NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:948.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24. TIARA

Sebelumnya author mau ucapkan terimakasih buat semuanya yang sudah mampir ke lapak ini. 🙏 Alhamdulillah story ini dapat penilaian 20 bab terbaik tapi nilai retensinya pas banget dan mungkin untuk bab 40 terbaiknya enggak dapat. 🤭 Tapi gak apa-apa, author bakal tetap lanjutkan sampai benar-benar selesai. Dulu sebenarnya kisah Rey dan Ara ini sudah pernah author up 3 bab, tapi di hapus karena waktu itu author sedang sakit dan harus dirawat. Dan sekarang insyaallah bakal diselesaikan, jadi mohon dukungannya ya biar author tetap semangat walaupun dapat nilai kecil. 🤭 Gak seperti di lapak sebelah "DIKHIANATI SUAMI, DICINTAI BOS" Itu Alhamdulillah dapat sampai 40 bab terbaik.

Oke lanjut... Happy reading... 🤗🤗🤗

💞💞💞

Setelah Ara sadar, malam itu juga jenazah bu Rania di pulangkan ke rumah duka. Meski sudah larut, beberapa tetangga masih menyempatkan untuk datang sebentar mengucapkan bela sungkawa dan akan kembali esok pagi saat prosesi pemakaman. Om Gio dan Sela pun dengan setia menemani.

Om Gio mengitari rumah yang penuh kenangan manis itu dengan netranya. Rumah sederhana yang ia beli dari upanya menjadi supir pribadi, beberapa bulan sebelum menikahi Rania. Tidak ada yang berubah, dari cat dan tata letak perabotan semuanya masih berada di tempat yang sama seperti 26 tahun yang lalu, hanya saja rumah itu sudah sedikit kumuh dan itu wajar. Sudah berpuluh-puluh tahun ia tinggalkan, dan mungkin Rania tidak memiliki biaya untuk merenovasi rumah. Rasanya tak sanggup membayangkan bagaimana kehidupan Rania selama ini tanpanya, sedang dirinya hidup di dalam rumah mewah dan setiap hari memakan makanan yang lezat. Ia pikir, Rania kembali pada keluarganya setelah hari yang begitu menyakitkan, namun ternyata tidak. Rania masih menempati rumah di mana mereka membangun sebuah keluarga kecil.

Di tahun pertama pernikahan mereka, lahirlah buah cinta mereka. Seorang putri kecil yang mereka beri nama Tiara.

'Putri kita cantik sekali seperti kamu.' Dengan senyum yang mengembang di wajahnya, Gio sedikitpun tak lepas menatap putri kecil yang baru saja selesai ia adzani.

'Tapi mata dan hidungnya mirip kamu, Mas.' Kata Rania yang duduk di atas ranjang pasien, senyum pun tak lepas menghiasi wajah cantiknya usai perjuangan melahirkan bayinya. Rasa sakit yang menderanya beberapa saat lalu, terbayarkan ketika mendengar gema tangis putri kecilnya.

'Harus ada yang mirip Ayahnya dong, nanti orang tak percaya lagi kalau si kecil ini anaknya Gio.' Gio terkekeh pelan lalu mengecup pelan pipi putrinya.

'Mas sudah siapkan nama untuk putri kita?' Tanya Rania.

'Sudah dong. Aku akan memberi nama putri cantik kita ini dengan nama Tiara, yang artinya mahkota bertahtakan permata.'

'Cantik sekali namanya, Mas.' Rania tersenyum sumringah, jari-jari lentiknya terlurur mengusap pipi bayi mungilnya.

'Tentu. Seperti artinya, kelak putri kecil kita akan tumbuh menjadi perempuan yang terhormat, cantik, dan indah bagaikan mahkota para raja.'. Kata Gio dengan bangganya. Seperti itulah harapannya kelak untuk putrinya.

'Amiiiin, semoga ya Mas,' Rania tak hentinya tersenyum. 'Hai anak Ibu, sekarang nama Kamu adalah Tiara.'

'Tiara,' Om Gio terhenyak dari lamunannya, ia langsung mengarahkan tatapannya pada Ara yang masih saja menangis di samping ibunya.

'Putriku.' Kedua matanya nampak berkaca-kaca menatap punggung Ara yang bergetar. Putri kecil yang baru berusia satu tahun saat terakhir kali bertemu, kini telah menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik seperti Rania. Pantas saja ia merasa tidak asing setiap kali melihat Ara, ternyata inilah jawabannya. Ara adalah Tiara putri kandungnya sendiri.

"Tiara," tangan om Gio terulur hendak menyentuh pundak Ara, namun dengan cepat pula ia menarik kembali tangannya.

'Tidak, belum saatnya aku mengatakannya sekarang. Keadaannya belum tepat. Ara pasti akan semakin terpukul jika harus mengetahui sekarang, bahwa akulah Ayah yang meninggalkannya.' Om Gio mengepalkan tangannya. Dalam hati merutuki kebodohannya selama ini yang terlalu lemah menghadapi keadaan. Tapi itu semua demi keselamatan Rania nya dan putri kecil mereka.

Om Gio memalingkan wajahnya ketika air matanya kembali terjatuh, di situasi seperti ini seharusnya ia memeluk erat putrinya memberi kekuatan. Tapi ia tidak mempunyai daya untuk melakukan itu. Entah bagaimana reaksi Ara ketika mengetahui ia adalah ayahnya, mungkinkah putrinya itu akan membencinya. Rania pasti sudah memberi tahu Ara alasannya meninggalkan mereka, yaitu menikahi wanita lain saat itu.

Dadanya terasa sesak, mengingat bagaimana air mata Rania yang jatuh saat melihatnya bersanding dengan wanita lain. Tangis baby Tiara yang berada dalam gendongan Rania menggema di aula pernikahan dan menyita seluruh perhatian para tamu.

'Jahat kamu, Mas. Kamu bilang hari ini akan menghadiri pernikahan adik Bos mu. Tapi ternyata kamu sendiri yang menjadi mempelai pria nya.'

'Rania, ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku bisa jelaskan.' Gio hendak berdiri tapi sang bos yang telah menjadi kakak iparnya membisikkan peringatan untuk yang kesekian kalinya tepat di belakang telinganya yang terpaksa membuatnya kembali duduk. Ia hanya dapat menatap nanar kepergian Rania dan putri kecilnya.

Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Om Gio sendiri tidak memiliki keberanian untuk menemui anak dan istrinya meski hanya secara diam-diam karena kakak iparnya sudah menempatkan banyak mata-mata untuk mengawasinya. Demi keselamatan anak istrinya, ia menahan rasa kerinduan itu selama bertahun-tahun lamanya.

Om Gio membuang nafas kasar kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia keluar dan duduk di teras menumpahkan semua air matanya. "Rania, andai di pertemuan kita ini, kamu masih hidup. Aku akan jelaskan bahwa yang kamu lihat hari itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku tidak pernah mengkhianati kamu. Aku sangat mencintaimu, mana mungkin aku tega melakukan hal itu."

Tubuh om gio bergetar karena menangis. Andai saja ia mendengarkan mama Winda untuk membebaskan diri setelah papanya Rey tiada. Mungkin ia masih memiliki kesempatan untuk meminta maaf pada Rania nya. Tapi semuanya sudah terlambat. Sekarang, Rania nya telah pergi untuk selamanya membawa kenangan pahit yang tidak pernah dia ketahui kebenarannya.

1
Sri Endah B. A
Luar biasa
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
Vivo Smart
🙂🙂🙂
Vivo Smart
eok emang si Rey ini. bikin emosi aja
Vivo Smart
jangan balik sama Rey Ra, ingat... kamu membencinya waktu itu karena meruda paksa kamu. "aku membencimu Rey" itu kata kata kamu malam itu. jadi jangan maafkan Rey
Vivo Smart
ya elaa Ma... mama juga diundang, kok maalah ngundang orang lain lagi 🤦‍♀️ntar rasmanan nya nggak cukup gimana 😁
Vivo Smart
lagian nggak ngeh banget sih sama tanggal ulang tahun Rayan. ya dihitung dong mana tau anak Rey
Vivo Smart
Dea, kamu nggak tau apa apa, nggak usah ikut campur
Vivo Smart
karena waktu membuat Rayan, kakakmu ingin menunjukkan pada Ara semurahan apa dirinya. karena tidak terima Ara bilang serli menghianati kakakmu
Vivo Smart: itulah alasan mengapa Rayan bisa hadir ke dunia. kakakmu menghina dan memperkosa Ara
total 1 replies
Vivo Smart
lah, om Gio kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!