Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Merangkai Bunga
Pagi ini Lily tengah berada di rumah kaca untuk menanam beberapa bibit bunga yang telah di persiapkan oleh Herald. Beberapa pelayan di rumah kaca pun terlihat cukup sibuk karena hari ini adalah jadwal pemberian pupuk dan vitamin untuk semua tanaman yang ada di rumah kaca. Herald sedang berada di kebun untuk mengecek beberapa tanaman dan sayuran.
Saat para pelayan tengah fokus pada pekerjaan mereka masing-masing, tiba-tiba terlihat Brenda dan Evelyn yang masuk ke dalam rumah kaca. Brenda bersama pelayan pribadinya yang mendorong kursi roda, dan Evelyn terlihat berjalan di samping wanita tua itu dengan wajah yang ramah,
"Lihat! Itu tunangan Tuan Ethan" bisik seorang pelayan yang terdengar di telinga Lily.
Lily menatap kearah pintu masuk rumah kaca dan menatap Evelyn dengan cukup kagum. Wanita itu terlihat sangat cantik dan anggun, pikirnya. Para pelayan pun dengan sopan menundukkan tubuh mereka menyambut kedatangan Brenda dan Evelyn. Brenda tersenyum ramah pada para pelayan,
"Lanjutkan saja pekerjaan kalian, aku hanya ingin berkeliling saja" ucap wanita tua itu.
Para pelayan pun kembali membungkuk dan melanjutkan pekerjaan mereka. Evelyn terlihat excited menatap ke sekitar,
"Ini indah sekali" pujinya.
Brenda pun tersenyum,
"Ini adalah rumah kaca di kediaman Thomson" ujarnya.
"Iya, aku pernah mendengarnya di beberapa berita, bahwa di kediaman Thomson ada taman bunga yang lebih luas dan indah daripada di pusat kota" ucap Evelyn yang membuat Brenda terkekeh.
"Itu terlalu berlebihan" sangkal wanita tua itu.
Evelyn pun menggeleng,
"Tidak Nenek, ini benar-benar luas dan indah" puji Evelyn lagi.
Mereka pun mengelilingi rumah kaca, kebetulan Herald telah kembali ke rumah kaca dan menyambut kedatangan Evelyn. Pria paruh baya itu juga menjelaskan beberapa jenis bunga dan tanaman para Evelyn. Kini, Evelyn dan Brenda melangkah bersama Herald menuju kearah Lily yang tengah merangkai bunga untuk Nyonya Brenda,
"Nah, pelayan ini namanya Lily, dia yang biasa merangkai bunga di dalam vas untuk Nyonya Brenda setiap hari" ujar Herald pada Evelyn.
Lily seketika membungkuk kan badannya kearah Brenda dan Evelyn. Evelyn balas tersenyum pada Lily dan menatap rangkaian bunga Lily dengan takjub,
"Wow, bunga-bunga ini sangat indah" pujinya menatap rangkaian bunga Lily.
Brenda pun tersenyum,
"Dulu ibunya yang selalu merangkai bunga untukku, tapi ibunya sedang sakit dan Lily pun menggantikannya. Mereka sama-sama pandai merangkai bunga dan mengkombinasikannya" puji Brenda pada Lily.
Lily hanya bisa membungkuk menerima pujian dari Brenda. Evelyn menatap Lily dan tersenyum,
"Kau cantik dan masih terlihat muda, tapi keterampilanmu sudah luar biasa" puji Evelyn.
Evelyn pun memperhatikan bunga-bunga yang di pilih Lily,
"Oh iya, apa kau juga yang merangkai bunga di ruangan Ethan?" tanyanya tiba-tiba.
Lily sedikit terkejut dan hanya mengangguk pelan,
"Iya" jawab Lily.
"Wah, luar biasa, tadi pagi aku ke ruangan Ethan dan melihat rangkaian bunga Lily di mejanya" ucap Evelyn.
Wanita itu terlihat terdiam sejenak dan tersenyum kearah Lily,
"Apa kau mau mengajariku merangkai bunga? Aku ingin membuatnya untuk Ethan hari ini" tanya Evelyn.
Brenda tersenyum mendengar inisiatif dari calon istri cucunya tersebut,
"Wah, ide yang bagus, kau bisa belajar dari Lily. Ethan pasti senang mengetahui bahwa kau yang membuat rangkaian bunganya" ucap wanita tua itu.
Lily pun hanya mengangguk pelan. Setelah itu Evelyn pun melangkah kearah tanaman bunga untuk memilih, Lily dengan setia menemani wanita itu memilih bunga dan menjawab pertanyaan Evelyn jika wanita itu meminta pendapatnya,
"Bagaimana dengan bunga tulip? Apakah menurutmu bagus? Kebetulan bunga tulip nya sedang mekar" ujar Evelyn.
Lily hanya mengangguk dan tersenyum pelan pada Evelyn,
"Iya Nona, itu pilihan yang bagus" balas Lily seadanya.
"Aku akan mengkombinasikan warna merah muda, putih dan orange. Bagaimana menurutmu?" tanya Evelyn lagi.
Lily lagi-lagi hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu Lily pun membiarkan Evelyn yang memotong dan menaruh bunga-bunga itu di dalam vas. Evelyn terlihat antusias dan senang melakukan pekerjaannya,
"Ethan pasti akan suka" ucap Evelyn dengan percaya diri.
Rangkaian bunga pun selesai, Evelyn menatap bunga itu dengan bahagia,
"Ini sangat menyenangkan" ujarnya.
"Terimakasih Lily kau sudah mau membantuku" lanjutnya sambil menatap Lily.
Lily tersenyum dan mengangguk,
"Sama-sama Nona" balasnya.
Evelyn terlihat menatap wajah Lily cukup lama,
"Kau terlihat cantik untuk ukuran seorang pelayan" ucap wanita itu.
Lily hanya diam dan tersenyum tipis menanggapi ucapan Evelyn, ia tidak tau apakah itu sebuah pujian atau sebuah ledekan,
"Tapi, kau beruntung bisa bekerja di kediaman Thomson. Kudengar banyak orang yang ingin menjadi pelayan disini, namun pemilihan pelayan di kediaman Thomson sangat ketat. Beruntung ibumu sebelumnya telah bekerja disini, jadi kau bisa masuk dengan mudah" ujar Evelyn tersenyum.
Lily hanya tersenyum menanggapi ucapan Evelyn. Evelyn pun mengambil vas bunga itu dan menatapnya dengan bangga,
"Aku akan meletakkan bunga ini di ruangan tunangan ku" ucapnya.
"Kalau begitu, aku akan kembali. Terimakasih Lily, kau telah membantuku" ujarnya berpamitan.
Lily pun membungkukkan badan nya,
"Sama-sama Nona" balasnya.
Setelah itu Evelyn pun melangkah kearah Brenda yang berada di depan rumah kaca bersama Herald dan pelayan pribadinya. Mereka terlihat berpamitan pada Herald dan melangkah pergi. Lily menghela nafasnya pelan dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Entah mengapa, ia merasa tidak terlalu nyaman mengobrol bersama Evelyn. Wanita itu memang cantik dan baik, tapi Lily tidak tau mengapa dirinya tidak ingin berlama-lama berada di dekat wanita itu.
Gadis itu pun menggeleng pelan dan mulai melanjutkan pekerjaannya..
~
Siang ini Ethan dan sang ayah telah kembali ke rumah. Mereka tadi pagi pergi ke perusahaan untuk mengadakan meeting. Seharusnya, Mike juga ikut, tetapi pria itu memang sudah tidak ada di rumah beberapa hari yang lalu. Mike pergi ke London untuk melakukan beberapa urusan.
Ethan masuk ke dalam ruangannya sambil melepaskan jas miliknya. Pria itu duduk bersandar di kursinya sambil memijit sedikit keningnya yang terasa pening. Tiba-tiba tatapan pria itu mengarah pada vas bunga yang berada di mejanya. Siapa yang menyimpan vas ini? Ethan merasa dirinya tidak meminta rangkaian bunga hari ini.
Lalu tiba-tiba pintu ruangannya terketuk. Ethan menyahut pelan dan seketika Evelyn masuk ke dalam ruangan pria itu. Wanita itu tersenyum penuh arti pada Ethan,
"Kau sudah kembali?" tanyanya sambil melangkah mendekati pria itu.
Ethan hanya mengangguk membalas pertanyaan Evelyn. Tatapan Evelyn pun mengarah pada rangkaian bunga yang ia buat,
"Apa kau suka?" tanyanya sambil mengambil bunga itu.
Ethan terdiam sambil menatap bunga itu,
"Kau membuatnya?" tanya Ethan.
Evelyn pun mengangguk dengan semangat,
"Iya, aku yang membuatnya. Aku pergi ke rumah kaca bersama Nenek tadi pagi dan berinisiatif untuk membuat rangkaian bunga ini untukmu. Aku hebat kan?" ucapnya bangga.
Ethan hanya tersenyum tipis dan mengangguk,
"Terimakasih" ujarnya pelan.
Evelyn pun meletakkan vas bunga itu dan duduk di pangkuan Ethan. Tatapannya mengarah pada bunga-bunga tulip itu,
"Aku membuat rangakaian bunga itu dengan di bantu oleh Lily, pelayan yang ada di rumah kaca" ucap Evelyn yang membuat Ethan seketika merasa tubuhnya sedikit beraksi.
"Benarkah?" ucap Ethan pelan.
Evelyn pun mengangguk. Wanita itu seketika teringat sesuatu dan mengalungkan tangannya pada Ethan,
"Oh iya, tadi pagi, ibumu menyuruhku untuk memakai pelayan pribadi di rumah ini. Ibumu bilang pelayan itu akan khusus membantuku. Awalnya aku merasa tidak perlu, tapi setelah di pikir-pikir mungkin itu boleh juga" ujarnya.
Ethan hanya mengangguk menanggapi ucapan Evelyn,
"Itu ide yang bagus" ujar Ethan menanggapi seadanya.
Evelyn pun kembali terdiam sambil memainkan dasi Ethan,
"Iya, ibumu memintaku memilih pelayan di rumah. Tapi, aku merasa tidak ada yang cocok untukku. Jadi.." ujarnya terhenti sejenak.
"Jadi, aku bertanya pada ibumu, apakah aku boleh memilih pelayan lain? Ibumu pun tidak keberatan. Lalu, aku pun meminta Lily, gadis di rumah kaca tadi untuk menjadi pelayan pribadiku" lanjut Evelyn yang membuat Ethan seketika terdiam.
Bersambung..
Readers yang baik, mohon bantu like, komen, vote dan beri gift untuk cerita ini ya, bantu share juga agar yang baca semakin ramai 🙂🙏