Gadis berparas ayu itu menatap langit penuh hampa, dia bimbang bahkan jika boleh memilih dia tak ingin ada didalam keadaan seperti saat ini.
Nazia tak pernah mengeluh atas semua kesulitan nya selama ini, tapi kali ini Nazia benar-benar dilema..
"Kak..." panggil sang Ayah, Nazia menoleh ke sumber suara tapi kembali menatap langit lagi
"Ayah tidak pernah memaksa, Ayah selalu ingin yang terbaik, Ayah juga akan selalu mendukung apapun pilihan anak-anak Ayah..."
"Apakah Ayah mengenal nya? Yah.. kakak bukan ingin pilih-pilih.. tapi pernikahan itu bukan sekedar tinggal bersama, tapi hidup bersama.. Zia belum terfikir untuk itu, apalagi Zia bahkan tidak mengenal nya..."
...
Ya... Pernikahan itu bukan sekedar tinggal bersama tapi hidup bersama.. Tapi Nazia harus di hadapan oleh keadaan yang membuat nya bimbang karna ada seorang Ayah yang melamar Nazia untuk anak lelakinya, tapi bahkan mereka tidak saling mengenal.
Apakah Nazia mampu menjawab dan menjalani nya??
Siapa Lelaki itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Siang ini Papa,Mama dan Fathia sedang keluar rumah, ini adalah rencana mama Gendis. Mama Gendis ingin memberikan waktu berdua untuk Fatih dan Nazia. Tidak sampai disitu saja, Mama juga meminta para ART untuk keluar berbelanja hanya bisa Ita yang stay di rumah.
Tapi semua tak sesuai ekspektasi Mama Gendis, Fatih malah kedatangan sahabat nya yang bernama Alfin.Kedatangan Alfin sebenarnya bukan kebetulan, tapi memang di minta oleh Fatih.
Nazia nampak sibuk di dapur bersama bik Ita untuk menyiapkan minuman dan camilan untuk Fatih dan Alfin.
Saat sedang menyiapkan camilan, Nazia memanfaatkan moment itu untuk bertanya tentang makanan yang Fatih suka.
"Den Fatih itu paling susah makan Non."
"Gak ada gitu makanan atau camilan yang mas Fatih suka bik..?"
"Ada sih Non, den Fatih itu paling suka sama Gurame saos tiram, cak kangkung yang pedes."
"Hmm, cuma itu aja Bik..?" Tanya Nazia lagi
"Ada sih Non, opor ayam dan sup tulang iga.." Jawab Bik Ati
"Kalau camilan den Fatih itu suka Brownies, pokoknya cake bertema coklat den Fatih itu suka, dan jangan terlalu manis.." Tambah Bik Ati
Nazia menganggukkan kepalanya paham.
"Bik Ati mau gak ajarin Zia..??"
"Loh non Zia kan bisa masak. Nyonya kemarin cerita masakan non Zia enak loh"
"Bisa sih Bik, tapi kan gak ahli. Masih harus belajar, apalagi menu-menu yang belum pernah Zia masak, kalau cake sih Zia pernah belajar di cafe Zia kerja, tapi praktek di rumah sendiri belum pernah, hehehe.."
"Boleh nanti kita masak bareng-bareng ya Non, tapi kalau cake Bibi gak bisa, Nyonya yang pinter."
"Mama??"
"Iya, Nyonya dirumah ini siapa lagi kali bukan Mama mertua nya Non Zia.."
Nazia mengangguk paham, karna minuman dan camilan telah selesai, Nazia pun bersiap mengantarnya ke Fatih dan Alfin.
"Masyaallah Non Zia, udah cantik, baik, sholeha, tapi kenapa ya Bibi ngerasa Den Fatih masih jaga jarak. Di kasih waktu berdua malah ngundang Den Alfin." Lirih Bik Ati saat Nazia telah pergi
Rasa canggung itu masih ada, tapi Nazia berusaha menjalankan tugas nya, sekalipun tugas ini bisa di kerjakan oleh Bi Ati tapi Nazia ingin dirinya langsung yang mengerjakannya nya.
Nazia pun sudah berada di depan pintu taman samping, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti.
"Fatih, Fatih... Apa sih yang Lo cari? Gue aja yakin Om Hermawan gak mungkin asal memilih istri buat Lo.."
"Gue akui , Nazia itu cantik, gue juga gak buta kali, tapi cinta itu kan gak bisa di paksa."
"Kalau dari awal Lo keberatan, kenapa Lo gak tolak dari awal?? Kalau cara Lo seperti ini, Lo udah nyakitin anak perempuan dari seorang Ayah. Lo nikahi dia berarti Lo siap mengemban tugas Ayah nya, menjaga nya, memberikan nya nafkah LAHIR dan BATIN," Ujar Alfin dengan penuh penegasan pada kata lahir dan batin.
Tanpa sengaja Nazia mendengar percakapan mereka berdua, air mata Nazia hampir saja mau menetes. Nazia urungkan untuk mengantarkan minuman dan camilan nya, Nazia bergegas kembali ke dapur dan meminta agar Bik Ati yang mengantarkan minuman dan camilan yang tadi dia bawa.
"Bik, tolong antarkan ini ya ke Mas Fatih, tiba-tiba Zia pengen ke kamar mandi.." Pinta Nazia dengan air mata yang hampir saja tumpah
"Non Zia kenapa? Kok kaya-"
"Gak papa Bik, Zia ke kamar ya Bik."
Bik Ati bingung dan bertanya-tanya, karna Bik Ati bisa melihat mata Nazia yang sudah memerah, seperti ada yang sedang dia tahan. Tapi Bik Ati juga tidak bisa banyak bertanya, saat Nazia menaiki anak tangga, Bik Ati pun mengantarkan minuman dan camilan nya ke Fatih dan Alfin
"Permisi Den, ini minuman nya."
"Loh Nazia mana Bik..??" Tanya Fatih heran karna bukan Nazia yang mengantarkan melainkan Bik Ati.
Bik Ati malah terdiam, bingung harus menjawab apa.
"Kenapa Bik,?" Tanya Fatih lagu
Bik Ati pun memberi tahu Fatih bahwa sebenarnya tadi Nazia sudah mengantarkan minuman dan camilan yang mereka siapakah, Bahkan Nazia a sudah di depan pintu. Tapi gak tahu kenapa Nazia malah balik lagi ke dapur dan minta Bik Ati yang ngantar kan, Bik Ati juga memberi tahu Fatih bahwa tadi Nazia terlihat mau menangis.
Fatih dan Alif saling melihat saat mendengar penjelasan Bik Ati, dan Alfin pun meminta agar Fatih menghampiri Nazia.
"Fatih, coba deh Lo samperin."
Fatih pun bangkit dari posisi duduk nya, lalu berjalan menuju kamarnya.
"Emang ada apa sih den..?" Tanya Bik Ati ke Alfin
"Hmmm, Gak tahu juga sih Bik.." Jawab Alfin
Sesampainya di depan pintu kamar nya, Fatih pun langsung membukanya. Terlihat Nazia yang sedang berdiri di depan jendela kamar.
Nazia yang sadar bahwa pintu kamar ada yang membuka pun langsung mengusap air mata nya.
"Kenapa tadi gak jadi ngantar minuman nya?" Tanya Fatih to the point.
"Hmm, gak papa mas, tiba-tiba pengen ke toilet." Bohong Nazia sembari membalikkan badan nya
"Ada yang perlu Zia kerjaan atau siapkan??" Tanya Nazia dengan nada masih sedikit bergetar
"Kamu nangis..?" Tanya Fatih karna dia bisa melihat mata Nazia memerah, bukan hanya mata tapi hidung nya juga.
"Ha..? Gak lah, tadi kelilipan .." Bohong Nazia lagi
Fatih tidak percaya, bagaimana bisa Nazia yang berada di ruangan tertutup, bersih dan rapi bisa kelilipan?
"Belajar bohong sama suami??" Tanya Fatih
Mendengar pertanyaan Fatih membuat Nazia memberanikan diri untuk menatap Fatih secara langsung.
"Bohong?? Kalaupun Zia berbohong, sama sekali Zia gak ada niat untuk menyakiti siapapun. Lalu bagaimana dengan suami yang berbohong..?? Apa boleh??" Tanya Nazia balik
"Maksud kamu apa?"
"Seorang istri di wajibkan patuh terhadap suami, bahkan dia tidak akan bisa keluar rumah tanpa izin sang suami. Seorang istri harus jujur, harus bisa menjaga marwahnya, harus bisa menjadi pakaian untuk suami nya."
"Lalu bagaimana dengan suami??" Tanya Nazia dengan mata berkaca-kaca
"Nazia kamu itu ngomong apa?"
"Harus Zia jelaskan? Harus Zia jawab? Sedangkan mas Fatih lebih tahu dan lebih paham."
"Kamu mendengar obrolan saya dengan Alfin??" Tanya Fatih
Nazia tidak menjawab, dia malah melangkahkan kaki nya untuk meninggalkan Fatih. Sakit rasa nya mengetahui kenyataan bahwa suami nya tak sepenuhnya menerima pernikahan mereka.
"Nazia , kamu mau kemana saya lagi bicara?"
Nazia tetap melangkah kami nya menuju pintu kamar. Dada serasa sesak berada di kamar ini, kamar yang luas tapi sesak.
"Nazia berhenti, ini perintah" ujar Fatih penuh penekanan
Nazia pun langsung menghentikan langkah nya, membuang napas panjang. Nazia berusaha tenang setenang tenang nya.
Nazia membalikkan badannya, Nazia kembali menatap Fatih dengan intens.
"Kenapa mas? Jika dari awal tidak menginginkan pernikahan ini kenapa mas serahkan keputusan ini kepada Zia? Apa salah Zia ke mas Fatih? Bahkan kita pun tidak pernah saling mengenal."
"Apa mas pikir tinggal bersama orang yang baru kita kenal itu mudah? Apa mas pikir menentukan keputusan itu mudah??"
"Zia bisa menerima jika yang terluka cuma Zia, tapi apa yang mas lakukan sekarang melukai banyak pihak, terutama Ayah Zia, dan itu gak bisa Zia terima" Ujar Nazia dengan rasa yang bercampur aduk
"Nazia, masalah ini cukup kita yang tahu. Selama kamu menjadi istri saya mengenai nafkah lahir saya akan penuhi semua nya."
"Nama saya, kedudukan saya, materi, saya akan penuhi semua itu."
Nazia terkekeh mendengar jawaban Fatih, segitu sepele nya Fatih akan pernikahan mereka.
"Se-la-ma?? Nafkah La-hir?? "
"Selama apa pernikahan ini harus di jalani? Apa pernikahan itu hanya sebatas nafkah lahir?" Tanya Nazia
"Selama 120 hari, hanya selama 120 hari. Kamu akan bebas setelah 120 hari" Jawab Fatih tanpa ragu tanpa rasa bersalah.
Nazia mundur perlahan, bahkan Nazia hampir terjatuh karna tersandung karpet.
Tapi Nazia tidak lah selemah itu, dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.
🌹🌹🌹
Lanjut...???
Jazaakumullah khairon untuk semua dukungan nya, dalam bentuk apapun itu.,🥰
Like, Komen, Vote, Gift , Tips... Dan jangan lupa untuk rate bintang 5 🌟🌟🌟🌟🌟 ya
Ingat ini hanya coretan kecil yang berharap bisa bermakna besar untuk kita semua.
Karna....
Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah Al-Qur'an
Dan jangan lupa follow IG kak Ajeng ya @ajeng_kirana90
bikin cepat masuk...
lanjut kak ajeng, cepat buat fatih memilih nazia daripada icha🙏🙏
semoga fatih tersentuh ya dan segera sadar..
sehat dan semangat kak ajeng...
sabar Zia... janji Allah "Allah bersama orang2 yang sabar"
sukses selalu kak Ajeng....