Takdir Pria Penghafal Al-Qur'An

Dengan air mata yang sudah tidak dapat lagi di bendung, ibu Dira pun memeluk erat tubuh pemuda yang masih tertidur itu.setelah tadi dokter Bagas memberitahukan bahwa pria itu sangat mirip dengan almarhum Al,buk dira langsung berlari ke kamar tamu buat memastikan apa benar yang di bilang dokter Bagas itu benar apa salah.

Dan ternyata memang benar,pria yang masih tertidur itu ternyata pria yang pernah ia temui di pasar beberapa bulan lalu,dan saat ini bertemu lagi dengan kaadaan yang berbeda,apa lagi pria itu datang dengan sendirinya ke rumahnya sediri” Ya Allah apa benar ini adalah mukjizat dari mu, walaupun hamba tidak pernah meminta atau selalu lalai akan tugas darimu,namun hamba sangat berterima kasih kepadamu atas apa yang terjadi hari ini dan apa engkau berikan kepadaku adalah kejutan,dengan kembalinya anak hamba yang masih hidup karena hamba sebagai seorang ibu mempunyai ikatan batin kalau anak hamba masih hidup walaupun sudah di nyatan hilang sejak kecelakaan itu hiks hiks hiks." doa buk dira sambil dengan memeluk tubuh pria itu yang sudah di yakini bahwa itu adalah anaknya yang hilang.

Mbok Darmi dan pak Samsul yang melihat itu pun terharu dan hampir menangis, apalagi mereka yang sangat terkejut saat pertama kali bertemu dengan mas Al yang hilang kini telah kembali.

”Pak,mbok jadi pingin nangis deh melihat buk dira bisa bertemu dengan mas Al lagi,karna mbok tau bagaimana buk dira menyakini kalo mas Al belum meninggal waktu dulu,karna ikatan batin antara nak dan ibu itu sangat kuat,namun karna jasad mas Al dulu tidak di temukan makanya orang orang berfikir mas Al sudah tidak ada." ujar mbok Darmi pada pak Samsul.

”Iya mbok,bapak juga pingin nangis melihat ini, bapak aja yang pertama kali bertemu dengan Mas al sampai tidak percaya karena masalah ymas Al yang dulu dan yang sekarang berbeda banget mbok, malahan bapak mengira kalau yang bapak tadi liat itu bukan mas al tapi kembarannya, tapi gak mungkin kan karena kita mengikuti keluarga tuan wismu sejak mas Al masa masih kecil serta non tika dan non Amira." lontar pak Samsul.

Terlihat Farhan sudah maulai sadar,dengan perlahan ia membuka kedua matanya dengan pelan-pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

Namun Farhan baru menyadari kalo ada seseorang wanita yang sedang memeluk dirinya.membuat Farhan terkejut.

”Maaf ini siapa ya,bisa tolong lepaskan tubuh anda dari badan saya." ujar farhan yang mengejutkan buk dira yang dari tadi masih memeluk Farhan begitupun dengan Mbok Darmi dan Pak Samsul.

Deg

Deg

Deg

jantung Farhan berdetak dengan kencang saat melihat wanita yang sangat ia ingat pernah memeluk dirinya, dan mengakui kalau ia adalah anaknya waktu di pasar beberapa waktu lalu, entah kenapa Farhan merasa begitu hanyut dalam tatapan wanita baru baya tersebut,apalagi yang melihat tetesan air mata yang masih mengalir di pipi wanita itu membuat tangan Farhan yang tanpa dikomando langsung menghapus air mata wanita paruh baya tersebut.

”Mama kenapa menangis." tanya Farhan yang masih belum sadar apa yang ia lakukan.

” Astaghfirullahaladzim.maaf buk saya tidak sengaja." ujar farhan dengan menarik tangannya dari pipi wanita itu, entah kenapa Farhan tidak suka melihat wanita itu menangis seperti hatinya Ada yang sakit, lihat wanita tersebut menangis cinta karena dirinya ataupun hal lain.

” Nak kamu nggak ingat mama,ini mama kamu, mama Dira orang tua yang melahirkan kamu nak."jelas mama dira yang tidak bisa lagi menahan perasaannya hingga air matanya pun berjatuhan kembali apalagi melihat anaknya yang kini masih hidup.

” Kamu anak saya yang hilang 5 tahun lalu, kamu nggak ingat tentang ibu papa kamu dan serta adik-adik kamu." sambung mama dira sambil menatap mata pria itu dengan tatapan rindu yang sangat besar.

” Tapi maaf Bu,kayaknya ibu salah orang saya bukan anak ibu, Saya hanya orang biasa dari kampung dan saya pun tidak tahu asal-usul warga saya."

”Kamu Al bukan orang lain, kamu putra saya yang hilang dulu,kini telah kembali." Masih dengan keyakinannya ibu Dira pada pria yang sangat ia yakini anak kandungnya.

lalu Bu Ira pun melihat ke arah Mbok Darmi yang berdiri tidak jauh darinya yang masih ikut menangis melihat anak dan ibu itu.

” Tolong ambilkan album foto keluarga dan bawa ke sini." pinta mama dira.

”Baik buk."dan setelah itu pun Mbok Darmi keluar dari kamar untuk mengambil album foto yang disuruh oleh buk dira.

Dan tak lama kemudian Mbok Dira pun membawa sebuah album yang lumayan besar lalu menyerahkan kepada bu nira yang masih duduk di samping pria tersebut.

”Kamu liat ini,ini foto kamu dan ibubeserta ayah dan kedua adik kamu kamu pasti ingat kan."dengan tunjuk sebuah foto pada Farhan.

Ntah kenapa saat melihat itu Farhan merasakan sakit yang luar biasa kepada kepalanya.

"Agrhhhhh sakit." dengan berteriak dengan kencang guna meringankan rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba saja datang.

”Ya Allah nak,maaf kan ibu,kalo kamu belum bisa mengingat semuanya tidak masalah,jangan kamu paksakan, yang ada kepala kamu nanti mau jadi sakit." ujar buk dira sambil memegang tangan Farhan yang masih memegangi kepalanya. dengan tangisan sesegukan melihat Farhan yang mengalami hal itu.

 Namun bedanya Farhan kini tidak pingsan walaupun merasakan kesakitan yang lebih luar biasa yang ada di kepalanya,dan entah kenapa memori yang dulu-dulu seakan bermunculan di kepalanya. seakan-akan terus berputar seperti rekaman film.namun perlahan lahan sakit di kepalanya hilang,di dan kedua matanya terbuka dengan lebar saat sesuaty yang baru ia ingat.

Brakk

Tiba tiba saja pintu kamar terbuka dengan kencang dari luar,membuat pak Samsul, mbok Darmi,dan mama dira terkejut,saat tuan Wisnu masuk kedalam dengan wajah panik, namun masih datar.

”Ya Allah papa bikin Mama jantungan aja, kalau sampai jantung Mama copot apa yang akan bersalah ya." kesal mama Dira.

Bukannya menjawabnya pertanyaan sama istri tapi papa wismu malah menata Farhan dengan tajam seolah-olah ada permusuhan antara dua pria berbeda usia itu.

”Siapa kamu sebenarnya." tanya papa Wisnu dengan tajam pada Farhan,begitu pun dengan Farhan yang kini mentap pria parubaya itu dengan dingin,tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum ramah.

Membuat hawa kamar itu menjadi mencekam.

”Saya Al Ghifran farhani Atma Wijaya,putra dari Wisnu Atma Wijaya dan Mama Diranita serta 2 orang adik yaitu Amara Tifani Atma Wijaya dan Tika rindiani Atma Wijaya." terang Farhan dengan jelas.

Membuat Mama Dira menutup mulutnya dengan tangan serta mata yang berkaca-kaca, Sedangkan pak Wisnu masih diam tampa ekspresi memandang pria dihadapannya.