CERITA KITA

"Seharusnya kamu tuh mikir dulu sebelum mempermalukan saya di masa lalu, dan sekarang kamu pikir dengan maaf semuanya masih bisa baik-baik saja!"

"Zay! Aku mohon, maafkan lah aku Zay, aku akan lakukan apapun agar bisa mendapat maaf darimu" mohon Lian, Lian sungguh tidak menyangka, jika perbuatan-nya di masa lalu justru bisa menimbulkan masalah sebesar ini sekarang, bahkan menanamkan kebencian di hati seseorang.

Zay tersenyum menyeringai, dia menatap tubuh Lian yang memang cukup menarik, apa lagi celana pendek yang Lian kenakan menambah kesan seksi pada wanita itu, jiwa kelelakian pria itu muncul, "Apa kamu yakin akan melakukan apapun?" Zay terus menatap gerak gerik Lian.

"Jaga matamu Zay!" Bentak Lian, karena Zay terus menatapnya seperti orang kelaparan, Zay yang memang masa bodoh dengan jawaban Lian hanya mengangkat bahunya acuh.

"Kamu sendiri yang akan melakukan apapun agar saya mau memaafkan mu, jadi kenapa kamu marah!" 

"Tapi tidak dengan cara yang ada di otak kamu itu!"

"Memang kamu tahu apa yang saya pikirkan, apa kamu cukup biasa melakukan hal seperti itu, sehingga kamu lebih mudah menebak apa yang pria pikirkan?" 

"Jangan sembarangan, aku bukan wanita seperti itu!"

"Terus apa yang bisa kamu lakukan untuk menembus maafmu?" 

"Apa saja asal jangan tidur bersama."

Zay tergelak, tawanya terdengar nyaring di ruang tengah tempat Lian, "Kamu semakin cantik saja" Zay mendekatkan tubuhnya ke Lian, pria itu berbisik ditelinga wanita itu "Namun sayang, hanya sarat itu yang saya inginkan, tidurlah bersamaku" 

Lian melotot, tangan itu dengan bebas menampar pipi Zay penuh semangat.

"Plakkkkk!" 

Zay menatap Lian dengan tajam, bahkan pria itu memegang pipinya yang terasa panas Akibat tamparan Lian yang begitu keras, "Berani sekali kamu menampar saya!" Zay mencengkram kedua pipi Lian dengan tatapan yang berkobar, sehingga Lian sedikit meringis.

"Kamu yang kurang ajar Zay, aku minta maaf tulus, tapi justru kamu menganggap saya wanita murahan dengan memintaku tidur bersama, apa kamu pikir aku serendah itu!" Lian tidak menyangka, Zay yang dulu dia kenal dengan kesopanan nya, kini justru menjelma manjadi seorang bad boy.

"Kamu sendiri yang memberi sarat agar dimaafkan, dan saya hanya mau sarat itu!" Berang Zay.

"Zay jangan seperti ini, ini bukan kamu Zay, kamu tidak begini dulu" lirih Lian, Lian masih tidak ingin percaya jika ini Zay yang berbeda dengan Zay yang dulu.

"Zay yang dulu sudah mati! Dan Jangan pernah berharap maaf dari saya kalau begitu!" Zay berlalu dari sana, dia membanting pintu apartemen Lian, amarahnya membuncah, akibat tamparan Lian, dia tidak menyangka kalau Lian begitu berani  menamparnya.

Sedangkan Lian menatap nanar kepergian Zay, air mata itu menetes tanpa sadar, dia Akui kesalahannya mungkin sangat fatal, tapi apa harus wanita itu merelakan kehormatan-nya hanya demi sebuah maaf saja, Namun Lian tidak mungkin melakukan itu.

"Astaga, ada apa Lian, kenapa tadi aku melihat ada Zay keluar dari apartemen mu, apa kalian sudah berhubungan baik, dan Zay hanya ingin bertemu denganmu, tapi kenapa kamu menangis" bingung Riana, wanita itu menatap Lian penuh selidik,. 

"Dia meminta ku untuk membatalkan perjodohan ini, atau dia yang akan melakukan dengan cara dia sendiri Riana" lirih Lian.

Riana terdiam, hubungan keduanya sangat rumit, apa lagi ini menyangkut masa lalu mereka, "Memang baiknya kalian tidak bersama Lian, atau kalian akan selalu bertengkar terus menerus."