NovelToon NovelToon
MENGANDUNG BENIH TITIPAN CEO

MENGANDUNG BENIH TITIPAN CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak
Popularitas:79.4k
Nilai: 5
Nama Author: Julia Fajar

Hutang budi membuat Aisyah terpaksa menerima permohonan majikan sang ayah. Dia bersedia meminjamkan rahimnya untuk melahirkan anak Satria dengan Zahra melalui proses bayi tabung.

Satria terpaksa melakukan hal itu karena dia tidak mau menceraikan Zahra, seperti yang Narandra minta.

Akhirnya Narandra pun setuju dengan cara tersebut, tapi dengan syarat jika kesempatan terakhir yang dia berikan ini gagal, maka Satria harus menikahi Gladis dan menceraikan Zahra.

Gladis adalah anak dari Herlina, adik tiri Narandra yang selalu berhasil menghasut dan sejak dulu ingin menguasai harta milik Narandra.

Apakah usaha Satria dan Zahra akan berhasil untuk mendapatkan anak dengan cara melakukan program bayi tabung?

Yuk ikuti terus ceritaku ya dan jangan lupa berkarya tidaklah mudah, jadi kami para penulis mohon dukungannya. Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia Fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. TINGGAL DI RUMAH BESAR NARANDRA

Dokter sudah mengizinkan Aisyah pulang tapi dokter mengatakan jika Aisyah masih lemah dan harus ekstra menjaga kehamilannya.

Tanpa persetujuan Aisyah lagi, Satria langsung membawa Aisyah ke rumah kediaman Narandra.

Aisyah dan Zahra terkejut saat laju mobil bukannya menuju ke rumah Aisyah.

"Mas, kita mau kemana? Bukankah Aisyah masih harus istirahat?"

"Kita akan pulang ke rumah Papa, tadi dokter mengatakan jika Aisyah masih lemah dan butuh perhatian ekstra."

"Aku nggak mau sampai terjadi hal buruk, jadi lebih baik kita tinggal di rumah Papa saja. Di sana banyak yang bisa membantu untuk memperhatikan Aisyah saat aku ngantor."

"Tapi Mas..." ucap Aisyah.

"Maaf Syah, kali ini tidak ada bantahan," ucap Satria serius.

Aisyah dan Zahra pun tidak berani membantah lagi, merekapu diam sepanjang perjalanan hingga tiba di rumah Narandra.

Melihat kedatangan Aisyah, Gladis dan Herlina sangat senang, rencana mereka mengancam dokter ternyata berhasil.

Herlina berhasil mendapatkan info tentang borok si dokter di rumah sakit tersebut, makanya dia bisa menekan dokter agar berbohong hingga membuat Satria merasa khawatir.

"Yes, kita berhasil Ma. Tinggal menjalankan rencana selanjutnya."

"Iya Dis. Pokoknya kita harus berhasil menyingkirkan Aisyah dan bayinya."

"Ayo Ma kita sambut mereka."

"Ayo sayang. Mama sudah tidak sabar ingin memberi kejutan kecil, sambutan selamat datang kepada gadis tidak tahu diri itu."

Keduanya pun keluar kamar, lalu dengan manis berkata, "Lho Aisyah, kamu sudah keluar dari rumah sakit? Syukur bayimu tidak apa-apa, kalau sempat keguguran, kamu langsung ditendang dari sini."

"Tante tidak usah mengada-ada, yang penting Aisyah tidak kenapa-kenapa. Bayi kami sehat dan akan lahir nantinya dengan selamat," ucap Satria.

"Maaf Tante, tolong minggir, kami mau ke kamar. Aisyah masih butuh istirahat," ucap Zahra.

"Sombong amat kalian, baru datang sudah mau sembunyi, nggak sopan banget. Bukannya ngobrol dulu, tanya-tanya bagaimana kabar Gladis, eh... sangat tidak peduli."

"Ayo Ma, ngapain juga ngobrol dengan mereka. Mereka saja tidak peduli terhadap kita," ajak Gladis yang menarik lengan Herlina untuk pergi dari sana.

"Ayo Sayang. Kita ambil makanan saja. Mama lapar, kamu juga belum makan apapun."

"Oke Mama."

Dengan lenggak-lenggok keduanya meninggalkan Satria, Zahra dan juga Aisyah. Ketiganya hanya menggeleng, melihat sikap tidak bersahabat dari sang Tante dan putrinya.

"Ayo Syah, kami antar ke kamar. Nanti malam saja kita temui papa sekaligus makan malam."

"Bi, apakah seprai di kamar ku sudah diganti?" tanya Zahra.

"Sudah Non."

"Tolong bawakan susu untuk Non Aisyah ke kamar saya ya Bi?"

"Mbak, saya di kamar bawah saja."

"Nggak Sya, kamar bawah sempit, nggak sehat untuk perkembangan bayimu. Kamu di kamarku saja, biar aku yang di bawah."

"Tapi Mbak...!"

"Sudah nurut saja, semua aku lakukan untuk kebaikan kalian. Toh juga hanya untuk sementara kamu di sini. Ya kan Mas?"

"Terserah kamu Ra, tapi apa nggak bahaya naik turun tangga Ra? Aku takut Aisyah terpeleset."

"Nanti aku bicara sama papa Mas, untuk mengizinkan Aisyah menggunakan lift khusus milik Papa."

"Ya sudah kalau itu memang yang terbaik untuk Aisyah dan kandungannya."

"Kalian naik dulu ya, aku akan ke ruangan kerja sebentar, ada file yang harus aku ambil. Sebenartar lagi, ada tamu yang akan datang."

"Iya Mas. Ayo Syah kita ke atas!"

Keduanya pun bergegas menuju kamar, sedangkan Satria langsung menuju ruangan kerja.

Mata Aisyah membulat melihat dekorasi kamar Zahra. Kamar itu begitu besar, rapi serta indah dan wangi.

Aisyah masih merasa tidak enak saat Zahra memintanya untuk beristirahat di tempat tidur.

Dia memilih duduk di sofa sembari memperhatikan foto pernikahan Zahra dan Satria yang terpampang di dinding kamar tersebut.

Terselip rasa di hati, ingin foto pernikahannya dengan Satria juga di pajang dalam kamar pribadi mereka.

"Kok malah bengong Syah? Ayo kesini, kamu pasti nyaman di sini daripada di kamar bawah."

"Oh ya, jika darurat ingin minta pembantu agar segera datang, pencet saja tombol ini. Panggilan ini langsung terhubung ke dapur."

"Lihat Sya, dari jendela kamar ini, kamu bisa melihat kebun buah dan jika mau, minta saja pelayan untuk memberikannya."

"Wah, aku baru tahu Mbak jika di sini ada kebun buah-buahannya. Ayah juga tidak pernah cerita."

"Itu hiburan Papa, beliau sering kesana menghabiskan waktu senggangnya. Kamu juga boleh ke sana kok, tapi nanti malam kita izin dulu ke Papa."

"Kenangan Mama banyak di sana, menurut Mas Satria. Makanya Papa tidak mengizinkan sembarang orang untuk masuk kecuali dua orang pengurus kebun."

"Oh, jadi buah-buahannya untuk apa Mbak, bukankah jika tidak di ambil akan busuk?"

"Selalu di ambil rutin, sebagian untuk konsumsi di rumah ini dan sebagian lagi untuk di sedekahkan ke beberapa panti asuhan di mana Papa menjadi donatur di sana."

"Aku jadi penasaran ingin Mbak, ingin melihat-lihat ke dalam sana."

"Nanti kita tunggu Mas Satria datang. Kalian bisa kesana dan kamu bisa menikmati buah segar langsung dari pohonnya."

"Sekarang istirahatlah dulu. Aku mau ke toilet, jika ingin ganti baju, sementara kamu pakailah milikku. Besok, aku akan minta tolong Bibi untuk membawakan pakaian mu kesini."

Aisyah pun mengangguk, lalu diapun menuju lemari untuk mengambil pakaian tidur. Saat ini Aisyah memang sedang mengantuk, mungkin karena pengaruh obat.

Setelah mengganti pakaiannya, Aisyah pun merebahkan dirinya di kasur. Kasur itu begitu nyaman, empuk dan lembut. Sebentar saja diapun sudah tertidur.

Zahra yang sudah selesai dari toilet, langsung menuju kamar bawah, diapun ingin tidur sejenak sambil menunggu makan malam tiba.

Satria sudah mengambil file serta menyiapkan pekerjaannya, lalu dia ingin menemui kedua istrinya.

Sesampainya di dalam kamar, Satria celingukan karena dia hanya menemukan Aisyah yang sedang tertidur.

Satriapun keluar kamar lalu menelepon Zahra untuk menanyakan keberadaannya.

Zahra mengatakan jika malam ini giliran Satria untuk tidur bersama Aisyah, sebab kemaren malam mereka sudah bersama.

Satria sebenarnya masih ingin bersama Zahra tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Aisyah.

Keduanya adalah istri sah, dan Satria harus adil, apalagi saat ini Aisyah sedang membutuhkan perhatian ekstra darinya.

Satriapun mengunci pintu kamar, mengganti pakaian lalu merebahkan dirinya di sisi Aisyah.

Aisyah terbangun saat dia merasakan sebuah benda berat menimpa pinggangnya. Ternyata tangan Satria yang melingkar, memeluk perutnya.

Dengkuran haluspun terdengar, itu menandakan jika Satria sedang terlelap di alam mimpinya.

Aisyah memperhatikan wajah Satria, hatinya begitu bahagia mendapatkan perlakuan seperti ini.

Tapi saat dia memandang foto pernikahan Zahra dan Satria, rasa takut kembali menyusup ke dalam hati. Aisyah, takut mimpinya itu akan segera berakhir.

Bersambung....

1
Dwi ratna
kesian ais
Dwi ratna
upik abu jd Cinderella ya syah
Dwi ratna
kebanyakan ma gladis tuh jd antagonis ya
Dwi ratna
berarti ssatria mw dnikahin sm sepupuny apa?
Dwi ratna
komen ah msa cm bca doang, kesian othorny...
Alya Yuni
Mati aja kau Zahra jdi prmpuan ko trllu bodoh
Alya Yuni
In yg buat ak mls bca npa penulis membuat sya mlas bca
Cinta Suci
alloh irham
neny
wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh,,mohon maaf lahir dan batin ya kak othor 🙏😘
neny: aamiin yra 🤲🤲
Juliatik: Sama-sama Kak. Terimakasih atas dukungannya ya Kak, semoga kita tetap diberikan kesehatan hingga lancar menjalankan ibadah puasa.🙏😘🥰🥰🥰
total 2 replies
Uchi Hafiz
lanjut
Puput pujiati
mantab
Uchi Hafiz
lanjut
neny
kerasa banget euy sakit nya di hati aq ,,,bentengi hati mu aisyah,,km harus kuat,,
Uchi Hafiz
lanjut
Avatar
Semangat..kak..
mama oca
mampir thor.. cerita yang bagus..semangat kakak
neny
cerita nya sangat menarik,,sy senang membaca nya,,semangat kak othor untuk menghasilkan karya terbaik,,tetap sabar dlm mencapai kesuksesan,,krn semua itu tdk instan,,,pokok nya semangat 💪💪💪😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!