Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia
Amarah Amran terdengar murka saat mengetahui kakeknya tidak mewariskan apapun padanya ketika ia telah menyelesaikan pendidikan S2-nya di Amerika. Jika ia ingin mendapatkan kedudukan dan harta itu, di perusahaan kakeknya, ia harus menikahi seorang gadis Sholehah yang berhijab.
Itupun dia harus menyamar jadi orang susah bahkan berandalan sekalian agar menguji ketulusan cinta gadis itu.
"Sial... sial...sial!" umpat Mohammad Amran AL-Ghifari sambil memukul stir mobilnya penuh amarah. Kata-kata kakeknya masih terngiang di benaknya karena mereka baru saja berdebat.
"Carilah gadis yang pantas untukmu dengan menjaga aurat tubuhnya hanya untukmu. Bukan gadis yang berpakaian setengah telanjang dan dinikmati banyak pria. Carilah seorang wanita seperti nenekmu! jangan seperti ayahmu atau kamu akan bernasib sama seperti kedua orangtuamu, hah?" Bentak Tuan Al-Ghifari Abdullah
Semua persyaratan yang diajukan kakeknya sudah tercantum di surat perjanjian yang sudah di sahkan oleh pengacara. Yang lebih menyakitkan bagi Amran, kalau di dalam surat perjanjian itu, tidak boleh menceraikan istrinya dalam keadaan apapun atau hartanya tidak akan sampai ditangannya.
Dengan berat hati, Amran harus menerima persyaratan yang diajukan oleh sang kakek untuk mendapatkan seorang istri Sholeha. Sepekan kemudian, ia harus mencari wanita kampung yang bisa ia bodohi. Daerah yang ia tuju adalah kota malang tapi bagian pendalamannya.
Gaya yang urakan dengan jins bolong-bolong serta rambut gondrong melengkapi penyamarannya saat ini. Ia harus menggantikan mobilnya dengan mobil standar dengan menyamar sebagai taksi online agar mudah mendapatkan gadis yang sesuai dengan targetnya.
Sebulan dua bulan ia bertahan di desa kecil di kota malang itu namun tidak ada gadis yang menarik minatnya. Ia memutuskan untuk kembali ke kota malang ke hotel yang sudah ia booking sebelumnya. Dalam perjalanan itu, mobilnya tiba-tiba mogok membuat ia begitu kesal. Iapun memilih tidur karena sudah larut malam karena tidak ada bengkel yang buka di jam itu.
Baru saja ia memejamkan matanya terdengar suara petir yang cukup menggelegar membuatnya kembali terjaga. Iapun mengambil sebatang rokok dan menyulut api pada rokoknya.
Saat ia mengisap rokoknya dengan santai, ia melihat ada seorang wanita yang membawa motor di hadang oleh begal yang ingin merampas motor itu membuat sang gadis berusaha melawan untuk mempertahankan miliknya itu dengan susah payah. Naluri kemanusiaan seorang Amran tergerak untuk menolong gadis itu.
Ia turun dari mobil sambil membawa besi panjang yang ada di dalam mobilnya untuk menghadang si begal.
"Lepaskan gadis itu dan tinggalkan motornya!" teriak Amran pada dua orang pemuda tanggung di depannya dengan mengarahkan besi panjang di tangannya.
"Langkah dulu mayat kami!" ucap pria berusi 17 tahun itu dengan mengeluarkan pisaunya.
Wajah tampan Amran memperlihatkan kebolehannya memainkan besi itu layaknya pedang karena ia menguasai ilmu bela diri. Melihat permainan besi yang terus memukul mundur dua pemuda itu yang sedari tadi mendapatkan hantaman antara kaki dan lengan mereka membuat mereka tidak bisa lagi menantang Amran.
"Tolong jangan bunuh kami bos!" ucap salah satu pemuda itu sambil menyalakan motornya. Temannya segera naik ke motor itu dan meninggalkan Amran dan si gadis yang sedang gemetar ketakutan sambil menangis.
"Terimakasih tuan sudah mau menolong saya." Ucap Nabilla sambil terisak.
"Ngapain kamu nekat keluar larut malam begini, hah?" Bentak Amran pada gadis bercadar itu.
"Dokter menghubungi aku kalau ayahku sedang sekarat. Aku harus segera ke rumah sakit," jawab Nabilla terbata-bata.
"Sini kunci motormu, biar aku yang mengantarkan kamu ke rumah sakit."
"Tidak usah tuan. Biar saya sendiri saja."
"Kamu mau motormu diambil lagi oleh tukang begal tadi?"
"Tidak mau."
"Kalau begitu menurut lah padaku."
"Baik Tuan."
Nabilla merasa risih harus berjalan berdua dengan pria yang tidak kenal di tengah malam. Tapi ia juga takut terlambat sampai rumah sakit apa lagi cuaca yang sebentar lagi akan turun hujan. Setibanya di kamar inap ayahnya, Nabilla menghampiri ayahnya yang sedang menghela nafas satu persatu membuat hatinya terasa hancur saat ini.
"Abi. Tolong bertahan demi Nabila Abi." pinta Nabila sambil menangis.
"Abi berharap ada seorang pria yang mau menikahimu sebelum Abi meninggal. Tapi Abi sepertinya tidak bisa bertahan lagi, ndok."
"Jangan berkata begitu Abi. Tidakkah Abi kasihan padaku? aku nanti sama siapa kalau Abi pergi?"
"Aku yang akan menikahi putri anda, pak," sela Amran.
"Kau...!"
"Kalau begitu Abi restu kalian untuk menikah. Tolong panggil penghulu dan saksi agar Abi bisa menikahkan kalian, ndok," pinta pak Ridwan.
"Abi ini tengah malam dan Nabila tidak mengenal pria ini Abi," bisik Nabila yang masih di dengar oleh Amran yang memandangnya dengan tatapan datar.
"Setidaknya dia sudah melamar kamu di depan Abi. Mintalah kyai Rahmat untuk menikahkan kalian karena Abi tidak bisa bertahan lagi."
"Baiklah Abi. Nabilla akan membacakan surah Al-Fajri untuk memudahkan Abi melewati sakaratul maut," ucap Nabilla.
Nabilla melantunkan ayat demi ayat dengan suara yang begitu merdu membuat Amran ikut terhanyut. Usai membacakan surah tersebut, Nabilla mentalkin ke kuping ayahnya agar pak Ridwan bisa mengucapkannya dengan mudah.
Usai menghembuskan nafas terakhirnya, sang Putri Nabila menangis histeris." Abiii..!" pekik Nabila histeris saat suster menutup selimut itu ke wajah ayahnya.
Amran menarik tubuh Nabilla ke dalam pelukannya. Nabilla menangis merasakan sesak di dadanya atas kehilangan ayah tercinta.
Keesokan harinya, pak Ridwan segera dimakamkan oleh warga kampung. Malam harinya, atas permintaan Amran, Nabilla dinikahkan secara sirih oleh kyai Rahmat dengan mas kawin uang satu juta rupiah.
Amran tersenyum licik saat Nabilla sudah masuk ke dalam mobilnya dan membawanya ke kota malang.
"Mas Amran tinggal di Jakarta?"
"Iya."
"Baiklah." Nabilla seakan pasrah soal yang dilakukan oleh suaminya.
Setibanya di hotel mewah yang ada dipusat kota Malang, Nabilla mengerutkan dahinya karena merasa sangat aneh saat ini. Amran yang terlihat seperti berandalan dengan mobil jelek itu bisa menginap di hotel mewah saat ini.
"Apakah kamu membawa semua dokumen pribadimu?"
"Iya mas."
"Nanti kita nikah ulang di Jakarta karena harus saja secara agama dan negara. Untuk itu kita tidak usah berhubungan intim dan jangan coba-coba membuka pakaianmu di depanku atau sengaja menggodaku. Satu lagi aku tidak ingin melihat wajah jelekmu yang ada dibalik cadarmu itu. Tetaplah seperti ini. Aku hanya menikahimu karena alasan tertentu," ucap Amran membuat Nabila makin bingung.
"Jadi kamu hanya mau mempermainkan aku?"
"Iya. Setelah itu aku akan menceraikan kamu atau membuang mu setelah tujuanku selesai," ucap Amran tanpa dosa.
Degggg...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak kisah Amran Nabilla
2024-08-25
1
Ani Ani
kurang ajar punya jantan
2024-08-02
1
Ari Nuryanti
awas saja nanti bucin sebucin bucin nya😂😂
2024-06-14
1