My Chicken Girl

Dejad Dejud Dejad Dejud!

Alunan musik klub malam di tengah kota Daegu mengiringi manusia yang sedang patah hati yang tak lain adalah Yeol si bos sekolah. Ia tak menduga cinta pertamanya akan di tolak begitu saja oleh si gadis ayam. Sakit hati yang ia rasakan kali ini. Untuk menghilangkan rasa itu, pemuda satu ini pergi ke klub malam agar rasa sakitnya terobati. Ia terus-menerus menenggak minuman kerasnya sampai dirinya puas. Kedua temannya, Jung-il dan Gong Chil sudah berusaha untuk menghentikannya tapi Yeol terus menolak. Gong Chil yang merasa frustasi hampir saja hilang kendali karena ingin memukulnya. Untung saja Jung-il berhasil mengatasinya dan menunda perkelahian antara kedua temannya itu.

"Hyung, lepaskan aku!" teriak Gong Chil yang emosi.

"Gong, sudah hentikan, biarkan dia sendiri," ucap Jung-il padanya.

"Yah Yeol, kau juga jangan minum terus, kau harus mengerti Shim. Ku yakin dia hanya terpaksa menolakmu, ingat dia anak yang pintar dan pasti tak mau mengecewakan ayahnya," lanjut Jung-il menasehati satu sahabatnya lagi.

"Tapi Jung, rasanya sangat sakit," ucap Yeol sedikit bersedih sambil menenggak minumannya kembali.

"Yah Yeol, kau cari saja yang lain yang lebih cantik darinya kan banyak. Noh tinggal pilih!" suruh Gong Chil asal berucap.

"Gong." Jung-il segera memperingati nya.

Mendengar perkataan Gong Chil, Yeol benar-benar terpancing dan beranjak tiba-tiba. Entah kenapa atau karena efek mabuknya, ia mendadak melihat wanita yang mirip dengan gadis ayam.

"Yah Yeol, kau mau kemana?" panggil Jung-il langsung.

"Sudahlah Hyung, dia sudah besar mungkin dia akan menari untuk menghilangkan kesedihannya," ucap Gong Chil sambil mengajaknya untuk bersulang.

"Baiklah, terserah padamu," balas Jung-il pasrah lalu minum setelah bersulang.

Keduanya asyik minum namun mata Jung-il tertuju pada Yeol yang mulai menari bersama para gadis di sana. Tak berlangsung lama pandangan keduanya teralihkan dan tanpa sadar jika Yeol sudah pergi dengan gadis lain. Merasa ada yang kelupaan, Jung-il menengok untuk mengecek. Ia sedikit celingukan mencari temannya karena hilang dari tempat tadi.

"Yah Gong, Yeol menghilang," tepuk Jung-il segera.

"Apa? Ayo cari Hyung!" ajaknya. Jung-il mengangguk.

Keduanya segera beranjak untuk mencari. Sepanjang area klub di telusuri dan akhirnya mereka bisa lega karena menemukan Yeol sedang dikerubungi oleh para gadis di ruangan VIP.

Di rumah, Shim Hyeri berusaha fokus belajar tapi pikirannya selalu di penuhi oleh bayangan Yeol. Ia membuang nafasnya kasar lalu merebahkan kepalanya ke meja.

Nud.... Nud.... Nud!

Ponsel miliknya bergetar di samping kepalanya. Dengan lemas, Hyeri mengangkat kepalanya untuk menjawab panggilan video dari sahabatnya itu.

"Hoo... Jian yaaa," panggil Hyeri bernada tak bersemangat.

"Yah Hyeri, ada denganmu? Kamu tak apa kan?" Jian langsung bertanya setelah melihat kondisi sahabatnya di layar.

"Jian, kamu ada kabar tentang Yeol?" Hyeri tiba-tiba bertanya karena ingin tahu kabar pria yang di tolaknya itu.

Jian menggeleng di layar. "Kenapa sekarang kamu merasa menyesal karena menolaknya?"

Hyeri mengangguk tanpa sadar lalu dengan cepat menggeleng membuat Jian terkekeh.

"Hyeri, Hyeri kamu suka sama Yeol kan?" tebaknya.

"Gak, sudah lah aku mau lanjut belajar lagi. Sampai besok," jawab Hyeri segera berpamitan untuk menghindar.

"Dasar Hyeri!" Jian menggeleng-geleng lalu mematikan panggilannya.

Setelah mengobrol sebentar, Hyeri kembali belajar untuk ujiannya Minggu depan. Ayahnya mendadak datang sambil memberikan segelas susu padanya.

"Makasih Yah," ucap Hyeri tersenyum ke sang ayah.

"Sama-sama, belajar yang rajin ya," pesannya mengelus rambut putrinya lembut.

"Iya Yah," jawab Hyeri mengangguk mantap.

"Ya sudah ayah istirahat dulu, kamu jangan begadang. Belajar boleh saja tapi jaga kesehatan juga ya," pamit sang ayah sambil berpesan lagi.

"Siap Yah, ini mau selesai," balasnya.

"Hmmm." Shim Yong Dae mengangguk dan berjalan kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Sementara Yeol yang mabuk berat terpaksa diantarkan oleh dua sahabatnya ke rumah. Yeol terus memanggil nama gadis ayamnya sampai Gong Chil pun di kira gadis tersebut.

"Shim Hyeri, kau di sini," ucapnya mengigau sambil menepuk wajah Gong Chil seketika dan tersenyum.

Gong Chil yang jijik segera membanting tubuh Yeol ke kasur." Yah, aku Gong lah," protesnya segera sambil berkacak pinggang.

"Memang aku mirip dengan Hyeri, Hyung?" adunya ke arah Gong Chil.

Jung-il mengangkat bahunya. Sudahlah biarkan dia istirahat. "Ayo pulang besok sekolah kan?" ajaknya.

"Iya lah Hyung. Haish dasar kalau dah jatuh cinta ya begitu," jawabnya sambil mengumpat ke Yeol yang sudah memeluk guling dengan erat sambil mengigau.

Kedua temannya hanya bisa menggeleng sambil berjalan keluar kamar.

...____________❤️🐓❤️____________...

Di hari yang sedikit mendung, Hyeri berangkat sekolah dengan payungnya. Kondisi sekolah tak kembali normal lantaran pembullyan dan kekerasan terjadi lagi. Yeol yang kesal, menyuruh orang-orang dari kalangan atas untuk mengganggu Shim Hyeri walau dua temannya tak setuju. Setelah Yeol terbangun dari tidurnya dengan perasaan mual, ia datang ke sekolah dan langsung mengumpulkan teman-temannya. Mendengar berita ini Han Yeon dengan semangat datang untuk menemuinya.

Tepat di gedung belakang sekolah, mereka berkumpul. Jung-il dan Gong Chil menaruh raut wajah bingung ketika Han Yeon datang dengan beberapa anak buahnya.

"Yeol kenapa manggil si bocah tengil ke sini?" bisik Gong Chil penasaran.

Jung-il menggeleng untuk menjawab membuat Gong Chil semakin penasaran.

"Pagi tuan sekolah, ada apa gerangan memanggil?" Dengan wajah tengilnya, Han Yeon berjalan menghampiri sambil diikuti oleh anak buahnya.

"Aku ada tugas untukmu. Jika kau berhasil, aku akan buat kamu masuk dalam grup pengusaha," jawabnya.

"Huwaw." Han Yeon bertepuk tangan. Sungguh! Yeol mengangguk dengan wajah angkuhnya.

"Yah Yeol, apa maksudmu?" Gong Chil hendak maju untuk protes. Jung-il segera menyuruhnya untuk tenang.

"Kalian berdua sebaiknya diam dan jangan ikut campur," perintah Yeol pada mereka.

Gong Chil cemberut kesal mengadu ke Jung-il. Pemuda berkacamata itu berusaha menenangkan adik kecilnya.

"Ehem. Tugas apa ya kira-kira?" Han Yeon yang merasa di abaikan mulai bertanya.

"Kau hanya perlu membuat Hyeri tak tenang dalam belajar. Jika dia kesal pasti dia akan datang padaku dan memintanya untuk berhenti," jelasnya.

"Ah begitu ya. Bisa di atur," ucap Han Yeon sambil menjentikkan jarinya.

"Bagus, kalian boleh pergi," suruh Yeol padanya.

"Ok tapi jangan lupa dengan ucapanmu tadi." Han Yeon mengingatkan kembali sebelum dirinya benar-benar pergi.

"Iya iya," jawab Yeol mengangguk sambil mengibaskan tangannya tanda mengusir.

Han Yeon dan anak buahnya pergi meninggalkan gedung untuk memulai rencananya.

Hyeri yang baru datang, merasa heran karena semua siswa melihatnya dengan sinis. Berita tentang penolakan bos sekolah tersebar di penjuru sekolah. Di forum tersebut, Hyeri di tuduh melakukan penghinaan besar terhadap bos sekolah. Saat memasuki kelasnya, entah dari kelas mana beberapa gadis menabraknya dengan kasar hingga membuatnya hampir terjatuh.

"Dasar gadis tak mau di untung!" cemooh salah satu dari mereka setelah menabraknya.

"Yah!" teriak Hyeri yang kesal.

Gadis-gadis yang berjalan dengan gaya centil itu kompak menengok sambil memperlihatkan tatapan tajamnya.

"Heh." Setelah itu mereka berjalan kembali dengan gaya centilnya.

Hyeri membalasnya dengan mengernyitkan satu alisnya. "Dih!"

"Hyeri, kamu tak apa?" tanya Jian yang baru datang padanya.

"Tidak Jian," jawabnya, "mereka kenapa sih?" tanyanya sambil melirik kesal ke arah para gadis tadi.

"Hyeri, ini karena kamu menolak cinta Yeol," jawab Jian.

"Karena itu?" Hyeri menoleh bertanya.

Jian mengangguk. Hyeri menggeleng tak mengerti.

Keduanya pun memasuki kelas bersama. Hyeri terkejut mendapati mejanya yang berantakan dengan banyaknya sampah. Saat gadis ini melihat sekitar, ia hanya mendapatkan tatapan yang sama seperti gadis-gadis tadi. Ia melirik ke Somi tapi terlihat gadis itu tak peduli dengan apa yang terjadi.

"Ini pasti mereka," duga Jian langsung.

"Sepertinya bukan, Jian, justru Somi terlihat diam saja," ucap Hyeri padanya.

"Ya sudah, aku bantu ya," tawar Jian segera membantu membersihkan meja sahabatnya.

"Hmm makasih," ucap Hyeri padanya. Jian mengangguk tersenyum.

Setelah kejadian itu, Hyeri kembali mendapatkan banyak masalah di sekolah. Banyak kejadian yang terjadi padanya secara tak terduga. Mungkin dulu, gadis ini bisa lolos karena sudah mempersiapkan diri. Tapi tidak dengan yang ini. Saat dirinya sedang asyik membaca buku di bawah gedung sekolah sambil menunggu Jian, tanpa di duga dirinya disiram dengan air oleh siswa dari atas.

Hyeri sangat terkejut karena tubuhnya basah semua bersama buku yang ia baca. Materi yang ia tandai sampai malam, sangat di sayangkan harus tersiram air dan rusak. Dengan cepat ia menengok ke atas untuk mengecek. Terlihat beberapa siswa tertawa senang sambil memberikan tos satu sama lain. Gadis yang kurang beruntung kembali hanya bisa membuang nafasnya kasar.

"Hyeri, kenapa kamu basah kuyup begitu?" kaget Jian setelah sampai.

"Hufh, entahlah." Hyeri mengangkat bahunya sambil melirik ke atas.

"Astaga, apa yang mereka pikirkan? Ayo Hyeri, ku bantu ke kamar mandi tapi sebelum itu kita ke koperasi sekolah untuk meminta seragam cadangan," tawar Jian kembali membantu sang sahabat

"Iya Jian. Terima kasih lagi," ucap Hyeri sambil berjalan.

Di daerah beda negara tepatnya di Amerika sama. Terdapat seorang pria tua yang sedang duduk santai sambil menyeruput kopinya. Beberapa lama kemudian seseorang datang dengan membawa sebuah amplop ditangannya. Orang itu adalah petugas pos yang mengirimkan surat dari seseorang untuknya.

Pria tua tadi adalah ayah dari si bos sekolah, Kim Yeol. Ia tinggal di Amerika untuk memperluas bisnisnya di bidang tekstil. Tuan Besar Kim yang bernama lengkap Kim Byeol tidak tinggal sendiri. Ia tinggal bersama sang putra tertuanya, Kim Seol anak dari Gyum Rye, istrinya sekarang.

Tak menunggu waktu lama, Tuan Kim segera membuka perlahan amplop tersebut. Beberapa foto ia keluarkan dari dalam sana. Foto-foto itu adalah foto yang diambil oleh suruhan tuan Kim. Foto Yeol bersama Hyeri terjepret di dalamnya. Mulai dari foto ketika pesta sampai kencan yang berlangsung belum lama ini.

"Jadi ini, gadis yang telah merubah sikap anakku." Tuan Besar Kim mengangguk-angguk sambil menyeruput kopinya kembali.

..............................🐓❤️🐓................................

...Bersambung...