NovelToon NovelToon
Quadrangle Romance

Quadrangle Romance

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lalarahman23

Mandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia dikurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namun perilakunya membuat Kedua orangtuanya mengirim paksa putri tunggalnya ke Korea Selatan.

Di sana, Mandalika menjadi bintang kampus dan menarik perhatian Kim Gyumin. Bertemu dengan perundung berhati dingin bernama Park Ji Young, mahasiswi angkuh, mengancam Ia dengan bukti kejam, memaksa Mandalika meninggalkan Korea dengan rasa trauma yang membekas.

Sebelum kepergiannya, Mandalika mendapat dukungan dari Hwang In Yeop, pekerja di Apartemen tempatnya tinggal. Perasaan Kim Gyumin terungkap dan melalui malam terakhir mereka bersama.

Sekembalinya ke Indonesia, Mandalika memulai hubungan dengan Zoo Doohyun setelah tiga tahun berlalu. Dan kembali ke Korea menghadapi cinta segi empat yang rumit dengan Kim Gyumin, Zoo Doohyun, serta Hwang In Yeop

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lalarahman23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14: Sinaran bintang

Di dalam ruang kelas yang suram, Ji Young mengangkat ponselnya, memperlihatkan sebuah foto. Cahaya dari layar ponsel menyoroti wajah Gyumin yang penuh kemarahan.

"Ini yang kau inginkan dari wanita jalang itu?" tanya Ji young dengan suara dingin.

Gyumin dan aku seketika terkejut. Ponsel itu diambil dengan kasar dari tangan Ji Young dan dilemparkan ke tembok dengan kekuatan penuh, menghancurkan layar dan membiarkan pecahan ponsel berserakan di lantai. Ji Young tertawa keras, suaranya menggema dalam ruangan.

"Kau kira aku sebodoh itu?!" teriak Ji Young, menatap tajam ke arah kami. Matanya menyala penuh kemarahan dan kekejaman. Gyumin membalas tatapannya dengan penuh amarah.

"Aku bersumpah tidak akan pernah menerimamu!" sergah Gyumin, menunjuk wajah Ji young dengan penuh kebencian.

Ji young hanya tersenyum sinis. "Sayang sekali, kau akan tetap menjadi milikku! Jika memberontak, siapkan pemakaman untuk perempuan jalang ini," ancamnya, menatap tajam ke arah Manda sebelum berbalik dan melangkah keluar dari kelas.

Di luar ruangan, para mahasiswa sudah berkumpul dan mengintip dari jendela. Doohyun, yang tampak sangat marah, segera masuk setelah pintu terbuka, menghampiri Manda yang terlihat sangat ketakutan.

Gyumin mencoba menghalanginya. "Biarkan aku bersamanya," pintanya dengan suara gemetar.

"Aku tidak akan membiarkannya bersama denganmu lagi!" bentak Doohyun, menghalau Gyumin dan membawa Manda pergi.

Setelah kepergian mereka, Gyumin berteriak dan menangisinya dalam ruang kelas yang sunyi, suaranya menggema di lorong gedung, membuat Manda yang sudah berada di luar pun melepas tangisannya.

...***...

Di Apartemen Manda, Doohyun mencoba menenangkannya. "Istirahatlah dan tenangkan dirimu, aku akan mengurus surat izin untukmu," katanya lembut. Aku mengangguk sembari mengusap air mata.

"Katakan apa yang kau inginkan?" tanya Doohyun.

Aku menoleh, mencoba tersenyum meski dengan mata sembab. "Tidak perlu... terima kasih karena telah memperdulikanku," jawabku pelan.

Doohyun menggapai tangan Manda. "Tolong berikan nomor ponselmu, agar aku bisa menghubungimu. Aku masih merasa khawatir akan kondisimu," pintanya. Aku menghela nafas dan meminta kartu namanya, kemudian meninggalkannya dengan perasaan campur aduk

...Universitas Korea....

Doohyun mencari keberadaan Ji Young dengan langkah cepat. Beberapa saat kemudian, setelah berlarian menyusuri setiap tempat, Akhirnya, Ia menemukan mereka di atap gedung. Tatapannya tajam, penuh kemarahan.

"Pahlawannya sudah tiba!" seloroh Tae Ri dengan nada mengejek.

Ji Young tersenyum, melangkah mendekati Doohyun. "Aku sudah menunggumu," sambutnya. Doohyun tanpa basa-basi mendorong Ji Young ke tembok

"Apa yang telah kau lakukan?! Kau sudah melangkah terlalu jauh! Kau mengabaikan peringatanku!" bentak Doohyun.

Ji Young hanya menertawakan ancamannya. "Seharusnya kau menanyakan alasan itu pada si jalang!" balasnya dingin.

Doohyun mendekatkan wajahnya ke Ji Young. "Ini adalah kali terakhir aku memperingatimu! Hentikan kegilaanmu itu... atau kau akan menyesalinya!" ancamnya sebelum berbalik pergi.

"Tunggu!" Ji Young memaksakan tawa.

"Kau juga menyukai si jalang itu?" tanyanya, menunggu jawaban Doohyun.

"Itu tidak benar!" bantah Doohyun, namun tawa Ji Young semakin keras.

"Aku ingin menyaksikan sejauh mana kau akan membalaskan dendam si jalang itu padaku," kata Ji Young, mendekati Doohyun. "Lakukan apapun itu, lalu aku akan mempermalukannya dengan caraku sendiri!" Ji Young berbisik di telinga Doohyun.

"Apa kau juga ingin melihat tubuh telanjangnya?" seloroh Ji Young sebelum meninggalkannya di atap.

Matanya melebar, kekesalannya memuncak. "Kau sangat licik!" gumam Doohyun dengan kepalan tangan yang gemetar.

...Apartemen....

Di malam sunyi, angin beku menghempas tubuhku yang hancur, tak seorangpun yang mampu menghalanginya. Dengan perasaan ragu, aku menghubungi orang tuaku.

"Hei, Sayang. Ada apa menghubungi Mama?" suara lembut Mama terdengar di telingaku.

Aku tak bisa menahan tangis ini lagi. "Manda harus bagaimana, Ma?" tanyaku dengan suara bergetar.

Mama terkejut mendengar tangisanku. "Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis?" tanya Mama khawatir.

Aku menceritakan semua yang terjadi. "Manda harus gimana? Di sisi lain, Manda takut jika masih tetap berada di sini. Tapi, jika Manda pulang... Mama dan Papa pasti akan sangat kecewa."

"Pulang! Mama akan mengurus keberangkatanmu besok pagi!" tegas Mama dengan nada marah.

"Lalu bagaimana dengan pendidikan Manda?"

"Jangan memikirkan hal itu lagi! Sekarang kemasi semua barang-barang bawaanmu, dan tidur lebih awal!" bentak Mama, Dengan nafas tersedu-sedu.

"Maafkan aku, Manda tidak bisa menjadi seperti yang Mama dan Papa harapkan," kataku sebelum mematikan telepon dan melanjutkan tangisanku.

Di dalam kamar, aku menangis sejadi-jadinya, menyadari perasaanku terhadap Gyumin. Saat tangisku terdengar semakin keras, suara ketukan di pintu menghentikanku. Aku mengusap air mata dan membuka pintu.

"Ada apa?" tanyaku dengan mata sembab.

"Maaf, aku mendengar tangisanmu hingga lantai bawah. Apa terjadi sesuatu?" tanya Hwang In Yeop dengan senyum tulusnya. Aku pun melepaskan tangisku lagi di hadapan pelayan ini, membuatnya seketika panik.

"Kumohon, tenangkan dirimu! Ikutlah denganku ke suatu tempat yang mungkin dapat menenangkanmu," ujar In Yeop dengan nada penuh empati.

Aku mengusap air mataku, merasa sedikit terhibur oleh perhatian yang ditunjukkan. "Tidak, aku akan pergi besok pagi dan kembali ke tempat asalku," jawabku tegas.

"Bisakah kau meluangkan sedikit waktumu?" pinta In Yeop dengan nada memohon.

"Tidak bisa!" tolakku dengan halus namun pasti.

Namun, setelah beberapa menit dibujuk, aku akhirnya menyetujuinya. 'Dia sangat gigih!' gumamku dalam hati sembari mengikuti langkahnya.

Sesampainya di atap Apartemen, kami duduk di sebuah kursi kayu panjang, di bawah langit malam yang sunyi. Bintang-bintang berkelip indah di atas kepala kami, seakan mencoba menyampaikan pesan tersendiri.

"Lihatlah bintang-bintang di langit! Sangat indah, bukan?" In Yeop membuka pembicaraan dengan suara yang lembut.

Aku mengangkat kepalaku dan memandang ke arah langit. "Untuk pertama kalinya aku melihat bintang sebanyak ini, sangat indah," kataku dengan takjub.

"Apa kau melihat bintang yang paling bersinar itu? Bintang itu mencerminkan dirimu, kau adalah bintang yang paling bersinar di antara bintang-bintang di langit malam ini," ujar In Yeop dengan penuh keyakinan.

Aku menggeleng perlahan. "Aku tidak seperti yang kau lihat. Dan aku bukanlah bintang yang bersinar itu. Aku hanya orang yang tidak beruntung. Dalam percintaan, aku sangat payah. Selama ini aku selalu mempermainkan perasaan dan cinta dari mereka. Aku tidak pernah tulus dalam mencintai. Hingga pada akhirnya, aku merasakan bagaimana rasanya mencintai, dan pada saat aku mulai mencintainya... ada banyak sekali rintangan yang harus kulalui," aku pun menghela napas, menundukkan kepala.

"Kini aku merasa kehilangan," lanjutku dengan suara lirih, penuh kesedihan.

In Yeop menatap Manda dengan penuh empati. "Aku tidak tahu siapa lelaki yang membuatmu menjadi seperti ini, tetapi... kuharap kau bisa melupakan hal buruk yang telah terjadi di hidupmu dan kembalilah menjadi dirimu sendiri."

"Kenyataan memang pahit, tidak mudah untuk melupakan orang yang sangat dicintai," gumamku, hampir tanpa suara.

"Percayalah, semua akan berlalu dengan seiring berjalannya waktu," ujar In Yeop sembari menatap bintang-bintang di langit.

Aku melihat ke arah In Yeop. "Kau benar," kataku, mencoba mencari penghiburan dari cahaya bintang.

Hening sejenak, kami berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing. In Yeop menghela napas panjang, lalu melihat ke arah Manda sembari tersenyum.

"Apa kau sudah merasa lebih baik dengan bintang-bintang itu?" tanyanya lembut.

Aku membalas senyumannya. "Sebenarnya, suasana hatiku benar-benar kacau. Dan kau sedikit mengubahnya," jawabku dengan jujur.

Hwang In Yeop pun salah tingkah dengan senyumannya yang manis. "Kenapa kau peduli, dan tiba-tiba datang menemuiku, lalu mengajakku ke mari?" tanyaku dengan pandangan teralihkan.

In Yeop mengalihkan pandangannya, lalu melihat ke arah Manda. "Sebenarnya, aku sudah lama memperhatikanmu sejak awal. Aku ingin sekali menyapamu, tapi... aku tidak punya nyali untuk itu," ungkapnya jujur.

"Dan pada akhirnya, aku memberanikan diri untuk menghampiri dan membawamu ke mari," lanjutnya, tersenyum malu-malu.

"Mengapa kau tidak menemuiku pada saat itu? Aku bisa menerimamu sebagai teman," ujarku dengan nada lembut.

"Kau benar, mengapa aku tidak seberani itu!" gerutu In Yeop, menyesal.

"Tapi sepertinya... kau tidak akan bertemu denganku lagi, aku akan pulang ke tempat asalku," kataku, mengungkapkan kenyataan pahit.

In Yeop pun seketika terkejut. "Kenapa kau pergi? Ee, maksudnya, teman kerjaku, memberitahuku bahwa kau adalah pelajar dari Universitas Korea. Dan kau belum lama di sini," ucapnya sedikit gugup, takut menyinggung perasaan Manda.

Aku melihat ke arah In Yeop dengan raut wajah sedih. "Apa kau ingin mengetahui alasanku menjadi seperti ini?" tanyaku pelan.

In Yeop mengangguk, menatap mata Manda yang berkaca-kaca. Aku pun menceritakan semuanya dari awal hingga berakhir seperti ini.

Beberapa saat kemudian, setelah aku menceritakan semuanya, In Yeop menghela napas panjang. "Aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi aku senang kau membagikan ceritamu padaku. Mungkin kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mencoba untuk membuat masa depan yang lebih baik."

...To be continued....

1
Iren Nursathi
apa yg terjadi thor jngn sampe ya
Iren Nursathi
jangan sampe foto nya tersebar thor kasihan
lalarahman23
Ingin BAB tambahan? Tolong sukai dan beri komentar kalian, juga penilaian anda. Terimakasih sudah mengikuti kisah Mandalika 📌
Ana@&
lanjut
Iren Nursathi
aku tidak suka tokoh anin jauhkan thor sudah terlalu banyak masalah manda
Sad Grill
asik ceritanya
lalarahman23: Terimakasih, Bab ke atas lebih menarik lagi kak.
total 1 replies
Iren Nursathi
makin seru lanjuuuuut thor
lalarahman23: Terimakasih, Jangan lupa kasi ratingnya ya Kak🙏
total 1 replies
Bintangkehidupan
Semoga Authornya doyan Update!
Bintangkehidupan
Semangat Thor! Yuk updatenya banyakinn
Bintangkehidupan
Cepetan lanjuttt🙀
Bintangkehidupan
/Puke//Puke//Puke/
Bintangkehidupan
GOMBALLL
Bintangkehidupan
Kasian in yeop, manda kamu bener bener yaa🙉
Bintangkehidupan
/Panic//Panic//Panic/
Bintangkehidupan
kok di gigit🙈
Bintangkehidupan
Kasian banget umin, pasti tersiksa banget di tinggalin manda. mana nikah sama sikopet it lagi. ngeri nasipmu
Bintangkehidupan
Padahal si mama itu dah bener, harusnya Manda move on, ini malah nekat balik lagi
Bintangkehidupan
Doohyun itu dari awal emang sebenernya suka sih sama manda, tapi ketutup sama sikapnya yang dingin.
Bintangkehidupan
/Whimper//Whimper//Whimper/
Bintangkehidupan
Ngakak😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!