Monic Nufus Alzie

" Memangnya anak-anakmu seperti apa, dan dari penuturan mu sepertinya anak-anakmu sudah sangat jauh dari agama." ucap Nia.

" Sudahlah untuk saat ini jangan membahas mengenai anakku dulu, kalian akan mengetahuinya ketika kalian bertemu dengannya nanti. Oh ya di mana anakmu, tiba-tiba saja Aku ingin mencubit pipi terkecil mu itu." ucapnya.

Tiba saja Monic datang dengan membawa air minum, pandangan mata Maya tertuju kepada gadis cantik itu. Dan ia meyakini kalau itu adalah putri kecil dari sahabatnya, ia pun langsung menghampiri Monic. Dan kemudian ia langsung memeluknya, karena Ia memang sudah sangat merindukan Monic.

" Ini Monic kan?" tanyanya yang langsung memeluknya.

" Iya itu Monic." ucap Nia.

" Wah ternyata Monic sudah dewasa, dan sekarang jadi gadis yang cantik." ucapnya.

" Ini Tante Maya sayang, kau masih ingat kan?" tanya Maya dengan menunjuk dirinya.

Monic yang tidak mengingatnya pun langsung menatap ke arah kedua orang tuanya, Nia pun tersenyum melihat tingkah putrinya itu. Dan tentunya hal itu membuat Maya kesal, karena ia yakin kalau Monic pasti sudah melupakannya. Hal itu bisa terlihat dari tingkah Nia yang justru tertawa melihat hal tersebut.

" Teganya ya nggak ingat sama tante." ucapnya.

" Maaf tante, mungkin pertemuan kita sudah sangat lama. Sehingga aku tidak bisa mengingat tante lagi." ucapnya yang merasa bersalah.

" Siapa suruh kalau pulang nggak pernah main ke sini, sekarang telah memutuskan pindah baru main ke sini. Tapi sayangnya keponakan kesayanganmu ini telah melupakanmu, dan tolong jangan salahkan dia." ucap Rangga yang membela putrinya itu.

" Iya deh ini semua adalah kesalahanku, aku memang sudah lama tidak pernah ke sini dan tidak pernah mengunjungi kalian." ucapnya dan memang itu adalah kenyataannya.

" Ada tidak usah terlalu memikirkan mengenai Tante Maya ya, ada tidak usah memikirkan mengenai dia lagi. Yang terpenting sekarang Adek sudah mengetahui namanya adalah Maya, Jadi adik nggak usah mengingat kenangan masa lalu bersama dengan Maya." ucap Nia dan Monic pun mengangguk.

" Entah kenapa anak kalian ini semakin menggemaskan saja, seandainya saja ia bisa aku booking untuk jadi calon menantuku." ucapnya yang tentu saja membuat Gilang dan juga Nia merasa heran.

" Jangan bilang tujuan awal mau ke sini karena ingin membawa putri kami sebagai calon menantumu?" tanya Rangga dan Maya hanya tersenyum saja.

" Aku tidak setuju Kalau adikku akan secepatnya menikah." ucap Baliq.

" Iya tidak akan menikah dalam waktu dekat bang, tante kan hanya ingin berniat untuk memperkenalkan Monic dengan anak tante. Ya syukur-syukur mereka bisa cocok, kalau nggak cocok ya apa mau dikata." ucapnya.

Maya pun kini menatap ke arah putri bungsu dari Rangga dan juga Nia, iya berharap kalau gadis cantik itu mau untuk bertemu dengan putranya. Karena Ia memang sudah berniat untuk menjodohkan putranya dengan Putri sahabatnya itu, tetapi ia juga tidak ingin memaksa. Karena apapun yang didasari dengan paksaan, pasti nantinya tidak akan sesuai dengan apa yang diinginkan.

" Semua keputusan ada di tangan adik, dan lagian Tante Maya hanya meminta untuk bertemu saja bukan untuk perjodohan." ucap Nia.

" Kalau untuk bertemu saja aku setuju tante, tetapi kalau untuk lebih dari kata pertemuan aku masih belum bisa tante." ucapnya yang membuat Maya merasa heran dengan jawabannya.

" Mengapa kau belum mau untuk melanjut lebih dari sekedar pertemuan semata?" tanya Maya yang memang sangat penasaran, karena biasanya setiap gadis yang bertemu dengan putranya pasti akan selalu berusaha untuk kembali bertemu.

" Aku memiliki sebuah prinsip tante, dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kejenjang pernikahan sebelum aku lulus dari kuliahku. Dan aku juga tidak ingin menjalin hubungan yang namanya pacaran, karena menurutku hubungan yang namanya pacaran itu banyak mudharatnya." jelasnya dan Maya pun mengangguk.

" Sesuai dengan tebakanku, bilang memang telah mendidik putrinya dengan sangat baik." batinnya dengan tersenyum.

" Baiklah kalau begitu tante akan mengatur untuk pertemuan mu dengan anak tante, ya walaupun tante sebenarnya juga tidak yakin apakah kalian bisa melanjutkan yang berikutnya atau tidak. Apalagi kau sudah mengatakan hal tersebut, tetapi setidaknya kalian bisa saling mengenal terlebih dahulu. Untuk keputusan akhirnya biar kalian berdua saja yang memutuskan, apakah ingin melanjut atau pun tidak." ucap Maya yang sebenarnya ragu kalau anaknya itu mau menerima hal tersebut.

" Dari dulu kok masih tidak pernah berubah Maya, kau salahkan mengunjungi sebuah tempat ketika kau menginginkan sesuatu. Dan semoga saja jika memang anak kita nantinya tidak berjodoh, kau masih mau berkunjung ke rumah kami sederhana ini." ucap Rangga ya memang sudah lama mengenal Maya karena mereka adalah teman kecil.

" Walaupun nantinya putrimu tidak berjodoh dengan putraku, walau bagaimanapun kita berdua adalah sahabat Rangga. Kita berdua adalah sahabat semasa kecil, sedangkan Nia adalah sahabatku ketika masih menduduki bangku SMA. Jujur saja aku sangat terkejut ketika kalian berdua memutuskan untuk menikah, karena dulu pada saat aku memperkenalkan kalian berdua hingga kita tamat SMA kalian berdua selalu saja saling cuek." ucapnya yang mengingat kenangan masa lalu bersama dengan Rangga dan juga Nia.

" Aku hanya merasa belum pas untuk mengatakan hal tersebut kepada Nia, dan alhamdulillahnya setelah aku menyelesaikan pendidikan kuliahku Aku berani mendatang di rumah Nia. Dan alhamdulillahnya di sana juga kedua orang tuanya langsung menyetujui hal tersebut, yang tentunya membuatku sangat bahagia." jelasnya yang mengingat kisahnya bersama dengan sang istri.

" Kisah kedua orang tuamu ini sangatlah unik, dan karena itu kisah mereka sampai sekarang tidak bisa terlupakan di benak tante. Mereka berdua adalah teman tante yang selalu saja bersikap seperti kulkas 20 pintu, mereka tidak pernah mengobrol kalau bukan karena urusan sekolah. Tetapi entah mengapa ketika lulus dari Universitas mereka berdua malah langsung menikah, sedangkan tante ditinggal sama mereka." ucapnya yang memang ditinggal pada saat itu, dan akhirnya Ia memutuskan untuk pergi jalan-jalan sendiri dan bertemu dengan orang yang sekarang menjadi suaminya.

Cerita dari Maya itu membuat Monic dan juga Baliq menjadi penasaran, karena memang tidak ada yang pernah menceritakan kisah masa lalu. Kisah Di mana pertemuan kedua orang tua mereka, yang sebenarnya sejak dulu sudah sangat mereka nantikan untuk mendengarnya. Dan kali ini adalah kesempatan mereka untuk mendengar kisah tersebut, kisah yang tentunya terpandang dari sudut pandang sahabat dekat kedua orang tuanya.

Awalnya Nia berniat untuk melarang Maya bercerita, tetapi Rangga membiarkan saja hal tersebut. Karena ia yakin Maya pasti akan menceritakan hal yang sangat baik, dan selama ini mereka juga tidak pernah menceritakan kisah mereka kepada kedua anaknya. Padahal sejak dulu kedua anaknya itu selalu saja berusaha untuk mendengarkan cerita pertemuan keduanya, tetapi tidak salah satu dari keduanya mau menceritakan mengenai momen tersebut.