Gadis Nakal Kesayangan Om Mafia
Dor.. dor.. dor..
Suara tembakan terdengar nyaring di sebuah bangunan tua yang sudah lama di tinggalkan. Jayden dengan lincah menghindari tembakan-tembakan yang di arahkan musuh ke arah nya, bahkan orang-orang itu saja sedikit kesulitan untuk melihat betapa cepat nya seorang Jayden menghindari tembakan.
Langkah nya seperti bayangan, cepat dan tidak terlihat, membuat semua nya sedikit kewalahan untuk terus melesatkan tembakan-tembakan ke arah pria tampan itu.
"Aahhh sial, peluru nya habis." Rutuk salah satu orang berpakaian serba hitam itu, dia pun duduk sementara untuk mengisi peluru di senjata nya. Kesempatan yang bagus bagi Jayden, dengan cepat dia melayangkan tembakan ke arah pria itu dan tepat mengenai kepala nya. Pria itu pun terkapar bersimbah daraah.
Jayden tersenyum jahat, dia pun membereskan cecunguk itu dengan cepat. Hanya membutuhkan beberapa menit saja, pengacau yang berjumlah lima orang itu tumbang. Satu lawan lima, tetap saja yang memang adalah Jayden.
Pria itu berlutut di depan salah satu musuh yang sudah tak bernyawa, lalu mengambil sesuatu di saku depan seragam pria itu. Sebuah kertas kecil bertuliskan The Black Angel.
"Ckk, sudah aku duga. Kau ingin bermain-main dengan ku." Pria tampan bak malaikat itu tersenyum jahat, lalu menendang mayat itu. Jayden pun pergi dari tempat itu dengan membawa kemenangan telak.
King Jayden Wiratama, seorang pria blasteran berwajah tampan bak malaikat. Dengan mata tajam bak tatapan elang pada mangsa nya, hidung bangir, alis tebal, bibir yang tebal dan seksii, rambut kecoklatan yang menyempurnakan penampilan nya. Jangan lupakan, tubuh atletis bak olahragawan pun dia miliki. Itu semakin membuat Jayden terlihat sempurna di mata kaum hawa.
Namun, siapa sangka di balik wajah yang tampan dan membuat para kaum hawa mengantri untuk bisa bertemu dengan nya atau bahkan bermalam dengan nya ini memiliki reputasi yang buruk di dunia hitam.
Ya, Jayden adalah pewaris klan mafia terbesar di kota ini. Setelah sang ayah pensiun, mau tidak mau Jayden lah yang harus meneruskan klan mafia itu. Dia terjun ke dunia hitam itu sudah lama, semua orang pun tahu kalau Jayden adalah mafia yang paling di takuti karena kekuatan dan keahlian nya dalam bela diri dan menghindari serangan musuh, termasuk peluru.
Jayden pulang dengan mengendarai mobil sport mewah miliknya, dia mengemudikan nya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hingga dia sampai di rumah besar bergaya Eropa dengan di dominasi warna serba hitam, inilah kediaman Alex Anderson Wiratama, ayah Jayden.
"Jay.." panggil Alex, Jayden yang baru saja pulang langsung berbalik.
"Ya, ada apa?"
"Kemari dan duduk lah." Ajak Alex, Jayden pun menurut dan duduk di sofa kosong yang berhadapan dengan sang ayah. Alex melihat ada luka di sudut bibir Jayden, jelas itu bukan luka biasa.
"Kau baru saja menyelesaikan tugas, Jay?" Tanya Alex.
"Hmm, iya."
"Siapa musuh klan kita kali ini?" Tanya Alex lagi.
"The black angel." Jawab Jayden dengan wajah datar nya.
"Belum selesai dengan mereka, Jay?"
"Entahlah, ini seperti dendam turun menurun, Dad." Jawab Jayden.
"Ada apa dengan mu? Kenapa kau bisa terluka seperti itu?"
"Hmm, hanya sedikit kurang fokus. Aku ke kamar dulu, Dad."
"Ya, kau bau keringat, Jay."
"Andai saja Daddy tahu, dengan kondisi ku seperti ini aku bisa memilih banyak wanita di club." Jawab Jay membanggakan dirinya, membuat Alex hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan putra nya yang tergila-gila akan pergaulan negara ini.
"Jangan lupa untuk selalu memakai pengaman, son."
"Tentu, aku tak sebodooh itu. Aku tak mungkin menebar benih ku sembarangan." Jawab Jayden, lalu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar nya.
Jayden membuka pakaian nya dan langsung berendam di dalam bath up, dia memejamkan kedua mata nya menikmati sesi berendam dengan air hangat itu, terasa menenangkan dan menyegarkan bagi tubuh Jayden yang baru saja berperang melawan musuh.
Menjadi mafia yang di takuti bukanlah keinginan nya, dia ingin hidup layaknya seperti orang biasa. Tapi, mengingat kalau dia adalah satu-satunya putra Alex, mau tak mau dia harus mewarisi klan mafia yang dulu di pimpin oleh sang ayah.
Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya Jayden menyelesaikan sesi berendam nya. Dia keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan sehelai benang pun yang menutupi tubuh nya, dia berjalan tanpa rasa malu sedikit pun karena dia merasa bebas, ini adalah kamar nya tempat yang begitu privasi jadi di pastikan tak ada orang lain yang berani memasuki kamar seorang Jayden.
Sejauh ini pun, tak pernah ada orang lain yang pernah masuk ke kamar ini selain ibu nya dulu. Tapi itu sudah beberapa tahun silam, karena sekarang sang ibu sudah tiada. Kenapa? Dia tertembak karena melindungi nya. Itu juga yang membuat dirinya tak mau terjun ke dunia hitam itu, tapi saat melihat sang ayah sudah pensiun, akhirnya dia pun menyerah dan inilah dia sekarang.
Tak ada lagi King Jayden Wiratama yang selalu bersikap hangat, karena setelah kematian sang ibu oleh musuh nya, Jayden berubah, benar-benar berubah. Yang ada sekarang, hanya Jay yang dingin dan kejam. Apalagi pada musuh nya, tadi saja dia baru menghabisi lima nyawa sekaligus dalam satu hari.
Jay segera berpakaian, dia membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar nya dengan balkon. Tubuh tegap Jay hanya di baluti oleh bathrobe berwarna hitam, semilir angin yang berhembus tapi tak sedikit pun membuat Jay kedinginan. Dia sudah terbiasa dengan hawa dingin seperti ini, dia selalu sendirian.
Hidup nya terasa kosong, hampa. Sejak kepergian sang ibu beberapa tahun lalu, saat itu dia masih berusia 20 tahun. Sekarang dia berusia 39 tahun, terhitung sudah sembilan belas tahun sang ibu meninggalkan nya. Tapi, rasa sakit yang dia rasakan masih terasa sangat menyiksa.
"Sampai saat ini, rasa sakit setelah kepergian mu benar-benar masih membekas, Mom." Gumam Jay, dia memejamkan mata nya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh nya.
Dreett..
Ponsel nya bergetar, Jay mengambil nya dan mengangkat panggilan telepon itu dengan cepat.
"Ya, ada apa Jack?" Tanya Jayden, rupa nya orang yang menghubungi nya adalah Jack, pria yang menjadi anak buah kepercayaan nya.
'Anda di rumah, tuan? Tidak pergi ke club?"
"Sebentar lagi aku kesana, kenapa? Apa ada barang bagus?" Tanya Jayden dengan datar.
'Ada, Tuan. Seperti nya anda akan menyukai nya.' Jawab Jack di seberang sana.
"Ya, aku akan kesana sekarang." Putus Jay. Inilah kehidupan nya, selain menjadi mafia dia juga pemabuk berat.
Jay pun mematikan telepon nya sepihak, dia pun menutup pintu dan berganti pakaian. Dia akan pergi ke club untuk mencari hiburan, melupakan sejenak kekosongan hidup nya, bagaimana pun dia terlihat seperti pria yang menyedihkan, jadi dia melakukan hal-hal semacam ini sebagai hiburan.
Dia turun dari kamar nya tanpa mempedulikan ekspresi sang ayah, karena sudah jelas pria itu mengetahui kemana dia akan pergi. Jay mengemudikan kendaraan roda empat nya dengan kecepatan sedang. Dia bersantai-santai di jalan, sambil menyesap rokok yang dia apit di kedua jemari nya. Kedua mata pria itu menatap lurus ke jalanan yang cukup lengang, karena hari sudah cukup malam, waktu nya orang-orang untuk beristirahat tapi tidak dengan pria kesepian seperti Jayden.
.....
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Rhenii RA
Cepatnya, arahnya. Jangan dispasi thor
2024-01-07
2
Rossi
nyimak dulu thor
2024-01-06
1
Mimik Pribadi
Baru mampir baca,menarik,.,,,kayanya bakalan suka nich 🥰
2023-09-19
2