NovelToon NovelToon
Shanum: SAMUEL & HANUM

Shanum: SAMUEL & HANUM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Anak Genius / Konflik etika / Crazy Rich/Konglomerat / Istri ideal
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Hanum: Dia bukan idiot, dia makhluk spesial yang di hadirkan Allah dalam hidupku, dan tidak ada yang boleh menghina suamiku.

Begitulah perkataan yang di lontarkan orang-orang terhadap Samuel. Pria Dewasa yang sejak kecil selalu di hina idiot oleh orang-orang. Dokter mengatakan jika Samuel Autism dari lahir. Namun Hanum yakin, jika suaminya pasti sembuh suatu saat nanti atas kehendak Allah. Walaupun ia di katakan autism, Samuel adalah pemuda yang sangat pintar. Dan Hanum tidak pernah terima jika ada yang merendahkan apalagi menghina suaminya. Walaupun awalnya pernikahan ia dan Samuel terjadi karena keterpaksaan.

Bagaimana lanjutan kisah antara Samuel dan Hanum? dapatkah mereka melalui cobaan demi cobaan yang datang?

Yang tidak suka skip saja dari sekarang, terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suami Istri

Setelah panggilan telfon itu terputus, Pratama langsung mencecar dengan berbagai pertanyaan kepada sang mama yang tampak biasa saja dengan panggilan yang di sematkan oleh Hanum kepada adiknya.

"Ma, kenapa Hanum memanggil Sam dengan sebutan mas? Terus kenapa Hanum harus mengatakan kepada Muel jangan menunggunya pulang? memangnya mereka nikah? kok aneh ya!" Sonya dan Surya terdiam. Memang harusnya Pratama dan Satria tahu posisi Hanum kini di rumah itu adalah istri Samuel, tentu saja seorang menantu juga. Namun waktunya tidak tepat jika harus di jelaskan saat Hanum sedang tidak ada di tempat.

Sonya tampak menghela nafas panjang dan tersenyum lembut kepada putranya. "Besok kamu akan mengerti. Sudah sana kamu tidur, ajak adik kamu ke kamar sekalian nak." Pratama menurut begitu saja. Walaupun ia masih penasaran, namun ia tidak bisa memaksa mamanya untuk bercerita malam ini.

Pratama berdiri dari duduknya dan langsung menggandeng adiknya ke kamar. Ia menemani Samuel di kamar sang adik hingga Samuel terlelap. Bahkan sampai ia terkantuk-kantuk karena Samuel tak kunjung menutup matanya.

"Bang Tam, suami istri itu apa?" Ia menatap wajah Pratama yang sudah sayup-sayup hampir terpejam. Dengan berat Pratama menjawab pertanyaan Samuel.

"Ngapain nanyain begituan? Lagian kamu mau menikah?" Pratama menganggap pertanyaan adiknya hanya angin lalu. Ia tidak pernah membayangkan jika Samuel akan menikah suatu saat. Padahal sang adik sudah lebih dulu menikah dengan Hanum melangkahi ke dua abangnya.

"Jawab saja Abang, karena Muel sekarang suami Anum, Muel mau jadi suami yang baik."

Pratama hanya memutar bola matanya malas. Semakin aneh saja adiknya itu. Dapat darimana coba Samuel bahasa suami istri. lagian tidak mungkin juga Hanum mau bersuamikan seperti adiknya itu. Ia tahu Hanum wanita yang baik, bahkan ia sangat baik kepada Samuel. Namun untuk menjadi istri Samuel sudah pasti tidak mungkin.

Ia malah menutup matanya tak memperdulikan pertanyaan sang adik. Niatnya hanya ingin menutup mata sejenak, Pratama malahan terlelap di kasur empuk sang adik. Bahkan celotehan Samuel tak lagi di dengar oleh Pratama.

Samuel yang kesal karena di abaikan memukul lengan abangnya dengan boneka kecil yang ada di tangannya. Namun perlakuannya itu tak mengusik sama sekali tidur Abangnya. Hingga hampir tengah malam entah pukul berapa Samuel baru terlelap.

......................

Pagi yang cerah menghiasi hari Samuel. Walaupun ia sempat begadang, namun tidak membuat semangatnya luntur pagi itu. Ia bangkit meninggalkan Pratama yang masih terlelap. Ia langsung berlari ke kamar mandi untuk mandi. Tak perlu lama, Samuel langsung mengganti pakaiannya dengan baju kesukaannya. Baju berwarna putih dengan celana warna senada. Tak lupa ia memakai sepatu putih pula. Biasanya pemuda tampan satu ini harus di teriaki dulu oleh abangnya, baru ia terbangun.

"Abang Tama kebo. Udah siang masih bobok. Muel mau jemput Anum dulu, dada Abang Tama." Ia melambaikan tangan ke wajah Pratama. Tentu saja Pratama tak melihatnya, bahkan ia masih mengarungi alam mimpi. Padahal semalam ia yang lebih dulu terlelap, entah apa yang di lakukan pemuda itu dari kemarin, hingga membuat pemuda tersebut seperti orang yang kelelahan.

Ya, ternyata dua hari ini Pratama memikirkan keberadaan Hanum. Ia yang niat ingin mengatakan perasaannya kepada Hanum ternyata kehilangan jejak Hanum. Bahkan saat ia menelfon ke dua orang tuanya sama sekali tidak di angkat. Membuat Pratama selama dua hari itu uring-uringan tak menentu. Bahkan ia tidak bisa terlelap dengan nyenyak.

Di lantai bawah, tepatnya di meja makan, keluarga Surya sedang sarapan bersama. Kecuali Satria yang sudah berangkat pagi-pagi sekali dan melupakan sarapannya, serta Pratama yang tak mau di bangunkan. Sonya sudah mencoba membangunkan putranya itu, namun Pratama mengatakan lima menit lagi, hingga pukul enam tiga puluh, mereka melanjutkan sarapan tanpa Pratama.

Muel tampak makan dengan lahap, ia mengingat pesan Hanum dengan baik. Hanum mengatakan bahwa Samuel harus menurut dengan mama Sonya, dan harus menjadi anak yang baik selama tidak ada Hanum. Ia menurut begitu saja. Bahkan Sonya dan Surya keheranan. Lagi-lagi hanya Hanum yang mampu mengendalikan putra mereka tanpa harus di paksa.

"Sepertinya putra bungsu mama sudah terhanum-hanum." Surya terkekeh, Sonya hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan sang suami. Memang benar, Samuel terlihat sangat bahagia saat berada di dekat Hanum. Bahkan saat di rumah sakit, Hanum tak di biarkan lepas dari gandengannya barang sedetikpun. Membuat Hanum hanya pasrah dengan tingkah suaminya itu.

Pagi itu setelah sarapan, Surya dan Samuel menjemput Hanum dan Haitsam. Sedangkan Sonya mempersiapkan untuk menyambut menantu dan besannya. Tak lama setelah Samuel dan Surya berangkat, Pratama turun dari lantai bawah sembari mengucek matanya. Ia sepertinya baru saja terjaga dan langsung menuruni tangga. Mencium pipi sang mama saat bertemu mamanya yang sedang sibuk di dapur.

"Pagi ma, kok kayaknya bakalan ada perayaan di rumah ini. Papa dan yang lain mana ma?"

Sonya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menjawab seadanya. "Papa dan Muel ke rumah sakit. Kalau Satria sudah berangkat pagi-pagi sekali. Kamu tidak ke cafe nak?" Sonya menatap putranya sekilas, lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.

"Bucin banget tu anak sama Hanum. Jadi Hanum sama ayahnya beneran tinggal di sini ma?"

Pratama tampak semangat, itu tandanya ia bisa bertemu Hanum setiap saat. Niatnya ia juga ingin mendekati ayah Hanum untuk mengambil hati lelaki paruh baya itu. Sejak melihat wajah Hanum sekali, Pratama terus terbayang wajah wanita cantik tersebut. Bahkan ia berkali-kali memimpikan sosok Hanum.

"Ma, menurut mama, Hanum itu gimana?" Ia menanti jawaban sang mama. Sonya mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan sang putra. Tumben-tumbenan putranya itu bertanya tentang wanita, terlebih wanita itu Hanum. Apa putranya menyukai Hanum? Sonya tampak khawatir jika putranya yang satu ini memiliki perasaan kepada Hanum.

"Hanum baik, rajin, cantik, anaknya Sholehah dan idaman lelaki pastinya. Tumben kamu tanyain tentang Hanum?" Sonya berharap putranya sama sekali tidak memiliki perasaan kepada Hanum. Jika benar pemikirannya seperti itu, sudah pasti putra sulungnya akan patah hati. Apalagi ia akan melihat setiap hari kebersamaan Samuel dengan Hanum.

Pratama tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia malu mengakui dirinya jika ia memang menyukai Hanum. Ia hanya terkekeh kecil sembari menjawab pertanyaan sang mama. "Hehe, ya enggak lah ma." Setelah mengelak, Pratama merutuki dirinya sendiri.

"Hais, bodoh banget Lo Tam. Tinggal bilang ia apa susahnya sih!" Ia merutuki diri sendiri. Ia ternyata tidak memiliki keberanian sama sekali. Padahal hanya jujur di hadapan sang mama, bagaimana jika ia harus jujur di hadapan Hanum. Yang ada ia akan mati kutu.

......................

...To Be Continued ...

1
Nurgusnawati Nunung
Jadi Satria anak siapa.. lanjut thor
Sulastri Oke86
lanjut kak
Nurgusnawati Nunung
Hayoo semangat thor untuk membangunkan Hanum. hehehe. kasihan Muel. lanjut thor
ɪsᴛʏ
up lagi Thor...
Nurgusnawati Nunung
Hanum... ayo bangun. lanjut thor
Nurgusnawati Nunung
Akhirnya terkuak, siapa yang ingin membunuh Muel. lanjut thor, semangat
ɪsᴛʏ
oalah karna pamannya yg licik dan jahat jadi Samuel betingkah seperti anak autis...
Musim_Salju: benar kak😊
total 1 replies
ɪsᴛʏ
up lagi Thor bikin penasaran...
Nurgusnawati Nunung
wahhh keren... semoga semuanya selamat. lanjut tho.semangat
Musim_Salju: siap kak, nanti malam author up ya kak
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
Muel... kasihan Hanum tidak bisa tiduk.. cuma gara-gara itu yaaa.. hahaha semuanya sudah travelling...
Musim_Salju: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
Hahaha... Mau gimana lagi ya Num...
🌺cataleya🌺
waaahhh.... bikin penasaran....
Nanik Arifin
apa yang terjadi ??
ɪsᴛʏ
kirain beneran udah MP ternyata oh ternyata... 🤣🤣🤣🤣
Musim_Salju: /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
🌺cataleya🌺
dasar muel.... PHP doang..
Musim_Salju: /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
🌺cataleya🌺
hadeeehhhhh/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah... semuanya selamat. lanjut thor... semangat
Musim_Salju: terimakasih kakak🤗
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
keren... Hanum bisa beladiri.. l
untung ada Satria yang bantuin... semangat thor
Musim_Salju: 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
Ayo thor lanjut.. semangat
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah.. ad Satria.. semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!