Suamiku Tuan Muda Lumpuh

"Nona muda, apakah nona baik-baik saja? " Tanya maid tersebut menatap wajah Rara.

"Ah iya bi, apakah dia tidak bilang mau kemana? " Tanya Rara lagi.

"Tidak nona muda, dan bibi juga tidak berani untuk bertanya, takut di marahin hehe. " Ucap maid tersebut terkekeh.

"Hm baik lah bi, apakah dia sempat sarapan? " Tanya Rara bertubi-tubi.

"Belum nona muda, tuan muda tidak sarapan karena seperti nya mereka buru-buru. " Jawab maid tersebut.

"Begitu kah, baik lah Terima kasih bi, aku ke kamar dulu. " Ucap Rara berjalan untuk kembali ke kamar karena dirinya belum sempat mandi.

Maid tersebut hanya menganguk sambil tersenyum.

Di kamar nya Rara begitu bingung kemana Alfian pergi dan mengapa Alfian tidak membangun kan nya untuk membantu mandi atau menyiapkan sarapan seperti biasanya.

Sementara itu di sisi lain.

"Tuan muda, apa tuan muda serius mendaftarkan nona muda ke kampus ini? " Tanya Rendi membantu Alfian masuk kembali ke dalam mobil setelah tadi Alfian bertemu dengan dekan kampus untuk mendaftarkan Rara ke kampus tersebut.

Kampus SN. (Nasional universiti.) Adalah universitas nasional pertama terbaik dan juga kampus terbesar di kota tersebut, kampus yang ada di brosur yang diberikan Lena kemarin kepada Rara.

"Apa kau keberatan? " Tanya Alfian menatap Rendi.

"Aku? Keberatan? " Tanya Rendi bingung.

"Iya." Ucap Alfian lagi.

"Tuan muda yang benar saja, bagi mana mungkin saya bisa keberadaan karena saya tidak punya hak untuk itu. " Ucap Rendi cengar-cengir.

"Itu kau tau. " Jawab Alfian.

Rendi terdiam ia seperti kena mental dengan ucapan Alfian.

"Baiklah tuan muda, sekarang kita pulang ke mansion atau langsung ke kantor? " Tanya Rendi mengalihkan pembicaraan.

"Ke kantor saja. " Ucap Alfian sambil menatap layar ponsel nya berharap jika Rara akan mencari nya.

Mengapa berharap? Apakah di hati Alfian mulai tumbuh benih-benih cinta? Atau sebaliknya?

Rendi pun kembali melajukan mobil nya menjauh dari kampus tersebut menuju kantor Alfian.

"Dasar tidak punya rasa khawatir. " Batin Alfian kesal sambil memasukkan kembali ponsel nya ke saku celana.

Tidak butuh waktu lama Alfian dan Rendi pun tiba di kantor.

"Rendi, nanti pangil kan sekertaris Eva ke ruangan ku. " Ucap Alfian saat tiba di ruangan nya.

"Astaga tuan muda maaf kan aku, aku lupa untuk bilang jika semalam sekertaris Eva mengundurkan diri, karena ia ingin merawat ibu nya yang sakit. " Jelas Rendi sambil menepuk jidat nya.

"Jika begitu, apakah kau sudah mencari kan aku sekertaris yang baru? " Tanya Alfian menatap Rendi.

"Belum tuan muda, aku belum menemukan seseorang yang cocok, berikan aku waktu 24 jam untuk melakukan interview ke pada beberapa pendaftar. " Ucap Rendi dengan mimik wajah yang sedikit khawatir.

"Baik lah jika kau tidak menemukan sekertaris baru dan bisa bekerja teliti seperti Eva maka aku akan memotong gaji mu. " Ucap Alfian mengancam.

"Jangan tuan muda, jangan lakukan itu, baik lah aku akan segera mengurus soal itu tenang saja, kalau begitu aku permisi. " Ucap Rendi bergegas keluar dari ruangan Alfian.

Sementara Alfian hanya diam dan tidak menggubris Rendi.

Di sisi lain.

Rara mengambil ponsel nya yang berada di atas nakas samping tempat tidur Alfian kemudian menyalakan nya.

"Mengapa tuan muda tidak mengabari ku? Apa aku harus menghubungi nya? Atau mengirim kan pesan saja? " Tanya Rara kepada dirinya sendiri sambil menatap layar ponsel nya.

Karena rasa peduli dan khawatir nya yang begitu kuat Rara pun memberanikan diri untuk mengirimkan pesan melalui watsap nya.

Isi pesan yang di kirim Rara:

"Tuan muda, kau di mana? Apakah kau ada di kator mu sekarang? jika kau berada di kantor mu maka aku makan segera ke sana untuk mengantarkan makan siang." Isi pesan Rara.

Ting....

Angap saja bunyi pesan watsap masuk ke ponsel Alfian.

Alfian yang tengah asik menatap layar laptop nya pun menoleh ke ponsel nya.

"Rara? " Gumam Alfian saat melihat uname yang tertara di layar ponsel nya.

Dengan penasaran Alfian pun membuka pesan watsap tersebut dan membaca nya.

Entah mengapa setelah membaca pesan dari Rara hati Alfian merasa bahagia tidak seperti biasanya ia menjadi sedikit bersemangat.

Alfian pun mengambil inisiatif untuk membalas pesan itu.

Isi balasan pesan Alfian kepada Rara:

"Iya aku di kantor, terserah saja, ingat jangan kemari sendiri jika tidak dengan pak Anas. " Balas Alfian.

Rara yang menerima balasan dari Alfian pun merasa lega karena kini ia tau jika Alfian baik-baik saja dan berada di kantor, entah mengapa Rara kini semakin perhatian kepada sang suami, apakah kini sudah tumbuh benih cinta di dua hati itu?.

Rara pun tidak membalas nya lagi, ia keluar dari kamar nya menuju dapur mansion untuk memasak makanan yang harus ia bawa untuk Alfian.

Tidak butuh waktu lama kini Rara sudah selesai dengan aktivitas memasak nya, ia kemudian masuk kembali ke kamar dan menganti pakaian nya serta sedikit menghias wajah.

Setelah itu Rara pun keluar mansion dan menghampiri pak Anas yang selalu menunggu di tempat biasa.

"Wah... wah... wah, nona muda sudah sangat cantik hari ini, pasti ingin ke kantor tuan muda lagi. " Ucap pak Anas sambil cengar-cengir.

"Aish pak Anas kok tau, aku ingin ke kantor tuan muda. " Ucap Rara canggung.

"Iya lah bapak tau nona, itu bukti nya. " Ucap pak Anas menunjuk rantang makanan yang di pegang Rara.

"Yah aku lupa hehe, yasudah pak sekarang kita ke kantor tuan muda ya. "Ucap Rara lagi.

" Baik lah nona muda, ayo silahkan masuk. "Ucap pak Anas membuka pintu mobil untuk Rara.

Rara pun masuk ke dalam mobil itu kemudian pak Anas mulai menyalakan mesin mobil dan segera keluar menjauh dari mansion menuju kantor Alfian.

Smentara di sisi lain, Alfian terlihat seperti remaja yang baru saja mengenal cinta, ia terus tidak fokus bekerja dan bayangan wajah Rara yang imut terus saja terbayang di benak nya.

"Permisi tuan muda. " Ucap Rendi masuk ke ruangan Alfian.

Sementara itu Alfian hanya diam dan tidak menjawab apapun.

"Tuan muda, tuan muda. " Ucap Rendi sambil melambaikan tangan nya di depan mata Alfian.

"Eh iya ada apa? " Tanya Alfian tersadar dari lamunan nya.

Rendi tercengang karena ia baru menyadari jika boss nya itu sekarang sudah bisa melamun saat bekerja, biasanya saja tidak pernah seperti itu.

....