Memilih hidup berpetualang karena ingin melupakan cinta masa lalunya yang kelam, justru membuat Grey Stone Robert menemukan cinta baru di sebuah penginapan yang bernama 'OZ INN' ketika dirinya ingin mendaki bersama teman temannya.
Bagaimana kisah cinta Grey Stone Robert dan seorang gadis bernama Ozira Olsen -- yang tak lain adalah pemilik penginapan OZ itu?
Yuuk simak ceritanya ...
FOLLOW INSTAGRAM @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Ozinn 29
Mereka masih berpelukan dalam waktu yang lama dan seakan tak ingin saling melepaskan satu sama lain.
"Apa otakmu sedang tidak waras hingga berani melupakanku?" tanya Grey.
Ozira mengusap air matanya ke bahu Grey hingga membuat baju pria itu basah.
"Aku bisa menanganinya sendiri," sahut Ozira dengan suara lirih.
Lalu Grey melepaskan pelukannya, begitu juga dengan Ozira. Grey menurunkan tubuh Ozira dan kini menatap lekat wajah cantik itu.
Rambutnya terurai indah. Bajunya pun membuatnya seperti boneka karena Ozira memakai dress rajut berwarna cerah yang membuat kulit putihnya semakin terpancar.
Grey menyibakkan rambut panjangnya yang menutupi sebagian matanya.
"Aku akan membawamu bersamaku," ucap Grey.
"Aku harus menjaga kakek, Grey. Aku tak bisa pergi meninggalkannya?" sahut Ozira.
"Siapa kakek yang kau maksud?" tanya Grey.
"Ozira," panggil seorang pria di belakang mereka.
Ozira dan Grey melihat ke arah pria itu.
"Oh ya, Dokter Norman. Aku__"
"Dia akan pulang ke penginapan bersamaku," potong Grey dan tak melepas tangan Ozira.
Ozira menoleh ke arah Grey lagi.
"Jadi kau sudah tahu penginapan itu?" tanya Ozira.
"Ya, aku melihat papan nama penginapan yang menuliskan namamu di sana," jawab Grey.
Lalu Ozira melihat ke arah Norman.
"Dokter, aku akan pergi bersamanya," ucap Ozira.
"Tapi kakek menyuruhku menjagamu, Ozira. Lagi pula aku tak mengenal pria itu. Aku takut kakek akan menyalahkanku jika ada apa-apa denganmu," sahut Norman yang seakan tak rela melepas Ozira bersama pria yang tak dikenalnya.
"Kami sudah kenal dekat, Dokter. Jadi aku akan aman bersamanya," sahut Ozira dan Grey menggandeng tangan Ozira ke mobilnya yang ada di seberang jalan.
Norman melihat ke arah Ozira dan Grey yang tampak sangat akrab karena kini Grey merangkul leher Ozira dan menepuk pelan kepala wanita yang disukainya itu.
*
*
"Siapa kakek itu?" tanya Grey ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju penginapan kastil.
"Aku menolongnya dari percobaan pembunuhan yang dilakukan putranya sendiri. Lalu dia menjadikan aku asistennya dan Kakek Hans sudah kuanggap seperti kakekku sendiri. Dia sendirian, Grey. Aku tak bisa meninggalkannya begitu saja," sahut Ozira.
"Aku bisa mempekerjakan seseorang yang layak untuk menjaganya," sahut Grey.
"Lalu apa yang akan kulakukan jika ikut denganmu?" tanya Ozira.
"Kau bisa bekerja di perusahaanku, jadi aku bisa mengawasimu lebih dekat," jawab Grey.
"Ck, aku tak mau bekerja di dekatmu," sahut Ozira.
"Mengapa tak mau?" tanya Grey.
Ozira hanya mengedikkan bahunya tanpa mengatakan apa pun.
"Siapa pria tadi?" tanya Grey.
"Dokter Norman. Dia dokter pribadi kakek. Dia menyukaiku. Keluarganya ingin melamarku dan kakek menyetujuinya," sahut Ozira jujur.
"What?? Lalu apa tanggapanmu?" tanya Grey dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Grey, kau tak perlu berhenti hanya karena ini. Dokter Norman menunggu di belakang kita," ucap Ozira sembari menoleh ke belakang karena Norman juga terlihat menghentikan mobilnya di belakang mobil Grey.
"Katakan apa tanggapanmu?" tanya Grey dan memegang pipi Ozira agar kembali melihat ke arahnya.
"Aku belum menjawabnya dan kakek memberiku waktu. Kakek berharap aku menikah dengannya karena keluarga sangat baik dan menurutnya aku akan bahagia bersamanya," jawab Ozira.
"Tak boleh. Kau tak boleh menerimanya karena aku akan membawamu, mengerti?" ucap Grey.
Ozira mengerutkan keningnya.
"Dia pria yang baik dan sangat sopan, Grey. Dan mungkin aku akan menjadi istri seorang dokter. Bukankah itu bagus?" sahut Ozira sengaja memancing Grey.
"Tidak bagus karena lebih baik menjadi istri seorang pendaki," jawab Grey.
Ozira tertawa mendengar hal itu lalu menekan pipi Grey dengan tangannya.
"Kau cemburu, Grey? Kau terlihat menggemaskan ketika cemburu," ucap Ozira yang kemudian menekan hidung mancung Grey.
"Lucu menurutmu?" sahut Grey.
Ozira mengangguk dan masih tersenyum geli. Lalu Grey memegang tengkuk leher wanita yang masih tertawa itu dan langsung menyesap bibirnya hingga membuat Ozira terpaku seperti patung.