Kayla sangat mencintai ayahnya, sangat, hingga Kayla nekat naik ke atas ranjang sang ayah untuk membuat pria tampan berusia 32 tahun itu bertekuk lutut padanya.
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik Kayla selalu berusaha menggoda ayah angkatnya supaya ia bisa mendapatkan cinta dari pria itu.
Kayla sangat ingin mendapat Glen hingga ia nekat menyakiti dirinya sendiri untuk membuat perjodohan antara Glen dan wanita pilihan orang tua Glen batal. Dan karena hal itu juga Kayla di benci oleh orang tua Glen.
Tapi Kayle tentu saja tidak peduli, yang terpenting baginya, ia bisa mendapatkan cinta, kasih sayang dan perhatian Glen untuk dirinya sendiri. Obsesi? Siapa peduli, salah sendiri Glen terlalu tampan dan hot untuk diabaikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Makan malam berlangsung dengan damai dan tentram. Tak ada seorangpun yang berani buka suara selama makan malam berlangsung hingga akhirnya sang kepala keluarga Alfonso meletakkan alat makannya.
Semua orang segera menghentikan kegiatan mereka dan langsung memusatkan seluruh atensi pada Al.
"Sudah selesai?" tanya pria itu dengan suara beratnya.
Mereka semua kompak mengangguk.
"Kita disini untuk berdiskusi tentang apa yang telah terjadi di antara Glen, Laura dan,,," Al melirik Key dengan ekor matanya.
Key segera menunduk setelah menyadari lirikan Al padanya.
"Terkait masalah yang terjadi, saya selaku kepala keluarga Alfonso meminta maaf kepada Laura dan tuan Emilio atas apa yang telah anak saya lakukan. Saya_"
"Biar saya saja," sela Glen.
Al melirik ke arah Glen, lalu mengangguk, membiarkan sang anak untuk berbicara.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini."
"Saya juga!" seru Key tiba-tiba.
Perempuan itu langsung menunduk saat semua mata menatapnya. "Saya minta maaf, semua ini adalah karena saya."
Glen tersenyum lantas menggenggam tangan Key untuk menyakinkan perempuan itu bahwa ia ada bersamanya.
"Apa gunanya minta maaf jika kamu sama sekali tidak menyesalinya?" ucap Laura.
Tanpa diduga, Key mengangguk membenarkan ucapan model cantik itu alih-alih menyangkal dan melakukan pembelaan diri.
Kepala Key terangkat hanya untuk menatap langsung mata Laura yang duduk berhadapan dengannya.
"Saya tidak menyesali apapun yang telah terjadi, saya hanya merasa bersalah karena hal ini harus terjadi disaat pernikahan kalian sudah ditentukan. Seharusnya anak ini hadir lebih cepat agar anda tidak menjadi korban seperti ini."
Anggap saja Key tak tahu malu karena hal itu memang besar, dan Key sendiri pun mengakuinya.
Tapi, untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, menjadi egois dan tak tahu malu pun harus dilakukan, itulah yang Key pelajari sejak kecil.
"PEREMPUAN JAL-A-NG!"
Laura berdiri dari duduknya dan dengan penuh emosi hendak menampar pipi Key andai saja Glen tidak lebih dulu menahan tangannya.
"Jangan sentuh dia," ucap Glen dengan tatapan membunuh.
Laura mengerutkan kening tak suka.
Si-al, aura Glen membuat sekujur tubuhnya merinding dan langsung terduduk lemas seketika.
Sedangkan Glen, saat ini pria itu masih menatap Laura dengan tajam sembari mendekap Key dalam pelukannya.
"Tuan Al, ini adalah penghinaan untuk keluarga kami! Undangan pernikahan telah disebar! Bagaimana kami akan menghadapi dunia nantinya?!" protes ayah Laura.
"Soal itu, saya sendiri yang akan mengurusnya," sela Glen.
"Saya juga akan memberikan kompensasi yang pantas untuk anda dan putri anda dapatkan," sambungnya lagi.
"Kamu pikir semudah itu?!" marah Laura.
"Tuan Glen yang terhormat. Anda pikir masalah ini hanya tentang uang?" Laura menaikkan nada suaranya tanpa rasa takut sedikitpun.
"Saya minta maaf jika saya telah menyakiti perasaan anda, nona Laura Emilio. Saya bersalah, anda boleh marah kepada saya," ujar Glen berusaha mempertahankan kesopanannya.
"Marah kepadamu?" Laura mengerutkan keningnya.
"Daripada marah kepadamu, AKU JUSTRU LEBIH MARAH PADA PEREMPUAN TIDAK TAHU DIRI INI!" bentak Laura pada Key.
"LAURA EMILIO!!" bentak Glen jauh lebih keras.
Sang empu pemilik nama yang baru saja diteriakkan tentu saja terkejut, apalagi Glen juga sempat memukul meja tak kalah kencang.
"Jaga batasanmu!" ucap Glen penuh penekanan.
Key menarik Glen ke dalam pelukannya, mengusap sisi wajah Glen yang masih saja menatap Laura dengan penuh emosi.
Kedua tangan lentik Laura terkepal erat, bahunya bergetar menahan amarah.
Padahal disini aku yang jadi korban, tapi kenapa? KENAPA MALAH AKU YANG TERLIHAT SEPERTI PENJAHATNYA?!
"Mau tidak mau pernikahan ini sudah batal. Aku akan mengurus semuanya, jadi jangan ada satupun dari kalian yang mengganggu kami lagi!" final Glen lalu segera beranjak dan membawa Key pergi dari sana.
Key yang ditarik secara tiba-tiba pun tak punya pilihan lain selain mengikuti langkah Glen.
Helaan nafas panjang berhembus dari bibir Al. Padahal ia berharap diskusi malam ini bisa berjalan dengan tenang dan berakhir damai tanpa konflik apapun.
Namun sayangnya, Al lupa bahwa anaknya adalah orang yang muda emosi dan suka seenaknya sendiri. Sama persis seperti mantan istrinya.
...***...
Suasana hati Glen benar-benar menjadi buruk karena perdebatan itu.
Urat-urat pada tangan dan leher Glen sampai terlihat menonjol karena menahan rasa kesal.
Key tidak menyangka bahwa Glen akan semarah ini.
"Dad,,," panggil Key dengan suara pelan.
"Hmm?" Suara Glen yang sudah berat terdengar semakin berat, membuat Key merinding karenanya.
"Daddy marah?" tanyanya takut-takut.
Glen tak mengatakan apapun, tak ada suara yang keluar dari bibirnya yang tertutup rapat. Namun walau begitu, Key masih tetap menunggu.
Sadar jika tatapan Key tak beralih darinya sejak tadi, Glen pun berucap, "Enggak, Daddy gak marah." Kali ini suara Glen terdengar lebih lembut.
"Key minta maaf ya, ini semua gara-gara Key. Tapi dad,,,walau begitu, Key tetap tidak menyesal. Key cinta sama Daddy, Key ingin Daddy jadi milik Key, walaupun untuk mewujudkan keinginan itu Key harus bertingkah seperti wanita mur_"
"Key!" Suara berat Glen menginstrupsi.
"Kamu gak murahan, jangan bilang seperti itu lagi!" ujar Glen tegas.
"Maaf," lirih Key dengan kepala tertunduk.
"Asal kamu tau, Daddy tidak pernah menyesal telah melakukannya bersamamu, Daddy juga tidak menyesal karena ada anak Daddy di rahimmu. Justru Daddy merasa bahagia dan berterimakasih, karena jika kamu tidak melakukan itu, mungkin sekarang Daddy masih akan menjadi manusia yang hidup tanpa mengenal cinta dan tidak akan pernah menikah."
Glen menghentikan mobilnya saat lampu lalulintas berganti warna menjadi merah.
Glen menoleh pada sang pujaan hati lalu menarik tangan Key untuk dirinya genggaman.
"Walau Daddy tau cara ini salah, Daddy tetap tidak akan menyesalinya. Justru yang Daddy sesali adalah kebodohan Daddy yang menerima perjodohan tanpa pikir panjang hanya karena ingin menghindari kamu. Daddy minta maaf," ujarnya tulus.
Key mengigit bibir bawahnya, ia segera mengalihkan pandangan dari Glen saat kelopak matanya tak mampu lagi menahan liquit bening yang mendesak untuk keluar.
"Daddy nyebelin tau gak!" ujarnya dengan suara parau.
Isak tangis tak mampu lagi Key tahan.
Glen yang melihatnya tentu saja tidak tahan untuk tidak menarik Key dalam pelukannya.
Ia memeluk cintanya dengan begitu erat dan penuh perasaan, rasanya dada Glen begitu sesak saat mendengar Isak tangis sang kekasih hati tepat didepan telinganya.
"Maaf sayang, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Daddy minta maaf,,," bisiknya parau.
...•Bersambung•...
Gak tau, akhir-akhir ini lagi kacau banget:(
secangkir ☕ 4u thor..🙂