Dinikahi Calon Keponakan
Wajah lelah terpancar jelas dari sosok wanita yang barada di balik selimut, tubuh polosnya nampak di pandangi sosok pria bertubuh kekar dan menawan.
"Terima kasih sayang," bisik pria itu sensual, wanita itu nampak menggeliat geli hingga tangannya akhirnya menangkap pundak kokoh di sampingnya.
"Udah bangun? Aku capek tau!" Rengek si wanita dengan wajah sebal yang di buat-buat.
"Penerbangan ku jam 9 sayang, aku harus siap-siap sekarang." Bisik lagi si pria mengecup wajah wanitanya berulang-ulang penuh sayang.
"Ya udah, kamu juga udah wangi banget. Aku capek banget dan gak bisa antar ke Bandara, gak papa-kan?" Wajah si wanita nampak tersenyum manja, si pria hanya mengangguk seraya mengecup kening wanitanya sebagai tanda perpisahan.
"Dua bulan lagi kita menikah, jaga hati dan cinta kamu sayang." Bisik si pria sebelum akhirnya berdiri mendekati pintu.
"Aku pergi," ucap si pria setengah tidak rela, namun bibirnya tersenyum saat melihat sang pujaan hati nampak kembali terlelap ke alam mimpi.
"Tuan, jadwal besok sudah saya susun dengan baik." Seorang pria nampak berdiri di hadapan si pria dengan map di tangannya. Sebuah jadwal padat yang akan menguras banyak energi.
Ya, dialah sosok pria yang naik jabatan sebagai Direktur di usia muda. Bukan hanya dia adalah anak semata wayang, namun karena kemampuannya yang sungguh hebat di dunia bisnis membuatnya di segani banyak orang.
Dia bernama Sanjaya Gilang Permana, usianya baru 27 tahun. Namun kemampuan dan sifat intelek yang di milikinya seolah sudah menyempurnakan dirinya sebagai pria tersohor.
Gilang juga akan segera menikah dua bulan lagi dengan sang pujaan hati, setelah sebelumnya terhalangi restu kedua orang tuanya akhirny kini Gilang mantap untuk meminang pujaan hatinya yang bernama Kaila Putri.
"Bagus, siapkan penjagaan terbaik bagi Kaila, ingat jangan buat dia merasa tertekan, berikan penjagaan pada jarak aman dan jangan terang-terangan." Ucap Gilang sebelum akhirnya melenggang pergi, sang asisten yang bernama Erlangga Bayu Sucipto itu hanya mengangguk.
"Baik, apa ada yang lainnya?" Tanya sang aspri dengan wajah serius.
"Tidak, itu sudah cukup." Jawab Gilang, pagi itu akhirnya Gilang meninggalkan tempat tersebut untuk melakukan sebuah bisnis penting di Negara Perancis.
Sesuai dengan perintah sang Tuan, Bayu melakukan pengawasan pada Kaila secara diam-diam. Memang pada awalnya Bayu sendiri tidak suka dengan sikap Kaila, namun melihat ketulusan Gilang membuat dirinya juga ikut luluh dan berusaha menutupi keraguannya.
Bisnis yang di harapkan berjalan denan mulus tanpa hambatan, di hari ke 7 akhirnya Gilang mendapatkan laporan dari mata-mata yang di siapkan langsung oleh aspri-nya.
"Bagaimana keadaan calon istri ku?" Tanya Gilang terdengar cemas, sosok di balik layar itu terlihat cemas.
"Kenapa muka mu kaya mayat gitu? Habis makan racun tikus?" Tanya Bayu dengan nada semprul, sosok di balik layar hanya berdehem berat seraya memindahkan panggilan ke kamera belakang.
Deg!
Deg!
Deg!
"Apa-apaan itu?" Tanya Gilang, dadanya terasa sesak saat menatap layar monitor leptopnya.
"Saya tak bernai bicara, tapi selama 5 hari terakhir itulah yang di lakukannya." Ucap si mata-mata dengan perasaan takut yang teramat.
"Ikuti mereka!" Ucap Gilang sangar, hawa dingin tiba-tiba menguap dari tubuh Gilang.
Mata-mata itu melakukan tugasnya sesuai intruksi yang di berikan oleh Gilang, hingga sebuah tempat yang tak asing kini nampak di singgahi.
Sebuah rumah elit dengan segala hal mewah dan pagar besi menjulang tinggi, Gilang menatap lekat sosok pria berambut pirang dengan perawakan tinggi besar dan wanita yang sangat di cintai-nya itu lekat-lekat.
"Siapa pria itu?" Tanya Gilang pada Bayu yang tengah memperhatikan juga.
"Bukankah dia itu Dila Sonjaya?" Jawab Bayu, namun demi memastikan keraguannya dia juga balik bertanya pada Gilang.
"Kamu benar Bay, apa cctv rumah itu aktif sekarang?" Tanya Gilang, Bayu mengangguk mengiyakan.
"Suruh orang untuk mengambil datanya, lebih cepat lebih baik." Ucap Gilang tegas, Bayu yang tidak bisa menolak hanya mengangguk pasrah.
"Ini sudah terlalu keji untuk di katakan sekedar pengkhianatan, cari tahu lebih banyak mengenai Dila." Bayu lagi-lagi hanya dapat mengangguk.
Tok!
Tok!
Tok!
Suara pintu terdengar nyaring, Gilang mendelik kesal dan menatap Bayu seolah memerintah.
"Tuan, saat ini adalah jadwal anda untuk bertemu seorang perancang busana." Jawab Bayu mengecilkan volume suaranya.
"Masuk!" Teriak Gilang, seorang wanita berkaca mata masuk. Wajahnya nampak cantik dengan rambut coklat kehitaman serta hidung mancung dan kulit putih bersih.
"Silahkan duduk!" Ucap lagi Gilang berusha profesional, meski hati berada di luar kepala namun kepalanya berusaha menyesuaikan keadaan.
"Saya Kinan Sonia Adiwinata, produk kami memiliki brand khusus dengan nama besarnya Sonia. Ini beberapa contoh rancangan yang sudah saya buat, saya menyesuaikan dengan tema yang anda inginkan." Ucap wanita itu, singkat, padat dan jelas.
"Ck, terserah saja." Ucap Gilang terlihat ketus saat melihat ilustrasi gaun yang di buat oleh Kinan.
"Anda yang akan menikah, sebaiknya anda yang menentukannya sendiri. Apa perlu saya menghubungi mempelai wanita?" Tanya Kinan lagi dengan wajah tak kalah dingin.
"Terserah, lakukan sesuai keinginan mu. Yang jelas saya tidak akan merugikan bisnis kalian." Kinan mengangkat alisnya melihat sikap dingin pria di hadapannya.
"Baik, anda bisa batalkan kerja sama sekarang juga. Saya tidak suka bertele-tele dengan orang yang hanya membuang waktu saya! Saya permisi." Kinan balik kanan dan meninggalkan Gilang yang tertegun, dalam sejarah Gilang dia tak pernah bertemu wanita sedingin itu sebelumnya.
"Kinan emang paling te-o-pe deh!" Puji Bayu tampa sadar, mata Gilang langsung mendelik ke arah Bayu.
"Kau kenal gadis itu? Masih kecil sudah sok-sok kaya bos, mau batal kerja sama segala lagi." Gerutu Gilang makin kesal.
"Heheh, a-anu Tuan. Beliau tadi adalah pemilik dari Sonia group." Ucap Bayu nyengir kuda.
"Apa?" Pekik Gilang berdiri dari duduknya, hatinya masih hancur dan sekarang ada lagi tragedi.
"Kau selesaikan semua tugas ku!" Ucap Gilang berlari menuju ke luar ruangannya, seorang wanita nampak melepaskan kaca mata dan ikat rambutnya dengan anggun. Langkahnya menuju sebuah parkiran yang di sapa seorang wanita yang menunduk.
"Berhenti!" Teriak Gilang, hingga membuat Kinan berbalik menatap Gilang. Begitupun asistennya yang keheranan melihat kedatangan Gilang.
"Waktu adalah uang, jangan membuat saya kehilangan banyak uang." Ucap Kinan dengan wajah dinginnya, mata coklat jernih yang tak tertutup kaca mata itu membuat perasaan Gilang menjadi liar.
"Maaf, apa saya bisa menarik ucapan saya?" Tanya Gilang, Kinan menghela nafas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Siti Nina
Mampir kak kaya nya cerita nya menarik 👍😊
2024-03-06
1
🦋⃟ℛ siti nurdiah🦋ᴬ∙ᴴ࿐🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
mampir Thor.....
2024-03-03
1