Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa tidur seranjang
Celin mengambil satu baju tidur miliknya dan menggantinya di kamar mandi.
Kini celin keluar dengan baju tidur yang biasa dia kenakan.
Beginilah style celin sehari hari.Pakaian seperti ini sudah biasa dia gunakan... Jadi dia tidak ada fikiran atau niatan sengaja untuk menggoda haidar dengan berpakaian sexy.
Haidar yang melihat celin keluar dengan baju tidur sexy nya sesaat menelan ludahnya kasar. Tidak bisa di pungkiri bahwa perawakan celin begitu sempurna sebagai seorang wanita. Semua yang ada di tubuhnya terlihat' pas di mata setiap laki laki yang memandangnya.
"gila....sengaja banget dia berpakaian seperti itu... dia fikir gue bakalan tergoda gitu...cihh"gumam haidar mengalihkan pandangannya.
"kak...dimana aku bisa tidur?"tanya celin pada haidar yang tak menatapnya.
"sofa"jawabnya dingin.
Celin mencari keberadaan sofa yang di maksud oleh haidar namun tak menemukannya.
"mana sofanya"gumam celin yang masih celingukan.
Sesaat haidar tersadar dan mencari keberadaan sofanya yang kini sudah tidak ada di kamar itu.
"sial"umpatnya.
"sofanya nggak ada...kamu ambil selimut di lemari tidur di lantai"katanya ketus.
"apa?kakak yang bener aja tidur di lantai..seumur hidupku aku belum pernah tidur di lantai"jawab celin.
"itu urusanmu bukan urusanku... lagian kamu harus sadar posisi kamu di sini"kata haidar.
"suami macam apa yang aku nikahi ini tuhan... dosa apa yang telah aku perbuat di kehidupan sebelumnya sehingga engkau menghukumku dengan memberikan suami yang begitu menyebalkan"guma celin dalam hati
Celin pun berjalan menuju lemari yang di maksud haidar dan segera mencari selimut yang bisa dia gunakan sebagai alas nantinya.
Rasanya celin ingin menyerah saat itu juga. Namun di sisi lain ini sudah menjadi keputusan nya sendiri. Dia tidak ingin membuat mamah dan papahnya semakin kecewa.
"kak...selimutnya nggak ada"kata celin yang tak menemukan keberadaan selimut di sana.
"ini pasti kerjaan mamah"gumam haidar kesal dalam hatinya.
""ya udah kamu tidur sini...tapi jangan dekat dekat...jangan melewati batas ini"kata haidar menyuruh celin ikut tidur di ranjang nya dan memberikan guling sebagai pembatasnya.
Karena sudah terlalu lelah akhirnya celin mendekat ke ranjang itu dan segera merebahkan tubuhnya di samping haidar.
Keduanya tidur saling memunggungi.
Celin sedikit gugup karna ini merupakan kali pertamnya tidur satu ranjang dengan seorang pria.
Rasa lelah akhirnya membawanya pada yidur yang lelap.
Sementara haidar juga begitu gugup ketika celin telah berada di ranjang yang sama dengannya. Jantungnya berdetak kencang.
"apa apaan ini...kenapa dengan jantungku"gumamnya pelan.
Dua jam kemudian haidar masih belum bisa memejamkan matanya. Entah apa yang ada di fikirannya ,matanya masih enggan untuk terpejam.
Haidar menelentang kan tubuhnya menghadap langit langit kamarnya.
Dia melirik ke samping yang ternyata celin sedang di posisi menghadap ke arahnya.
Sesaat dia memandang wajah celin yang tertidur.Wajahnya terlihat teduh,imut seperti bayi. Dia memandangi mata celin turun ke hidung kemudian bibirnya. Ini adalah kali pertamnya memandang wajah celin begitu lekat. Ada perasaan kagum melihat kecantikan celin. Tanpa sengaja arah matanya semakin menurun ke tubuh celin hingga matanya tak sengaja melihat sesuatu di balik baju tidur celin namun dengan segera dia menepis fikirannya itu.
"tidakk...tidakk....apa yang gue fikirkan"gumamnya dalam hati lalu kembali memunggungi celin.
Tak lam setelah itu haidar pun ikut terlelap dalm tidurnya.