Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Archer Carat, pewaris lumpuh grup Carat itu memiliki penyakit mental yang akan kambuh setiap tanggal 28 di setiap bulannya.

Mengalami mimpi buruk berkepanjangan selama 7 tahun belakangan sejak kecelakaan menghancurkan hidupnya.

7 tahun yang lalu, Archer mengalami kecelakaan hebat saat usianya masih 21 tahun. Kala itu, dia masih anak manja yang berperilaku sesuka hatinya.

Di usia muda yang suka hura-hura, Archer mengendarai mobil yang ternyata sudah di guna-guna alias disabotase.

Dengan kecepatan tinggi dia membawa mobilnya dimana ayah dan ibunya sebagai penumpangnya. Tapi malang, maut menghampiri mereka, kecelakaan besar terjadi akibat mobil yang putus rem yang akhirnya merenggut nyawa kedua orangtua Archer dan menyebabkan Archer menyandang status orang lumpuh.

Sejak kejadian itu, hidup Archer berubah, dia menjadi pria dingin yang kejam bahkan kepada dirinya sendiri, menganggap dunia sebagai neraka yang terus menyiksanya.

Debora Carat, adiknya yang paling terpukul atas kejadian ini. Dia seolah kehilangan semuanya, baik ayah, ibu bahkan kakaknya yang semakin hari semakin dingin.

Di dalam kamar berwarna monokrom itu, Debora duduk dengan bahu lesu sambil menatap Archer dengan sendu.

"Kak.... Mau sampai kapan kakak begini?" lirihnya. Kedua manik matanya yang hitam legam mulai berembun, ditatapnya sang kakak dengan hati yang hancur.

Jemarinya mengusap lembut surai hitam sang kakak, menyalurkan rasa sayangnya pada satu-satunya keluarga yang dia miliki.

Debora membuang nafas kasar, kini hatinya kian gusar melihat kakaknya yang tak kunjung sadar.

Dengan wajah lesu, Debora duduk bersandar di kepala tempat tidur, dihubunginya seseorang melalui ponselnya yang berlogo apel di gigit itu.

"Abigail, mau sampai kapan kamu terus menghindar! Pernikahanmu dengan kakak akan tetap diadakan, aku tidak mau tahu, kamu harus setuju karena ini perjanjian antar keluarga!" tegas Debora.

"Tapi aku gak bisa Debora, kamu tahu kan, karirku sebagai artis akan hancur kalau aku menikahinya, kalau keadaannya seperti sebelum dia lumpuh aku sih mau, tapi sekarang dia lumpuh Deb!"

"jangan paksa aku!" kesal Abigail.

Debora memijit pelipisnya sambil menatap sang kakak dengan hati yang sakit," Tapi Kak Archer hanya dekat denganmu, kau juga tahu kalau dia begitu menyayangimu, tapi kenapa kau meninggalkan nya begini!?" tanya Debora.

" Kumohon, pikirkanlah lagi Abigail, kami akan memberikan apapun untukmu, selama kamu setuju!" ucap Debora.

Abigail, tunangan pria itu terdiam sejenak," Akan kupikirkan tapi tolong, jangan desak aku Debora!" tegasnya.

"Baik, akan kutunggu jawabanmu Abigail!" balas Debora sambil mengakhiri panggilannya.

Sudah sejak lama perempuan bernama Abigail itu dijodohkan dengan Archer, perjodohan itu dilakukan saat usia mereka 20 tahun, dan Archer sangat mencintai perempuan itu.

Tetapi sejak Archer dinyatakan lumpuh, setahun belakangan Abigail mulai menjauh, bersamaan dengan melejitnya karir gadis itu dalam dunia entertainment.

Abigail adalah aktris baru yang namanya mulai populer belakangan ini setelah membintangi sebuah drama yang laris di pasar nasional maupun internasional.

Debora berharap Abigail tidak mengkhianati kakaknya dan tetap mau menikahi Archer, karena dia tahu kakaknya sangat menyukai gadis itu.

"Debora akan lakukan apapun agar kakak memiliki semua yang kakak inginkan, Debora janji kak," bisiknya sambil memeluk Archer sejenak.

Setelah memastikan kakaknya tidur dengan nyaman, Debora keluar dari dalam ruangan itu dan menemui Frans di lantai bawah, di mana dia sedang menginterogasi para pengacau.

"Becca, siapa pelakunya?" tanya Debora yang melangkah dengan anggun dalam balutan gaun sutra hitam bercorak bunga itu.

Semua orang membungkuk melihat kedatangan Debora, nona muda pemilik kediaman itu.

"Hah.... Kamu pasti tidak akan percaya dengan apa yang kutemukan!" ucap Becca sambil membuang nafas kesal.

Bahkan di ujung sana Frans juga tampak jengkel. Dia berdiri bertolak pinggang sambil menatap seorang perempuan yang duduk berlutut di atas lantai sambil menangis sesenggukan.

"Kenapa lagi?" tanya Debora dengan sinis. Sejak petaka yang hadir dalam keluarganya, Debora telah kehilangan senyuman di wajahnya.

"Dia menggoda Archer dan berusaha membuat Archer menodainya!" ucap Frans tak habis pikir.

" Apa!?" mata Debora membulat bak Boba.

" Kau gila!?" Pekiknya sambil melangkah lebar mendekati pelayan bernama Fina itu.

Dengan wajah murka, Debora mencengkram wajah Fina. Pupilnya melebar, rahangnya mengetat.

"Siapa yang menyuruhmu, katakan padaku!" pekik Debora.

Fina gemetaran, dia mengalihkan tatapannya ke sembarang arah, pertanda ada yang dia tutupi.

" Sa-saya melakukannya sendiri nona, karena saya.. Saya menyukai tuan muda, saya ingin memilikinya!" jawabnya dengan lantang, tapi tetap saja matanya tak berani menatap Debora.

Plakk!!

Satu pukulan mendarat di wajah Fina," Sampah sialan, beraninya kau!" pekik Debora yang tersulut emosi.

Fina menangis sambil mengusap pipinya yang bengkak karena dipukul Debora.

"Arrkhh sialan... Kenapa sampah sialan ini bisa masuk ke rumahku!"

" Herman seret dia!! Usir jalang ini dari rumahku, pastikan hidupnya melarat dan jangan sampai dia berani menampakkan wajah di depanku!" pekik Debora.

" Tidak nona.. Hiks hiks hiks... Nona jangan, saya masih butuh pekerjaan ini, saya ingin melayani tuan muda di sisinya, saya tau saya salah, tapi tolong jangan pecat saya, saya tidak mau nona!" Fina menangis sesenggukan sambil memohon-mohon pada Debora, berharap belas kasih dari gadis itu.

Tapi sayang, dia bagai manusia yang tidak tahu bercermin, sudah jelas-jelas salah dia malah membela diri dan menjual cerita sedih.

" Usir dia, aku tidak mau melihatnya!" sergah Debora.

Tak butuh waktu lama, Herman kepala keamanan yang selalu menjaga rumah itu datang bersama dua pengawal.

Fina diseret paksa dan diusir jauh dari rumah itu. Dia masih menangis dan berteriak meraung-raung memohon belas kasih majikannya.

Tapi kesalahan fatalnya telah merenggut karirnya sendiri.

Sejenak ruangan menjadi hening, para pelayan tertunduk lesu dengan wajah pucat.

" Pecat mereka semua, ganti dengan yang baru, aku tidak butuh pelayan yang tidak becus!" ucap Debora sambil memijit kepalanya.

Para pelayan terjatuh lemas, karena kesalahan atau orang, semuanya kena getahnya.

"Kamu yakin? Akan sulit mencari gantinya, apalagi sebagian dari mereka sudah memahami rumah ini, lebih sulit lagi kalau Archer beradaptasi!" ucap Frans yang tidak setuju.

Debora sungguh lelah," Ya sudah biarkan saja, aku akan istirahat sejenak, Becca ikut aku," ucap Debora dengan tatapan dinginnya.

Debora dan Becca pergi menuju kamar gadis itu.

"Kalian semua kembali ke pekerjaan kalian, jadikan kejadian ini sebagai pembelajaran, kedepannya saya tidak mau ada kesalahan sekecil apapun, kalian mengerti!" hardik pria itu.

" Terimakasih tuan, kami mengerti!" jawab mereka.

Frans berdecak sebal, lagi-lagi pengkhianat muncul, sungguh hari yang sial bagi mereka.

Sementara itu, Bagas tampak celingukan, setelah pemecatan itu, dia pergi keluar dengan wajah kesal, tapi berusaha dia sembunyikan.

"Sial, sepertinya kali ini gagal lagi, Abigail pasti marah,"

" Apa yang harus kulakukan agar agar rahasia Archer terbongkar dan Abigail gagal menikah dengannya!" batin pria itu.

Bagas menghubungi seseorang, dia pergi menjauh dari kediaman itu, menjauhi titik kamera keamanan.

Tanpa dia sadari, ada sepasang mata yang mengawasi gerak-gerik nya dari dalam kediaman.

"Menurutmu, dengan siapa dia bekerjasama?" tanya Debora pada Becca, sahabat sekaligus perawat pribadi Archer.

"Aku tidak punya clue, tapi kita bisa cari tahu, apalagi aksinya sudah terlihat jelas, awalnya aku merasa ragu, tapi berkat kejadian hari, semakin jelas kalau Bagas telah berkhianat," ucap Becca.