NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29 ~

Terdengar suara langkah, geraman bahkan kain yang terseret. Gita semakin panik, berteriak memanggil Yuda sambil terus memukuli pintu berharap ada yang datang. Yuda yang mendengar teriakan Gita malah membenamkan wajah ke atas kasur lalu menutupi telinganya. Menghiraukan tangisan dan teriakan putri satu-satunya.

“Gita, bapak sayang kamu.”

Sedang di luar rumah, Aldo yang memang tidak mengajak untuk beranjak pergi jauh menunggu sampai keadaan aman untuk kembali lagi. Saat Ikbal menerima panggilan telepon dari Gita, ia sudah tahu kalau gadis itu dalam bahaya. Gegas ia berlari kembali ke dalam rumah, diikuti oleh yang lain meski Ikbal masih bicara.

“Dimana Gita?” tanya Aldo.

“Ruang kerja Pakde, di dekat dapur,” sahut Ikbal.

Dirga memilih lewat pintu belakang, ia berbaring ke samping rumah begitupun Aldo. nyatanya pintu yang sudah sempat terbuka tidak bisa dibuka karena terhalang oleh sesuatu.

“Shittt, ini diganjal,” pekik Dirga.

“Lewat depan saja,” cetus Kaivan langsung berlari lagi memutar.

Aldo sempat menghentikan langkahnya, terdiam lalu menatap sekitar. ia merasakan kehadiran sosok gaib di wilayah itu dengan aura negatif dan energi yang kuat.

“Ya Tuhan, semoga aku bisa menolong mereka.”

“Om, cepat!”

Entah siapa yang berhasil membuat pintu itu rusak, Aldo gegas memasuki rumah menuju arah belakang mengikuti Dirga. Kaivan dan Ikbal berusaha membuka pintu, tampak kewalahan karena gembok yang sangat kokoh.

“Cari palu, kapak atau apa saja.”

“Gita, berhenti teriak!” titah Aldo. “Berdoalah.”

“Doa yang gue ajarin, baca itu,” ungkap Dirga.

Teriakan Gita terhenti, berikutnya masih terdengar lantunan do’a meski dengan suara lirih dan isak tangis. Disusul suara teriakan dari dalam ruangan, Gita ikut panik dan juga teriak.

“Cepat!” teriak Aldo.

Sepertinya makhluk dalam ruangan, terusik oleh ayat suci yang dilantunkan oleh Gita. Aldo menyentuh pintu dan melantunkan entah ayat apa, yang jelas teriakan dan erangan makhluk di dalam semakin keras.

“Om, minggir,” ujar Dirga dengan sebuah kapak di tangannya.

“lepas pengait gemboknya,” usul Kaivan.

Dua kali mencongkel akhirnya lepas juga pengait gembok lalu mendorong pintu. Cahaya dari ruangan lain menerangi ruangan tadi, Gita langsung keluar dan memeluk Dirga yang ada di depannya.

Aldo dan Kaivan memasuki ruangan, Ikbal mencari saklar dan berhasil. Ruangan pun terang, semua terkejut melihat penampakan di dalam. Ada sosok pocong dengan sebagian kain sudah terbuka juga makhluk tinggi besar dengan kelapa binatang yang sempat mencegat di jembatan berdiri di depan meja ritual.

Aldo beristighfar.

“Tinggalkan gadis itu, kalian jangan ikut campur.” Suara berat diselingi geraman dari makhluk itu.

“Dia tidak bersalah,” ujar Aldo lagi.

“Ayahnya sudah menyerahkan semua anggota keluarga sebagai jaminan untuk perjanjian ini. Jika ingin selamat, pergilah dan tinggalkan dia.”

“Ayo pergi, ngapain ngobrol sama dia,” bisik Kaivan.

Aldo kembali melantunkan ayat suci yang pernah diajarkan oleh Ayahnya, ayat yang bisa mengusir jin dan makhluk gaib. Makhluk di hadapannya berteriak, sosok pocong sejak tadi berdiri sudah kembali ke terbaring di lantai.

“Lari!” teriak Kaivan.

“Naik mobil,” ujar Ikbal yang langsung duduk di posisi mengemudi dan Kaivan di sampingnya. Dirga, Gita di kabin belakang.

“Gita, kemana kamu?” terdengar suara Yuda.

Aldo yang masih berada di luar menunggu Yuda.

“Om, ayo,” ajak Dirga.

“Kita harus hentikan ini,” ungkap Aldo.

“Gita, kembali kamu.”

“Pak Yuda, hentikanlah. Jangan lagi ada korban.” Aldo menahan lengan Yuda.

Yuda dan Aldo masih berdebat, Kaivan bahkan sampai turun lagi dan menghampiri kedua pria yang panas dalam perdebatan.

“Dia anakku.”

“Tapi dia akan mati kalau tetap di sini,” sentak Aldo. “Karena Gita sendiri yang minta pertolongan, maka aku harus ikut campur,” terang Aldo.

“Tidak bisa, dia ….”

Terdengar suara geraman dari dalam rumah, membuat ketiga pria itu tersentak.

“Pergi, gue belum mau mati. Apalagi diangan setan itu,” usul Kaivan langsung berlari ke dalam mobil. Begitu pun Aldo.

“Kalian tidak akan bisa pergi dari sini. Sudah perjanjiannya begitu, kami akan menjadi pengganti kalau tumbal salah atau terhenti,” tutur Yuda.

“Mas Yuda.” Terdengar suara perempuan begitu lirih. “Tolong aku.”

“Asih,” ucap Yuda langsung berbalik menatap ke arah pintu.

“Tolong aku, mas.”

“Jangan masuk,” cegah Aldo. “Itu hanya pengalihan.”

“Itu Asih, aku harus menolongnya. Asih, aku datang Asih.” Yuda berlari kembali ke dalam rumah.

“Biarkan saja, yang minta tolong hanya Gita. Biarkan dia celaka karena ulahnya,” ujar Kaivan.

Pandangan Kaivan dan Aldo tertuju pada Dirga dan Ikbal. Gita turun dari mobil, meski sudah dilarang.

“Bapak, tolong bapaku,” pinta Gita sambil terisak.

Aldo menghela nafasnya lalu melangkah menuju ke dalam rumah. Sampai di depan pintu, tubuhnya tiba-tiba terpental bahkan pintu yang sudah tidak bisa menutup sempurna karena dibuka paksa terbanting dan menutup rapat.

“Bapak,” teriak Gita.

***

Yuda berjalan menuju ruang ritual, lampu rumah itu hampir semuanya berkedip kedip membuat pencahayaan sangat minim.

“Asih,” panggil Yuda.

“Di sini Mas, aku di sini.”

“A-sih.” Yuda tersadar saat ia berhadapan dengan makhluk yang biasa dia sembah dan diberikan sesajen saat ritual tumbalnya. “Tolong, saya ingin menghentikan ini. Bebaskan saya,” tutur Yuda lirih.

“Kamu sudah menjadi budakku. Sudah waktunya kamu ikut ke neraka.”

“Aaaa.” Yuda berteriak sambil memegang lehernya. Seakan ada tangan mencekik hingga sulit bernafas. Perlahan tubuhnya seakan melayang. Hanya suara parau yang keluar karena sulit bernafas. Tubuh Yuda sudah menyentuh plafon kemudian terhempas ke lantai. Kepalanya terluka karena benturan, bahkan sudah mengeluarkan darah.

“To-long.”

“Waktunya kamu ikut ke neraka.”

Tubuh Yuda seakan digerakan oleh makhluk itu, perlahan berdiri kaku. Kepalanya menoleh ke kiri, bukan karena kehendak tubuhnya.

Mata Yuda meneteskan air mata, terlintas kenangan saat masih bersama Asih dan Gita kecil. Bahagia. Namun, kebahagiaan itu sirna karena silau dengan mengejar kekayaan dunia.

“Bapak,” panggil Gita. Aldo menahan tubuh Gita yang akan masuk ke dalam ruangan.

“Hentikan!” teriak Aldo lalu melantunkan ayat suci.

Makhluk itu berteriak dan berimbas pada Yuda. Kepala Yuda semakin menoleh dan berputar sampai terdengar suara gemeretak tulang.

“Bapak!” teriak Gita menghampiri Yuda. Aldo tercengang, lantunan doa terhenti.

“Ayo keluar dari sini,” ajak Kaivan saat tubuh Yuda perlahan terjerembab ke lantai.

“DIA MILIKKU!” tunjuk makhluk yang disembah Yuda pada Gita.

Brak.

Pintu ruangan tertutup sendiri. Ikbal, Kaivan dan Dirga berteriak dari luar karena Gita dan Aldo terkunci di dalam.

“Tujuanmu sudah tercapai, pria itu sudah menjadi pengikutmu. Lepaskan Gita, dia tidak bersalah,” tutur Aldo.

“Dia milikku. Jiwanya harus ikut denganku.”

Tubuh Gita seakan tertarik, tangan makhluk itu mencengkram lehernya. Aldo mengeluarkan tasbih milik Ayahnya, mulutnya kembali melantunkan Doa. Bukan hanya Aldo, Dirga dan Kaivan dari luar ruangan ikut membaca doa dan ayat suci.

Suara Aldo semakin keras saat Gita mengerang kesakitan.

“Gita, baca yang aku ajarkan.” Teriak Dirga dari luar.

Gita menghentikan tangisnya, perlahan ia membaca ayat suci yang sempat diajarkan oleh Dirga.

“Allahu akbar!” teriak Aldo lalu melempar tasbihnya ke makhluk itu.

Tangan yang mencengkram leher Gita terlepas, makhluk dia berteriak karena tubuhnya seakan terbakar saat terkena lemparan tasbih. Segera Aldo menarik Gita menjauh.

“Aaaa.” Gita berteriak tubuhnya melayang dan terhempas ke dinding.

Aldo menghampiri makhluk itu, melompat sambil melantunkan doa. Tangannya terarah dan mengenai wajah makhluk tersebut yang langsung mengerang kesakitan.

“Sudah berakhir. Gita bukan budakmu dan bukan pengikutmu,” ujar Aldo. “atau habis kamu di dunia ini.”

Perlahan sosok itu menghilang dan berganti menjadi asap.

Krek.

Pintu ruangan kembali terbuka. Aldo menghampiri Gita, begitupun yang lain.

“Bawa dia keluar,” ujar Aldo pada Dirga.

Ikbal menghampiri Yuda yang sudah tidak bernyawa. Kondisinya mengenaskan dengan berlumuran darah dari luka di kepala dan kondisi kepalanya berputar menghadap ke belakang.

“Pakde.”

“Hubungi keluargamu dan perangkat Desa,” ujar Aldo menepuk bahu Ikbal.

1
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
Vita Liana
baru baca
Misna Class
lebih baik kalau ada yg ketok2 pintu di biarin aja.. lagian udah sering gitu ngapain juga masih di bukain pintu.. thor2 buat cerita kok aneh banget
Rina Indriani
lanjut kk ceritamu kereen
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny mantan spiderman ya keluar dr plafon..
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️: makany itu mgkn tuh pocong masih merasa doi spidey jdi dia lewat plafon.. 🤣🤣🤣
dtyas (ig : dtyas_dtyas): belum pernah ya, ada kisah nyata pocong jatuh dr plafon 😁😀
total 2 replies
Rina Indriani
wih... asih
Esih Esih
Luar biasa
Zuhril Witanto
aamiin
Aditya HP/bunda lia
wiiih ... tamat ditunggu yang baru
Heri Wibowo
ada cerita baru lagi Thor
ayularasati91
baru bisa baca setelah sibuk di dunia nyata, ternyata udah mau tamat aja 😭 lanjutt kak thor
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
the myth nya hobi turing ya kesana sini..
Kustri
mending tanah diwakafin di bangun masjid ato musholla, spy tdk wingit & pocong dkk takut, Git
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny di toilet mau p1p1s minta dibukain tuh ikatannya..
Zuhril Witanto
arka sekarang ada dimana ...kirain tinggal ma yura
Zuhril Witanto
kamu maunya kapan git
Zuhril Witanto
apa Gita bakalan terseret kasus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!