Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Semua orang heboh dengan rekaman di Instagram milik murid Arizaya High School.
“Papi!“ teriak Shina dalam telponnya.
“Astaga Mi, kenapa teriak-teriak kayak emak-emak gak kebagian BLT aja.“
“Ikh Papi kok gitu sama Mami, ada berita heboh Pi coba Papi lihat di Instagram.“
“Berita apa sih Mi.“
“Udah Papi jangan banyak tanya, sekarang Papi buka Instagram cepetan!“
“Iya, iya. Jangan teriak kenceng juga sakit kuping Papi, ini Papi mau lihat.“
Toni pun membuka ponselnya lalu menekan logo ungu kekuningan itu.
Mata Toni terbelalak melihat rekaman itu.
“Mi, ini Shani berantem disekolah.“
“Makanya itu Pi, Mami mau ke sekolah sekarang, dari tadi Mami telpon Shani gak di angkat coba dong Papi telpon.“
“Ouh iya, bentar.“
Toni mencari kontak Shani dan menelponnya.
"Astaga kenapa gak di angkat sih," gerutu Toni.
“Papi di angkat gak?“ tanya Shina.
“Enggak sayang, gak di angkat.“
“Tuh, kan bener anak itu gak di angkat telponnya bikin cemas aja deh ... ya sudah Pi, Mami mau ke sekolah dulu mau tahu itu kenapa Shani, Papi mau ikut.“
“Papi sih mau aja Mi, tapi ini meeting sama orang Paris gimana?“
“Ya sudah Papi gak usah, biar Mami aja yang ngurus nanti kacau lagi kerja sama Papi.“
“Makasih ya Mi, eee ... Shani-nya nanti jangan dimarahin ya Mi.“
“Iya Papi, takut banget anak gadisnya dimarahin.“
“Hehe ... ya sudah Papi lanjut kerja dulu yahh, byee muachhh.“
“Bye Pi.“
Shina menutup telponnya.
"Aduhh kok Shani bisa berantem sih, mana serem lagi cara berantemnya," gerutu Shina sambil melihat rekaman di Instagram.
Tuan Rayhan Afgina dan Nyonya Flora Mentari adalah orang tua Julia Afgina, salah satu pengusaha sukses di Jakarta.
Langsung datang saat melihat rekaman di Instagram, muka mereka berdua sangat marah.
"Julia," kata Nyonya Flora langsung memeluk anaknya di uks.
"Bagaimana bisa sekolahan elit seperti ini bisa kecolongan!" bentak Tuan Rayhan.
Pak Herman hanya bisa menunduk dan minta maaf.
Brak ...
"Akhh ..." ringis Fathar ketika di dorong oleh anak buah Tuan Rayhan.
Tuan Rayhan melihat hanya satu.
"Mana yang perempuan?" tanya Rayhan.
"Mereka kabur, Tuan."
"Bagaimana bisa kabur, kalian ini tidak menjaga apa?"
"Tadi kami ingin menangkapnya tapi mengingat satu orang pelaku dari keluarga Arizaya, kami harus-" kata Herman.
"Harus apa, harus menunggu anak saya dilecehkan dan mati dulu baru kalian bertindak!"
"Maaf Tuan Rayhan kami tidak bermaksud seperti itu, kami-" sambung Bu Sita.
"Anda diam!" bentak Tuan Rayhan.
"Lalu wanita yang menghajar si brengsek ini dimana? saya ingin bertemu dengannya?"
"Shani mana?" tanya Pak Herman.
"Saya juga gak tau Pak," sahut Bu Sita.
"Ee tolong dong anak-anak, cari Shani sama Sifa yah."
"Mereka udah pulang Pak," sahut murid lain.
"Astaga sudah pulang lagi," kata Pak Herman lagi.
Setelah sampai di sekolah, Shina langsung ke ruangan kepala sekolah.
"Mana kepala sekolahnya, saya ingin ketemu."
"Beliau di ruang UKS Bu."
"Makasih."
Shina langsung ke ruang UKS dan disana sudah banyak orang.
"Shani," panggil Shina.
Tuan Rayhan dan Nyonya Flora menoleh.
"Nyonya Shina," kata Tuan Rayhan.
Flora terdiam melihat Shina.
"Tuan Rayhan," kata Shina lalu menoleh ke arah Flora.
"Kamu Shina anaknya Tante Ratna, kan?" tanya Flora.
Shina mengangguk.
"Anjirr, lu gak ingat sama gue Shin. Ini gue, Flora Ayuningtyas."
"Elu Flora temen bego gue itu, kan."
"Iya," angguk Flora tapi langsung menggeleng. "No, no. Gue pinter kali bukan bego."
"Hahahah ... sorry Flo, kan lu emang bego."
"Bener-bener lu yah."
Rayhan mengangkat alisnya karena bingung dengan pertemuan mereka.
"Mama kenal sama Nyonya William?" tanya Tuan Rayhan.
"Dia ... Nyonya William Pa," sahut Flora.
"Iya Ma, Nyonya Shina ini istrinya Tuan Antoni William."
"Hah!" kaget Flora.
"Ishh gak usah kaget gitu Flo, iya gue tau kok kalau gue ini cantik, gemesin, imut, terus juga kaya raya banget, makanya Antoni kecantol sama gue." Dengan percaya diri Shina memuji dirinya sendiri.
"Bluekkk, mau muntah gue denger lu ngomong."
"Jangan muntah disini lu, awas aja."
"Ikh, rese banget."
"Mama ..." panggil Julia dengan lirih.
"Iya sayang ada apa?" sahut Flora.
"Haus."
"Haus yah," kata Flora langsung mengambil air putih disamping Julia.
Selagi Flora bersama Julia, Shina langsung menatap laki-laki yang bertengkar dengan Shani.
"Kamu ..." tunjuk Shina.
Fathar hanya diam walaupun dalam hatinya mengumpat.
"Kamu berentem sama perempuan pukul-pukulan, mana anak saya?" tanya Shina dengan geram.
"Tau, udah pulang kali."
"Jawab tuh yang sopan!" bentak Shina lalu menggeplak kepala Fathar.
"Woy!" teriak Fathar yang tidak terima kepalanya di geplak.
"Apa? huh," kata Shina sambil bersedekap dada.
"Jadi ... tunggu sebentar, bukannya yang berantem sama anak ini-" kata Tuan Rayhan.
"Itu anak saya," sahut Shina.
Julia yang mendengar langsung menyahut.
"Shani sudah nolong Julia Pa dari cowok brengsek ini."
"Anak saya gak terlibat pembullian, kan."
"Enggak Tante, justru dia menolong orang yang dibully."
"Sekarang kamu tahu Shani ada dimana?"
"Saya gak tahu Tan, karena waktu Shani bawa saya ke uks, saya udah pingsan Tan."
"Ouh gitu yah, ini dari tadi saya telpon Shani gak di angkat."
"Emm mungkin Shani sama Sifa Tante."
"Sifa?"
"Iya Tante, Sifa itu temennya Shani."
"Tunggu bentar, saya telpon orang rumah dulu."
Shina pun menelpon Mbok dirumah.
“Halo Mbok, apa Shani sudah pulang ke rumah?“
“Belum Nyonya,“ sahut Mbok.
“Ya sudah.“
Shina menutup telponnya.
"Pak Herman, boleh saya tahu dimana alamat Sifa?"
"Boleh Bu, saya lihat dulu yah."
"Iya."
Tuan Rayhan menelpon polisi untuk menahan Fathar.
"Biar kamu tahu jadi manusia, bocah!" kata Tuan Rayhan.
"Cih, lihat saja nanti gue pasti bakalan bebas."
"Jangan harap," sahut Tuan Rayhan.
"Awas kau-" geram Fathar.
Bugh ...
"Akhhh ..." ringis Fathar ketika kakinya ditendang oleh Aevan.
"Gue pastiin lu bakalan mendekam dipenjara, ingat itu baik-baik!" kata Aevan dengan mata tajamnya.
"Bawa dia Pak," titah Tuan Rayha.
Fathar pun dibawa oleh polisi.
"Awas kalian!" teriak Fathar.
Pak Herman datang kembali dan menyerahkan secarik kertas.
"Ini Bu, alamatnya."
"Makasih yah Pak, Flo nyari anak gue dulu yah."
"Iya, tolong sampaikan yah makasih udah nolong Julia."
"Ok."
Aevan langsung mengejar Shina keluar.
"Tante," panggil Aevan.
Shina menoleh.
"Ada apa?" tanya Shina.
"Aku boleh ikut ikut Tante gak, mau ketemu sama Shani."
"Emang kamu temenan sama anak saya," sahut Shina blak-blakan.
'Anjirr nih emak-emak gak punya rem apa.' Aevan membatin kesal.
"Kayaknya gak baik juga deh, soalnya kita gak terlalu akrab, bye!" sinis Shina.
Aevan menghela nafasnya.
"Enggak Emaknya, gak anaknya sama aja pada galak."
"Masih mending, daripada kamu digeplak kaya Fathar." Bima menjawab sambil memakan kacang kulit.
"Hahah, lu bener Bim." Boy juga ikut menimpali.
"Diem lu berdua!" dengus Aevan.
"Hahaha ..." tawa Bima dan Boy.
Aevan hanya memasang muka kesalnya.
***
”Queen, laki-laki itu sudah ditangkap polisi atas laporan Tuan Rayhan.”
”Bagus, tetap awasi jangan sampai laki-laki itu menggunakan kekuasaan mafianya untuk bebas.”
”Baik Queen.”
Sifa datang membawa lemon tea.
"Ini Shan, minumannya."
"Oh ya."
Shani dan Sifa meminum lemon tea.
"Ahhhh." kata Shani dan Sifa bersamaan setelah meminum lemon tea.
"Hahaha ..." tawa mereka juga bersamaan.
"Ngomong-ngomong tadi kenapa? kok Julia bisa-" kata Sifa.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Siapa sih yang datang," gerutu Sifa lalu keluar. "Iya tunggu sebentar," sahut Sifa kemudian membuka pintunya.
Sifa mengangkat alisnya yang satu.
"Anda ...?" kata Sifa sambil menunjuk.
***
💓DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR SERTA VOTE KEMUDIAN FOLLOW AKUN AUTHOR 💓
♥️AKUN TIKTOK @authorbtm♥️
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..