Ketika Waktu Telah Berlalu

Dikantin sekolah SMA 48 terlihat 2 gadis cantik sedang ngobrol sambil menikmati semangkok bakso yang baru saja mereka pesan tadi.

Tiba - tiba saja seseorang mengambil tempat duduk di depan mereka sambil tersenyum,membuat kedua gadis itu tambah kesal saja dan dengan segera berkata " Ngapain di sini,tuh masih banyak bangku kosong !" ucap Mei dengan kesal,sambil menyeruput minumannya untuk melancarkan tenggorokan nya.

" Disini juga banyak bangku kosong kok tapi kenapa aku di usir sih yang ?" tanya Alexis dengan wajah bingung karena ia merasa tidak melakukan kesalahan,dan ia tetap menempati tempat duduk di depan dua gadis itu,sembari tersenyum senyum.

"Kami berdua sedang kesal karena ada seseorang yang mengabaikan.dan tidak menolong kami, "ucap Mei lagi dengan wajah kesalnya dan tidak berniat menatap pemuda yang berada di depannya itu,sementara Rani hanya bengong saja melihat pertengkaran mereka apalagi mendengar Alex yang memanggil sayang dengan temannya itu,yang ia tau hanya teman saja.

Iya merasa aneh,apa teman nya ini jadian dengan Alexis tapi kalau benar juga bukanlah masalah baginya justru ia merasa ikut senang,siapa yang akan tau mereka akhirnya berjodoh,pikir Rani.

Mei semakin kesal dengan Alexis,entahlah mungkin juga karena tamu bulanannya akan datang karena dari tadi ia sudah merasakan perutnya yang sedikit nyeri.

Setiap bulan ia akan merasakan nyeri di perutnya,bahkan ketika puncaknya membuat ia mengeluarkan keringat dingin dan terkadang ia bisa pingsan juga dan yang bisa ia lakukan hanyalah berbaring sambil meresapi sakitnya itu yang membuat moodnya dengan segera menjadi hancur.

Ia tahu mungkin Alexis hanya tidak ingin ikut campur yang bisa saja mempermalukan dirinya nanti maka dari itu ia seakan tidak melihat perlakuan teman temannya pada dirinya sebagai anak baru disini tapi entahlah ia sekarang sedang memiliki mood yang lagi hancur jadi semua asumsi baik tidak akan membuatnya lebih baik.

"Gimana mau menolong,aturannya memang begitu kalau tidak teman temanku akan menyalahkan ku dan itu tidak baik bagi kalian karena mereka pasti akan lebih parah lagi ngerjain kalian,jadi terima aja cuma 4 hari aja kok," jelas Alexis sambil nyengir pada kedua gadis itu yang hanya membuat mereka seakan ingin menggeplak kepala pemuda itu, cuma 4 hari dia bilang bahkan 1 hari saja sudah di buat sangat kesal.

"4 hari ya ?" tanya Mei sambil memperhatikan ekspresi Alex yang berada di depannya,yang dengan wajah polosnya menganggukan kepalanya,membuat gadis itu seakan ingin berteriak untuk menumpahkan kekesalannya itu,sedang Rani hanya memperhatikan kelakuan kedua orang itu sambil menyeruput es jeruknya yang masih banyak karena mereka baru memesannya.

"Kalau begitu,selama masa 4 hari ini jangan menemuiku ! karena aku tidak mau berbicara pada orang yang tidak bisa melakukan apa-apa ," ucap Mei sambil menyedot es jeruknya dengan wajah kesal,namun tiba - tiba...

"Eh ... eh ... kok diminum sih itu punyaku !" teriak Mei dengan wajah kesal dan memelas karena gelas minumnya di rebut oleh pemuda itu dan meminumnya meskipun cuman beberapa teguk saja sambil nyengir karena melihat kekesalan wajah gadis itu.

"Haus! lagian 4 hari gak melihat kamu itu membuatku rindu berat jadi biar aku cicipi aja bekas bibirmu biar rinduku tidak terlalu berat yang ... hehehe ...," ucap pemuda itu sambil berlari keluar dari kantin itu dengan tertawa membuat yang melihatnya merasa aneh tidak biasanya seorang Alex bisa tertawa lepas seperti itu,sedangkan Mei hanya bisa berteriak "KAK ALEX !!.

Mendengar teriakan gadis itu membuat otomatis semua mata tertuju padanya hingga membuatnya hanya bisa tersenyum kikuk pada orang orang yang melihatnya dan kembali duduk di bangkunya sedangkan Rani hanya bisa terkikik geli melihat temannya yang salah tingkah karena baru sadar sudah di lihat oleh orang banyak karena teriakannya itu namun ia kembali melanjutkan santap siangnya itu tanpa mau peduli dengan keadaan Mei yang sudah sangat malu.

"Apa senyum-senyum gak jelas gitu ?!" sinis Mei dengan wajah kesalnya setelah melihat Rani yang sepintas terlihat tersenyum menertawakannya.

"hahahaha ...!"akhirnya Rani tertawa terbahak tidak tahan lagi oleh kelakuan yang malah memberi kesan lucu baginya bukannya takut karena bentakan gadis itu.

"Kamu kenapa,marah marah gak jelas gitu,padahal biasanya kamu itu gadis yang lemah lembut kalau bicara tapi sekarang seperti bukan ku aja deh tapi lucu juga sih, hahaha ...."

"Kau pikir aku tidak bisa marah hah ! emang kamu aja yang bisa marah dan berteriak seperti yang kau lakukan dengan Adrian, kamu mau aku gak bicara lagi sama kamu ?!"

"Bukan gitu juga kali Mei,kamu sensi banget sih lagi PMS ya ?"

Akhirnya gadis itu pun diam untuk menetralkan kekesalannya yang dari tadi sulit ia kendalikan,baginya diam lebih baik dari pada ia nanti melontarkan kata kata yang akan membuat orang sakit hati.

""Kamu kenapa?" tanya Rani sambil merangkul sahabatnya itu dan bertanya pelan.

"Iya aku lagi PMS,rasanya mau mukul orang saja karena nyeri di perutku,sepertinya aku mau izin ke uks aja deh Ran." Sambil memegangi perutnya.

"Ya udah nanti aku anterin,habiskan dulu makannya," ucap gadis itu kembali.

Akhirnya mereka makan dalam diam sambil Mei yang menahan nyeri di perutnya karena periode bulanannya sedang datang.

Tak berapa lama mereka pun berjalan ke ruangan kesehatan sekolah itu untuk beristirahat sejenak.

bersambung