NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Kepala Berisik

Di taman belakang sekolah yang teduh, angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan yang menjuntai dari pepohonan tinggi. Matahari bersinar lembut, memberikan cahaya hangat yang meresap di antara celah-celah daun, menciptakan bayangan bergerak di tanah berumput.

Ivanka, dengan wajah memerah dan tangan terlipat di dada, menatap Davian dengan tajam. “Lo kan yang udah bikin masalah sama perusahaan bokapnya Enara?” suaranya penuh dengan tuduhan, menggetarkan udara seolah ingin menembus ketenangan Davian.

Davian, yang tengah sibuk dengan handphonenya, hanya menyipitkan mata sedikit sebelum menjawab dengan nada santai, “Bukan gue, gue terlalu sibuk untuk ngurusin yang begituan.” Ia kemudian kembali fokus pada layar handphonenya, seolah-olah tuduhan Ivanka hanyalah angin lalu.

Bastian, yang berdiri di dekat pohon dengan tangan dimasukkan ke saku celananya, mengangkat bahu. “Bisa jadi Ananta,” ucapnya dengan nada datar.

Ivanka kemudian melirik Bastian yang sedang duduk di atas bangku panjang, bersandar dengan santai sembari membaca buku kecil yang berisi materi matematika dasar. Buku itu tampak lusuh, tetapi Bastian membacanya dengan penuh konsentrasi, seakan-akan diskusi yang terjadi di sekitarnya tidak terlalu penting.

“Ananta?” tanya Liliana, suaranya mengandung kebingungan dan sedikit kecurigaan. Matanya beralih dari Devano ke Bastian yang masih fokus pada bukunya.

Bastian mengangkat pandangannya dari buku dan menatap Liliana dengan ekspresi tenang. “Ananta kalau udah suka sama seseorang dia bakalan jadi gila. Sama halnya waktu dia masih suka sama lo, Li,” ucapnya dengan santai, seolah-olah itu adalah fakta yang sudah lama diketahui semua orang.

Kata-kata Bastian seperti pisau yang menusuk hati Liliana. Ia terdiam sejenak, merasakan sakit yang tiba-tiba menyeruak di dadanya. Pikiran tentang Ananta yang pernah menyukainya kini beralih pada Hazel membuatnya merasa cemas dan tidak nyaman. Liliana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

“Ya, mending lo tanyain langsung aja ke Ananta daripada nuduh-nuduh gue nggak jelas,” ucap Agler sembari menatap sinis ke arah Ivanka.

Tatapannya tajam, penuh dengan tantangan yang membuat suasana semakin tegang. Ivanka hanya bisa diam, bibirnya terkatup rapat, mencoba menahan emosi yang berkecamuk dalam dirinya.

 "Gak mungkin gue tanya langsung, bisa-bisa keluarga gue bernasib sama kayak keluarga Enara,"

***

Hazel duduk di samping Ananta, di salah satu sudut perpustakaan yang tenang. Rak-rak buku berjajar rapi, dipenuhi dengan berbagai macam buku yang mengeluarkan aroma khas kertas dan tinta yang menenangkan. Di tempat ini, biasanya Hazel merasa damai, tetapi kehadiran Ananta mengubah suasana menjadi sedikit canggung.

Ananta duduk di sebelahnya, memegang sebuah buku tebal yang ia buka dengan cepat, menimbulkan suara gemerisik yang memecah kesunyian. Hazel, yang awalnya tenggelam dalam buku yang sedang dibacanya, teralih perhatiannya pada Ananta.

"Zel, pulang sekolah mau ikut gue gak?" tanya Ananta tiba-tiba, suaranya rendah namun jelas terdengar di antara keheningan perpustakaan.

Hazel mengangkat wajahnya, matanya mencari-cari jawaban di wajah Ananta. "Kemana?" tanyanya, rasa penasaran menyelimuti dirinya. Fokusnya yang tadi ada di buku yang ia baca kini beralih ke Ananta. Matanya memperhatikan gerakan tangan Ananta yang masih sibuk membalik halaman.

Ananta tersenyum tipis, memperlihatkan senyum yang selalu berhasil membuat Hazel merasa sedikit gugup. “Gue ngikut aja,” jawabnya dengan nada yang sama sekali tidak memberi petunjuk.

"Otaknya geser apa gimana sih? Dia yang ngajak malah dia yang mau ngikut gue," batin Hazel, merasa bingung dengan sikap Ananta. Namun, ia menahan diri untuk tidak menunjukkan kebingungannya secara terang-terangan. Hazel meletakkan buku yang ia baca, melipat tangannya di atas meja dan menatap Ananta dengan serius.

“Kan lo yang ngajak, seharusnya lo yang punya rencana, Ananta. Gue nggak bisa asal pergi tanpa tahu tujuannya,” kata Hazel, suaranya tegas namun lembut.

Ananta mengangkat wajahnya dari buku, menatap Hazel dengan mata yang penuh arti. Ia menutup bukunya perlahan, meletakkannya di atas meja, dan bersandar di kursinya.

“Kemana aja boleh, asal bareng lo.”

***

Hazel dan Ananta duduk bersama di sebuah restoran yang menawarkan pemandangan sore yang memukau. Cahaya senja memerah di balik jendela besar, menciptakan atmosfer yang tenang dan memesona.

"Selain hobi belajar, ternyata lo hobi makan juga ya," ucap Ananta sambil memperhatikan porsi makanan yang banyak di atas piring Hazel.

Hazel tersenyum lebar, sambil mengangguk. "Iya, Nta. Kalau gue gak makan, badan gue suka lemes dan ngantuk. Kadang-kadang gue ketiduran di mana aja," jelasnya sambil melanjutkan mengunyah makanannya dengan lahap.

Ananta mengangguk mengerti, sambil menyisir menu di depannya untuk memesan makanan. "Lo suka ngantuk itu bukan karena gak makan tapi lo belajar sampek lupa waktu. Gue heran kok bisa lo suka banget belajar?" tanya Ananta dengan tertawa ringan.

"Gue gak suka belajar, gue belajar karena kepala gue berisik banget. Jadi gue ngalihin ke belajar. Karena setiap soalnya ada jawabannya. Kalau gak ada jawabannya berarti soal itu yang salah," ucap Hazel, suaranya tenang namun penuh dengan makna yang dalam.

Dia mengambil gelas dan meneguk minumannya dengan perasaan yang dalam.

Ananta mendengarkan dengan serius, menyadari kejujuran dalam kata-kata Hazel. Dia tersenyum kecut, merasakan panggilan yang sama dari dalam dirinya sendiri.

"Otak gue juga berisik," ucapnya pelan, mencoba menemukan kata-kata yang tepat.

"Sejujurnya, gue lelah. Lelah banget sampe lelahnya gak kerasa lagi," ungkap Ananta, meletakkan sendoknya dengan lembut di piringnya. Dia menatap Hazel dengan ekspresi yang mengungkapkan perasaan yang sulit diungkapkan.

"Gue diharuskan sempurna dalam segala hal. Gue gak bisa sebebas lo," tambahnya dengan nada yang sedikit pahit.

Tawa ringan Ananta terdengar hambar, mencerminkan kejenuhan yang terasa begitu nyata dalam dirinya.

***

Di ruang belajar yang luas dan tenang, Hazel duduk termenung, dipenuhi oleh pertanyaan yang menggelitik pikirannya. Tania, yang duduk tidak jauh darinya, menyadari kehadiran Hazel yang tenggelam dalam lamunan. Dia mengetuk perlahan meja di depan Hazel untuk memecahkan keheningan.

"Lo kenapa?" tanya Tania dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari wajahnya, sambil memandang Hazel dengan penuh perhatian.

Hazel mengangkat kepalanya perlahan, matanya menatap kosong ke kejauhan. "Jadi anak orang kaya enak gak sih?" tanya Hazel dengan suara yang penuh pertimbangan, mencoba menyelidiki pemikirannya sendiri.

Tania menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk membuka wawasan Hazel tentang realitas kehidupan mereka. Dia duduk di samping Hazel, menjaga ekspresi serius sambil menatap papan tulis yang penuh dengan angka dan huruf.

"Gak seenak yang lo bayangkan," jawab Tania dengan suara yang berhati-hati, berusaha menjelaskan dengan jelas. "Karena punya orang tua yang elit, otomatis kita juga diharapkan untuk menjadi seperti mereka. Kalau gak, ya bakalan dicap sebagai produk gagal," tambahnya dengan nada yang sedikit pahit.

Hazel mengangguk perlahan, memahami pesan yang disampaikan Tania. Dia merenung sejenak sebelum Tania melanjutkan penjelasannya dengan lebih dalam.

"Asal lo tahu, fasilitas yang didapat itu disesuaikan dengan peran kita. Semakin bagus nilai kita, maka semakin bagus fasilitas yang bakal didapat," ucap Tania dengan suara yang penuh keyakinan.

"Jangan heran kalau gue tiba-tiba ngilang karena banyak yang harus gue urus," ucap Tania dengan suara lembut namun tegas.

Hazel menatap Tania dengan rasa penasaran. "Lo kan orang kaya. Ngapain gak nyuruh orang lain aja?" tanyanya, mencoba memahami mengapa Tania tidak memanfaatkan bantuannya.

Tania tersenyum tipis, matanya menatap jauh. "Gak semuanya bisa diselesaikan dengan memerintah orang lain," jelasnya dengan suara yang mantap.

"Karena gak semua orang bisa dipercaya, bahkan orang terdekat sekalipun,"

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!