Kumiskinkan Suamiku Bersama Selingkuhannya.

Melisa mendengar ucapan mertuanya dari dalam kamar,lalu dia masuk ke dalam kamar calon mertuanya,dan saat itu Sarah sedang merias wajahnya dengan berbagai scancare mahal,sudah tua tapi dia masih sangat rajin merawat kulitnya itu dia lakukan karena tidak ingin ketinggalan dari teman-teman sosialitanya.

" Tante kamu pakai scancare ini,bagus sekali pantas saja di usia Tante yang sudah mencapai enam puluh tahun tapi kulit Tante masih sangat kencang,keren Tante bisa membeli semua ini." Ucap Melisa tidak henti-hentinya memuji calon mertuanya.

kali ini dia memang sangat kagum melihat semau isi kamar wanita itu,dia tidak menyangka wanita itu sanggup membeli scancare mahal seperti itu dan tentunya hannya orang-orang kaya yang mampu memakai itu.

" Tentu saja dong,anakku kaya, dia memberikan aku uang setiap aku memintanya tentu saja aku harus mengikuti semua teman-teman ku agar aku tidak ketinggalan dan tetap menjadi wanita hebat." Jawab Sarah dengan angkuhnya entah sampai kapan dia mampu berbicara tinggi seperti itu.

Melisa menelan ludah sambil tersenyum kecil bibirnya seakan berbicara tapi entah apa yang dia ucapkan hannya dia yang tau apa yang ada di hatinya.

" Aku hampir lupa,tadi aku kemari memanggil Tante untuk makan,aku sudah pesan makan malam kita dari online,ayo kita ke dapur sebelum mas Vito marah." Ucapnya lalu dia segera pergi meninggalkan Sarah.

" Bagus belum jadi saja dia sudah mau memberikan uangnya untuk membeli makanan itu artinya aku tidak salah memilih dia dari pada Naura si wanita miskin yang tidak berguna itu." Ucapnya dalam hati dengan senyum angkuhnya.

Sementara itu disebuah kontrakan Naura dan kedua anaknya Yudha dan Yuna juga Marni yang memilih tinggal bersama Naura tanpa gaji di banding tinggal bersama keluarga Vito yang begitu sombong dan selalu merendahkan orang lain.

Malam ini mereka sedang makan malam yang ditemani hannya nasi dan tempe tahu sambal tapi mereka sangat bahagia dengan keadaan itu.Semua terasa hangat di rumah kontrakan yang kecil itu.

"Bibi aku minta maaf karena belum bisa memberimu gaji,bibi tau aku masih merintis dan bahkan aku butuh biaya untuk membeli mesin aku belum punya uang sama sekali." Ucap Naura merasa bersalah tapi cukup bahagia karena Marni mau mengikutinya tanpa pamrih.

" Aku juga minta maaf untuk Yudha dan Yuna karena belum bisa membelikan tempat yang layak untuk kalian dan juga makanan yang enak kayak dulu_

" Ma,kami sangat bahagia sekarang melihat mama bisa tersenyum seperti sekarang ini sudah membuat kami bahagia." Jawab Yudha anak pertamanya,Naura begitu terharu mendengar jawaban Yudha.

" Bu,aku yakin ibu akan sukses bahkan melebihi kesuksesan ibu dulu,jangan pikirkan masalah gaji Bu,aku iklhas ikut bersama ibu,selama ini aku sudah menganggap ibu sebagai keluarga sendiri,ibu kan tau sendiri aku tidak punya siapa-siapa.Bu,aku punya tabungan sebanyak tujuh puluh juta ini tabunganku sejak aku bekerja sama ibu kalau ibu mau silahkan ibu modal kan,aku ikhlas membantu." Ucapan Marni membuat Naura tidak bisa menahan air mata dia segera beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk Marni dengan erat air tetesan bening jatuh dari sudut matanya.

" Bibi....Aku tidak tau harus bagaimana membalas kebaikan mu,bibi,aku sangat terharu dengan semua kebaikan mu kepadaku." Ucapnya dengan nada terbata-bata karena rasa haru di dalam hatinya.

Ketiganya saling berpelukan,malam ini adalah kebahagian yang tidak terhitung bagi Naura sejak penderitaan yang dialaminya beberapa tahun belakangan ini penghinaan dari ibu mertuanya,penghianatan suaminya dan kata-kata merendahkan yang sering di lontarkan oleh adik iparnya ternyata dibalik semua itu Tuhan juga mengirimkan malaikat baik untuknya seperti Marni yang selama ini bekerja di rumahnya sebagai pembantu.

Keesokan harinya setelah kedua anaknya berangkat sekolah Naura membawa Marni ke bank untuk mencairkan uang yang ada di rekeningnya dia sudah tidak sabar untuk bisa memulai usaha barunya ini.

Hasil penjualan mobil miliknya, ternyata tidak cukup untuk modalnya hingga akhirnya dia belum bisa memulai usahanya dan hari ini dia mendapat modal yang cukup banyak tanpa bunga membuatnya begitu bangga dan terharu.

" Bu,ini uangnya semoga ibu bisa menggunakannya dengan baik dan ibu sukses di usaha ibu ini." Ucap Marni saat dia sudah menerima sejumlah uang yang ada di kantong plastik.

Sekali lagi Naura memeluk Marni dia tidak tau bagaimana caranya untuk berterima kasih untuk semua kebaikan wanita itu.

" Sudah tidak ada waktunya untuk hal itu,ucapkan terima kasih kepadaku saat bisnis mu sukses." Ucap Marni membuat Naura tersenyum lalu mengandeng tangan Marni lalu mereka keluar dari bank dan kembali pulang dengan menaiki angkot.

Sesampainya di rumah,Marni kembali menekuni pekerjaannya yang tidak seberapa sementara itu Naura kembali pergi keluar dia pamit untuk membeli perlengkapan dan bahan-bahan yang di butuhkan untuk pembuatan scancare nya.

Tidak butuh waktu lama untuk membeli semua bahan yang di butuhkan,Naura langsung kemabli pulang dia tidak takut lagi tentang kedua anaknya karena Marni cukup telaten untuk mengurusi kedua anaknya.

Setelah kembali ke rumah kontrakannya Naura memulai kesibukannya dia bekerja sendiri dengan manual karena dia masih kekurangan modal untuk membeli peralatan pendukung.

Setelah seharian berdiam diri di kamar tidak satu pun yang berani menganggu kegiatan Naura,dia keluar setelah semua pekerjaanya tuntas.

" Ma,pekerjaan mama sudah selesai kita bisa makan malam bersama ya ma." Tanya Yuna yang tidak melihat ibunya sejak kembali ke rumah tadi siang.

" Sudah sayang,aku minta maaf karena tidak bisa menemani kalian."

" Tidak papa kok ma,bisa melihat mama bangkit lagi sudah cukup bagi kami semua." Jawab Yuna.Mereka semua berkumpul di meja makan lalu mulai menikamti makan malam yang sederhana tapi terasa begitu nikmat bagi mereka semua.

Sudah hampir sebulan Naura keluar dari rumah suaminya dan benar saja perusahannya benar-benar tutup,tidak ada lagi yang harus di kerjakan di kantor hingga semua kariawan memutuskan untuk keluar.

Hari ini Melisa dan Vito mengunjungi perusahannya,yang ada hannya penjaga keamanan yang masih setia disana dia sengaja masih masuk kerja tiap hari karena tidak ingin gedung milik bosnya di rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Vito duduk di kursi kebesarannya,dia tertawa sambil menagis melihat kehancurannya tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini bahkan dua unit mobil sudah terjual untuk melanjutkan hidup keluarganya karena semua rekening miliknya sudah kosong karena sebelumnya dia menghabiskan banyak uang untuk membeli mobil untuk ibunya dan jalan-jalan keluar negri bersama ibu adik dan selingkuhannya.Sampai saat ini dia masih belum berani untuk cerita kepada ibunya karena dia takut ibunya akan marah kepadanya.

" Mas sampai kapan kamu seperti ini,apa kamu akan terima dengan semua keadaan ini?" Tanya Melisa dengan wajah masam.

💗💗💗 bersambung 🌺🌺🌺