanya duduk sambil senyum-senyum.

Pak Yudi, Sang Kepala Keluarga, berusaha tidak memperhatikan kegiatan istrinya yang kentara, dan memilih mengobrol dengan Regi.

Selama 28 tahun, inilah saat pertama Pak Yudi berkata lebih dari 1 kalimat kepada Regi.

“Maafkan kami ya Regi.” Itu kalimat pertama Pak Yudi saat duduk berhadapan dengan Regi, setelah Regi mengenalkan Ratu sebagai pacarnya.

“Sebelum kamu protes, Bapak mau bilang hal ini.” Pak Yudi menghela nafas. Ia sudah memikirkan semalaman hal apa yang akan ia utarakan ke anak semata wayangnya ini, setelah bertahun-tahun hidup Regi dikuasai istrinya. Bukan ia tidak mau ikut andil, tapi pekerjaan menyita waktunya. Alasan   ia lebih mementingkan pekerjaannya adalah karena...

“Bapak tahu dari sekolah kalau Tes Intelektual kamu 158. Karena itu bapak mengambil kerja dinas luar kota untuk mendapatkan uang tambahan agar kamu dapat masuk ke sekolah internasional.”

“Eh? Hasil ujinya sudah aku buang...”

“Ya, tapi sekolah mengirimkan copy-nya ke rumah. Saat itu kebetulan bapak yang baca. Bapak sangat mengerti kamu tidak ingin hasil itu dibaca ibu kamu karena-“

“IQ tinggi juga nggak bakalan mengubah keadaan. Lihat saja calon istri kamu, kelakuannya ketemu ibu cengar-cengir begini. Nggak ada sopan santunnya...” gerutu Bu Jani.

“Karena ini kan?” potong Pak Yudi. Maksudnya karena sudah pasti Bu Jani, Istrinya, akan menjelek-jelekan Regi, sebaik apa pun pencapaiannya.

“Ih Tante, gini-gini saya lulusan Stanford loh. Ini ijazah sayaaaa, saya ke sana pakai beasiswa, makanya bisa diterima di Garnet Bank!” sahut Ratu riang smabil memperlihatkan hasil scan pdf di hapenya.

“Hape kamu kok bukan I-Phone sih?! Masih pakai android lagi! Ketahuan kamu dari keluarga nggak mampu!” gerutu Bu Jani sambil mengernyit, tidak mau tahu urusan ijazah karena merasa sudah kalah. Malah ia menganggap Ratu anak sombong. “Kamu ke Stanford pakai beasiswa, fix kamu orang nggak punya! Regi, kalau kamu tetap sama dia, kamu bakalan menderita disuruh bayarin ini-itu, dia ini akan jadi jadi parasit ngabis-ngabisin duit kamu aja! Sudah ketahuan dia ini Generasi Sandwich!”

“Ya seperti kamu.” Desis Pak Yudi.

“Apa sih Pak?!” seru Bu Jani. “Aku ini istrimu loh kok malah ngebelain orang lain sih?! Disodorin cewek muda cakep dikit langsung keblinger!”

“Ibu sendiri pakai I-Phone untuk apa?” tanya Pak Yudi membalikkan pertanyaan.

“Ya bagus buat foto-foto!” sahut Bu Jani.

“Kalau kamu, Ratu, Android kamu bisa buat apa saja?”

“Saya bisa bekerja dari mana saja Om, bahkan Sabtu-Minggu bisa diganggu dengan urusan pekerjaan, seperti membuat presentasi dengan hp saya, atau merevisi draft untuk kontrak atau untuk hitungan sederhana.” Kata Ratu.

“Tuh, kan Bu. Dengan hape androidnya, Ratu bisa menghasilkan 6 jutaan perbulan, plus insentif dan fee, karena dia bisa mem-fungsikan email excel, word, pdf, bahkan membuat presentasi untuk kantor menggunakan androidnya. Nah kalau i -phone ibu bisa bikin duit berapa juta?” Tanya Pak Yudi.

Bu Jani diam.

Sementara Regi menaikkan alisnya, terkejut karena Pak Yudi membelanya dan Ratu. Biasanya pria tua ini diam saja kalau si Ibu merendahkannya.

Regi tidak mau bicara dengan menghina ibunya karena ia tahu ia akan jadi anak durhaka. Tapi luar biasanya, di sini seakan bapaknya sudah mewakilkannya bicara.

“Kamu lulusan Stanford? Berapa tahun kamu kuliah?” tanya Pak Yudi.

“3 tahun, Om. Lalu ambil program magister degree satu tahun.” Kata Ratu

“Berapa IPK kamu?”

“Hanya 3,8 sih Om, dari maksimal 4. Untuk S2nya IPK saya turun jadi 3,7 karena saya sambil kerja parttime. Biaya hidup di Amrik lumayan tinggi Om. Untung saja pas S2 saya direkomendasi lecture untuk bisa ambil program satu tahun.”

“IPKnya kecil banget sih...” gerutu Bu Jani.

“Memang IPK kamu dulu berapa Bu?” tanya Pak Yudi lagi.

Bu Jani lagi-lagi hanya bisa diam. Ya, karena ia tidak berkuliah.

Walau pun ia berdarah Swedia, namun ia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ia bertemu Pak Yudi saat pria itu ditugaskan perusahaannya ke Swedia, Pak Yudi merasa terkesima dengan Bu Jani, terlebih karena ia kesepian di Swedia tiba-tiba ada wanita Swedia yang lancar bicara bahasa Indonesia. Akhirnya ia mengetahui kalau Bu Jani ada keturunan Indonesianya, jadi Pak Yudi menikahinya.

Dan membawanya ke Indonesia.

Sayangnya... entah karena pengaruh pergaulan atau terlena, perangai Bu Jani pun berubah setibanya di negara demokrasi ini.

“IPK Regi 4 loh Pak!” kata Bu Jani tak mau kalah.

“Yang Summa CumLaude macam Regi saja kamu hina-hina...”

“Ya itu berarti aku berhasil mendidiknya!”

“Memang kamu tahu Regi ambil fakultas apa?”

Bu Jani lagi-lagi mengernyit. “Ekonomi kan?!”

Regi hanya menarik nafas panjang, lalu buang muka. Ingin rasanya ia berteriak, tapi ini ibunya.

“Kok kamu ngaku-ngaku mendidik Regi, padahal kamu malah nggak tahu Regi ambil jurusan apa...” gumam Pak Yudi.

“Fakultas Teknologi Industri, Bu. Jurusan Teknik Fisika.” Jawab Regi. “Baru S2nya aku ambil Administrasi Pajak.”

“Teknik Fisika bakalan kerja apa? Penerima nobel? Makanya kamu nggak kaya-kaya, ngambil jurusan kok ngasal. Kalau kamu ambil Perminyakan, sudah ke Dubai kamu...” gerutu ibunya.

Regi hanya bisa lagi-lagi menarik nafas panjang lalu buang muka.

“Wahyu kayaknya jurusan Peminyakan di Pancasakti (sensor),” Kata Pak Yudi. “Sekarang bukannya ke Dubai malah terancam dipecat... oleh Regi.”

Ratu terkikik geli. Regi hanya diam.

“Oh kamu tahu kasus Wahyu?” tanya Pak Yudi ke Ratu.

“Tahu dong Pak, saya kan satu Tim dengan Pak Regi.” Kata Ratu. Ini maksudnya Tim “Khusus Memata-matai Perusahaan”.

“Kerjaan dia di kantor memang begini?”

“Kemarin dia memecat 3 orang. Dua Kadiv dan satu Kepala Seksi. Salah satunya Istri dari Sekretaris Partai Mengkudu.”

“Oh Ya?! Waaaah, Bapak tidak menyangka Regi sehebat ini. Bagaimana Manajemen bereaksi?”

“Owner menyerahkan segala keputusan ke Regi, Manajemen tidak boleh interupsi, Pak.” Kata Ratu

“Waaaah, Hebat kamu Regi. Hanya... bapak berpesan, hati-hati ya, lawan kamu bisa jadi dendam. Beking kamu siapa Regi?”

“Sebastian dan Rahwana Bataragunadi.” Kata Regi.

“Ya sudah kamu aman.” Sahut Pak Yudi langsung.

“Memang mereka siapa?” tanya Bu Jani.

“hehe...” Kekeh Pak Yudi dan Ratu sambil geleng-geleng kepala.

Regi hanya bisa menunduk. Ia tidak ingin merendahkan ibunya.

“Lalu... yang ingin Bapak bicarakan...” Pak Yudi menarik nafas panjang. “Bagaimana dengan Kasus Wahyu? Apa kesalahannya?”

“Classified, Pak.” Jawab Regi, maksudnya ‘Dirahasiakan’.

“Tapi Fatal?”

“Sangat. Sesuatu yang kalau di Bank lain tidak bisa di-nego, langsung pecat tanpa pesangon dan diblacklist. Jadi dia tidak bisa bekerja di bidang keuangan seumur hidupnya. Karena pihak HRD seluruh Indonesia memiliki link tertentu untuk menerima informasi pemecatan seseorang.”

Pak Yudi mengangguk mengerti, Bu Jani ternganga dan tampak kalau ia sangat panik. Rasanya bagai Wahyu adalah anaknya, sementara Regi, bukan.

“Ya kamu rahasiakan saja tak usah dilaporkan dong! Kalau Wahyu dipecat, nanti yang bayar arisan si Rinda siapa?! Dia belum bayar loh!” seru Bu Jani.

Reaksi Bu Jani langsung membuat Regi cemburu. Pak Yudi spontan bilang. “Heleh...”

“Tante... bilang sama Bu Rinda, Anaknya itu gajinya Kecil, Bu Rinda jangan jajan banyak-banyak, nanti salah-salah Pak Wahyu malah bundir kehimpit ekonomi, hihihi!” kikik Ratu.

“Tahu apa kamu Hah?!” Bu Jani berdiri sambil menghardik Ratu.

Dia tidak tahu kalau Ratu-lah yang merekomendasikan Wahyu dipecat ke Regi, tapi kalau Bu Jani tahu, salah-salah ia sesumbar ke Bu Rinda, malah satu kantor bisa-bisa menganggap Ratu selama ini cepu.

“Kita satu cafe ini tahu semua Tante, saya waitress yang kemarin melayani meja ini, kebetulan saya lagi Part time.” Kata Ratu.

“Looooh, benar! Pantas tampang kamu rasanya familiar! Makasih ya kemarin kamu cekatan sekali loh!” kata Pak Yudi.

Tapi  Bu Jani langsung menunjuk Regi “Regi! Kamu pacaran sama pelayan Restoran? Pembohongan publik ini sih! Bisa-bisa aku malu sama temen-temenku! Putusin!”

“Dulu Istri saya juga pelayan restoran di Burger King, di Swedia yang bisa berdamai dengan lidah saya sama ya cuma restoran Fast Food. Kita bahkan ketemu di sana loh, dia melayani saya dengan Bahasa Indonesia, saya terpukau. Inget nggak Bu masa-masa kamu masih kalem dulu?” Tanya Pak Yudi. “Tapi ya kamu lebih hebat, Istri saya hanya pelayan restoran cepat saji, kamu sudah di restoran Fine Dining.”

Bu Jani pelan-pelan kembali duduk. “Apa sih, kok jadi seakan aku yang dihakimi?!”

“Kamu ini ngajak Regi ke sini untuk menghinanya, atau minta maaf, Jeane?”

Iya, ini nama asli Bu Jani. Karena lidah kebanyakan orang Indonesia tidak bisa melafal Jeane, jadi dipanggilah ia dengan sebutan Jani.

Karena Bu Jani tidak kunjung menjawab, akhirnya Pak Yudi-lah yang mewakili, “Regi. Bapak minta maaf ya dengan perlakuan kami kemarin. Bapak ini dari dulu selalu bangga atas kamu, terutama saat kamu di terima di Beaufort dengan jabatan Manajer hanya setahun setelah kamu ODP, pasti kamu manusia istimewa. Bapak sebenarnya tahu kamu pindah ke Garnet, tapi Bapak diam saja karena kamu sepertinya tidak ingin membicarakan hal ini. Untuk masalah Wahyu, bapak percaya apa pun keputusan yang kamu ambil adalah untuk kepentingan banyak orang.”

Pak Yudi sedikit berdiri untuk mencondongkan tubuhnya ke arah Regi, lalu ia menepuk-nepuk pundak Regi.

“Kamu sudah berjuang sejauh ini, dengan rintangan seberat ini. Tuhan sangat memberkati kamu. Puji Tuhan.”

“Puji Tuhan.” Balas Ratu.

“Orang Tua kamu bagaimana Ratu?” tanya Pak Yudi.

“Bapak saya sudah meninggal, Ibu saya sedang diuji Tuhan Pak, sakit jantungnya sering kambuh.” Kata Ratu.

“Makanya kamu Part time di sini untuk biaya pengobatan Ibu Kamu?”

“Selain itu dia ditipu Pinjol Ilegal, Pak. Jadi saya Partime di sini.”

“Hebat sekali kamu. Masih muda sudah harus berjuang demi orang tua. Ibu mertua saya juga sering kena serangan jantung, saya tahu jatuh bangun seorang anak merawat ibunya. Tapi akhirnya dia meninggal bukan karena serangan, tapi karena kecelakaan. Takdir Tuhan memang tidak disangka-sangka ya.” Pak Yudi bicara begini sambil menatap istrinya. “Ratu begitu mirip denganmu ya Bu. Tak Heran Regi memilihnya jadi pendamping hidup kan? Kamu ejek segimana pun dia tetap sayang kamu. Kamu tetap jadi panutannya.”

Bu Jani hanya diam sambil mengaduk tehnya.

“Saya ke toilet sebentar ya Pak, Bu...” Pamit Regi.

Tapi dia pergi sambil menarik Ratu.

1
ZQ
😃😃😃😃😃🫰
ZQ
masih penasaran latar belakang pak Regi
ZQ
daftar calon lengser 😃😃😃
1. pak fajar
2. Bu Sarah
3. pak Eri
4 pak Wahyu
5. pak Hidayat
6. pak Yanto
7. pak Felix
8. pak Dimas
ZQ
owalah
ZQ
khas tukang nguleni adonan donat, cakwee, bolang baling, onde onde
😃😃😃😃😃😃
ZQ
cieeee Abaaaaaaas ati ati lhooooh ntar Mb Ratu jatuh cintrong Ama elu


rejeki donk'
ZQ
gila galaknya nyaingin ny Dimas dan ny David Yudha
AI AW50 𝐙⃝🦜
wkwkwkwkwkwk langsung jiper semua
AI AW50 𝐙⃝🦜
Wah wah wah ketahuan kan lu pak
AI AW50 𝐙⃝🦜
Pak Felix kenapa curigaan banget sama pak Regi sih 🤣
AI AW50 𝐙⃝🦜
Masih penasaran kenapa dia tutup kamera sisitipi nya
AI AW50 𝐙⃝🦜
Kek nya rusak bener ya ini perusahaan kok banyak banget kasus nya
AI AW50 𝐙⃝🦜
Hilihh gak bener banget sih
AI AW50 𝐙⃝🦜
Sarah yang sok di orang kantoran part 1 itu bukan sih 🤔
AI AW50 𝐙⃝🦜
Kirain bau Pesing
AI AW50 𝐙⃝🦜
Pesan macam apa yang model nya begitu ya 🤔 pasti sangat penting sekali
AI AW50 𝐙⃝🦜
Hidayat kan ya bukan Hidayah
lex dc
mb mel anak nya 2 yakk
ZQ
koyo opo rek senyumnya .... tak bayangin dulu
ZQ
hatinya lembut mas Regi..... Iwan tupe manutan lhooo sama ortu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!