Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.
Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
2 jam telah berlalu, para tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan ballroom. Kini hanya menyisakan beberapa orang saja di ruangan tersebut.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa duduk juga."
Saat ini Alexia bisa bernafas lega. Ia langsung mendudukkan bobotnya di kursi yang sejak tadi Ia belakangi.
"Kamu pasti lelah ya, sayang?"
Alex melihat dari raut wajah Alexia yang terlihat lelah.
Alexia mengangguk. "Sedikit, Mas. Aku kan tidak pernah memakai sepatu yang ada penyangganya begini, jadi rasanya bikin pegel kaki." Sahutnya sambil meluruskan kaki dan mengelus-elus lutut kakinya.
Alex menatap istrinya tersenyum, lalu Ia berjongkok untuk membantu istrinya.
"Eh, Mas. Mau ngapain?"
Alex tidak menjawab. Ia melepas sepatu yang dikenakan Alexia. Membuat Alexia terkesikap dengan sikapnya.
"Ada apa, Lex?" Tanya Ayunda diikuti oleh Ambar dan Sukma.
"Ini, Oma. Kaki Alexia pegal karena menggunakan sepatu heels."
"Lepas saja kalau begitu. Dia memang tidak pernah menggunakan sepatu yang seperti itu, jadi wajar kalau dia merasa pegal." Sahut Ambar.
"Iya, ini pertama kalinya Lexi memakai sepatu heels." Imbuh Sukma.
Alex dan Ayunda mengangguk mengerti.
"Iya, makanya ini aku lepas."
"Sebentar, biar aku ambilkan minum buat kamu, Lex."
Sukma membalikkan badan dan kembali turun untuk mengambilkan Alexia minuman. Beruntung masih banyak sisa minuman dan kue, Sukma pun juga membawakannya kue tersebut.
"Nih, Lex. Kamu minum dulu. Ku lihat kamu sejak tadi tidak minum ataupun makan makanan apapun. Jadi ini aku sekalian membawakan kue untukmu."
Sukma menyodorkan minuman dan piring kecil berisi beberapa kue kepada Alexia.
Alexia menerimanya dengan tersenyum. "Terima kasih, Ka."
Sukma mengangguk. "Itu kuenya enak banget, aku tadi makannya sampai nambah-nambah."
"Bukankah ini kue dari tokomu?"
"Toko?" Tanya Ambar dan Sukma secara bersamaan.
Ayunda mengangguk. "Iya, apa kalian berdua tidak tahu jika gadis nakal ini memiliki toko kue? Bahkan banyak dari kalangan atas yang sering memesan kue dari tokonya."
Ambar dan Sukma saling pandang dan menggeleng.
Sementara Alexia menghela nafas. Kini Ibu dan saudara tirinya tahu, jika dirinya memiliki sebuah usaha.
Sebelumnya Alexia meminta Luki dan Anis untuk membuat kue untuk acara hari ini. Ia juga ingin sekalian mempromosikannya.
"Kita berdua sama sekali tidak mengetahuinya."
"Maaf, Bu, Kak. Bukannya aku mau menyembunyikan hal ini, maaf aku belum bisa menjelaskannya sekarang."
"Tidak apa, Lex. Lagian itu hak kamu. Itu milikmu jadi kita tidak akan ikut campur atau merusuhinya. Semoga usahamu semakin lancar dan berkembang, ya!"
"Terima kasih, Ibu." Alexia bernafas lega karena Ambar mau mengertikan dirinya.
Tak lama kemudian, ada petugas yang akan membersihkan ruangan tersebut. Sehingga mereka memutuskan untuk meninggalkan ruangan tersebut.
Mereka akan kembali ke kamar yang sebelumnya digunakan untuk merias. Namun, Ambar dan Sukma memutuskan untuk kembali pulang lebih dulu dan Ayunda ikut bersama dengan mereka karena sebelumnya mereka bertiga sudah janjian. Akhirnya mereka berpisah di lift.
1 jam kemudian. Alex mengajak Alexia untuk pergi ke kamar yang akan mereka pakai menginap.
Kamar hotel itu terlihat sangat romantis dan elegan, dengan dekorasi yang mewah dan modern. Lampu-lampu yang lembut dan hangat membuat suasana kamar menjadi sangat nyaman dan intim.
Di tengah-tengah kamar, terdapat sebuah tempat tidur yang besar dan nyaman, dengan seprai yang lembut dan bantal yang empuk. Di atas tempat tidur, terdapat sebuah kanopi yang mewah, dengan hiasan kelopak bunga mawar merah yang indah dan harum.
Di sudut kamar, terdapat sebuah meja yang kecil, dengan dua buah kursi yang nyaman dan mewah. Di atas meja, terdapat sebuah vas bunga yang indah dan harum, dengan beberapa buah cokelat dan buah-buahan yang segar.
Di bagian lain kamar, terdapat sebuah jendela yang besar dan terbuka lebar, membiarkan cahaya matahari yang lembut masuk ke dalam kamar, dan memperlihatkan pemandangan kota yang indah dan menakjubkan. Di bawah jendela, terdapat sebuah sofa yang nyaman dan mewah, dengan beberapa buah bantal yang empuk dan lembut. Suasana kamar hotel itu sangat romantis.
"Wah, Mas. Kamar ini cantik sekali." Alexia merasa takjub dengan dekorasi kamar tersebut.
"Apakah kamu suka, sayang?"
Alexia mengangguk dengan begitu antusias. "Suka, suka sekali, Mas. Rasanya seperti pengantin baru, Mas."
Alex langsung menghampiri istrinya. Memeluk pinggang Alexia, dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di bi-bir mungil berwarna merah muda yang sejak tadi begitu meng-go-danya.
Namun kecupan tersebut lama kelamaan berubah menjadi sebuah pa-gut4n. Suara decapan terdengar kala kedua daging kenyal saling me-ny3-sap. Keduanya menjeda kegiatan mereka sebentar untuk mengambil udara sebanyak-banyaknya. Alex dan Alexia saling menatap. Kemudian melemparkan senyuman sebelum akhirnya kembali menyatukan bi-bir mereka kembali.
Alex mengangkat tubuh Alexia tanpa melepas pa-gut4n bibir mereka. Alex membaringkan Alexia di atas tempat tidur.
Mereka berbaring di atas tempat tidur yang nyaman, saling memeluk dan mencium satu sama lain. Mereka berdua terlihat sangat bahagia dan puas, dengan senyum yang lebar dan mata yang berkilauan.
Krukkkk!
Tiba-tiba suara perut Alexia berbunyi dengan nyaring. Membuat kegiatan mereka berdua terhenti.
Alex menatap Alexia dengan dahi yang berkerut. Sementara Alexia hanya merenges.
"Maaf, Mas. Sepertinya cacing dalam perutku mulai meminta haknya untuk diisi."
Alex tersenyum. Ia baru ingat kalau mereka berdua sama sekali belum mengisi perut. Lalu Ia bangkit berjalan ke arah jendela yang sejak tadi sudah terbuka. Ia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Ia nampak menghubungi seseorang untuk memesan makanan.
"Sayang, sini. Kita tunggu makanan datang sembari menatap indahnya kota."
Alexia kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela. Mereka berdua dapat menikmati pemandangan kota yang indah dan menakjubkan. Mereka berdua berdiri di depan jendela, saling memeluk dan menikmati keindahan pemandangan.
"Mas, kita berfoto yuk! Sepertinya kita belum pernah deh foto berdua." Melihat cuaca siang hari yang cerah, Alexia menjadi ingin berfoto dengan suaminya.
Alex mengangguk. Lalu Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka ikon kamera.
Mereka berfoto-foto di dalam kamar tersebut sembari menunggu makanan mereka datang.
*****
Malam ini terlihat sangat indah. Langit yang gelap dan biru tua dihiasi dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti permata. Bulan yang purnama tergantung di langit, memancarkan cahaya yang lembut dan hangat. Udara malam ini juga begitu sejuk dan segar.
Di lihat dari jendela kamar hotel lampu-lampu kota yang berkelap-kelip nampak seperti api unggun. Dalam suasana malam yang indah ini, segalanya terasa sangat sempurna dan harmonis.
Malam ini, Alex dan Alexia memutuskan untuk menikmati makan malam yang romantis di kamar. Mereka berdua duduk di meja yang kecil, menikmati makanan yang lezat dan minuman yang segar.
"Mas, terima kasih untuk semuanya. Aku sangat bahagia." Alexia merasa benar-benar di ratukan oleh Alex. Ia merasa sangat bahagia, karena sekian lamanya, akhirnya Ia bisa merasakan kasih sayang dari orang yang tersayang.
"Apapun akan aku beri dan lakukan untukmu, sayang. Karena sumber bahagiaku sekarang adalah kamu. Kamu wanita satu-satunya yang akan selalu mengisi hatiku. Tetaplah selalu bersamaku."
Alexia tersenyum dan memeluk Alex. Alex membalas pelukan istrinya dan mengusap lembut punggungnya.
Mereka berdua lanjut berbicara dan tertawa bersama, menikmati waktu yang berharga bersama-sama.
Setelah makan malam, mereka berdua kembali ke tempat tidur. Mereka memutuskan untuk mulai membuka hadiah-hadiah yang diberikan oleh tamu-tamu undangan. Baik Alex maupun Alexia terlihat sangat gembira dan berterima kasih atas hadiah-hadiah yang diberikan.
Setelah semua kado selesai dibuka, mereka langsung merapikannya dan memilih untuk berbaring bersama, menikmati waktu yang tenang dan nyaman. Tak hanya Alexia yang merasa bahagia, Alex juga terlihat sangat bahagia dan puas, Ia tersenyum yang lebar.
"Mas, belum ngantuk kan?"
"Kenapa sayang?"
"Kita nonton film yuk!"
"Boleh!"
Mereka berdua memutuskan untuk menikmati waktu bersama-sama dengan menonton film yang romantis. Mereka berdua duduk di atas tempat tidur, saling memeluk dan menikmati film yang sedang diputar.
"Kira-kira, antara tokoh yang berada di film itu dengan aku, romantis siapa, sayang?"
Alexia nampak berpikir.
"Kalau yang berada di dalam film, keromantisannya dibuat-buat, Mas. Sedang kalau Mas Alex kan nyata. Jadi, aku menilai lebih romantis Mas Alex. Lagian, aku tipe wanita yang tidak mengharap seperti itu, Mas. Asal hubungan kita terlihat harmonis, aku sudah bersyukur."
Alex tersenyum dan mendekap Alexia. Alexia mendongakkan wajahnya menatap Alex, dan kedua bi-bir mereka bertemu kembali.
Malam ini, mereka berdua menikmati keintiman mereka dengan lebih dalam.