NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Posesif

Istri Kontrak Sang Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.

Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IKSP BAB 18_Perhatian yang Terselubung

Kehidupan di penthouse utama Arjuna Mahesa dimulai. Meskipun mereka tinggal di lantai yang sama, suasana di antara mereka terasa seperti kutub utara dan kutub selatan. Arjuna adalah pria yang sangat teratur, logis, dan kaku. Kirana adalah wanita yang fleksibel, emosional, dan terbiasa dengan kesederhanaan.

Pagi Hari

Arjuna bangun pukul 05:00, lari di treadmill pribadinya, dan sudah siap dengan setelan jas sempurna pada pukul 06:30. Sarapannya adalah oatmeal tanpa rasa dan kopi hitam.

Kirana, karena mual kehamilan, baru bisa bangun pukul 06:30. Ia sering terburu-buru, dan sarapannya adalah roti tawar yang sengaja ia panggang kering, jauh dari menu gourmet yang disiapkan koki penthouse.

Suatu pagi, saat Kirana sedang memaksakan diri meminum air jahe hangat di meja makan panjang yang mewah, Arjuna melihatnya.

"Nona Aulia, apakah kamu tidak menyentuh menu yang disiapkan Koki Leo? Kamu harus memastikan nutrisi anak ini terpenuhi," tegur Arjuna tanpa basa-basi melihat sarapan yang utuh tanpa disentuh.

"Maaf, Pak Arjuna. Saya mual jika mencium aroma masakan yang terlalu kuat," jawab Kirana jujur, sambil menunduk takut dimarahi tapi mau bagaimana lagi namanya juga mual.

Arjuna berdecak. Ia bangkit, mengambil piringnya yang sudah kosong, dan berjalan menuju dapur.

"Mulai besok, Koki Leo akan menyiapkan bubur tawar dengan irisan jahe, dan teh mint. Itu akan mengurangi mualmu," perintah Arjuna kepada kepala koki dengan suara yang tak terbantahkan.

Kirana terkejut. Itu adalah tindakan yang sangat perhatian, tetapi disampaikannya dengan nada perintah dan efisiensi, seolah-olah ia hanya memperbaiki mesin yang rusak.

Malam Hari

Arjuna biasanya bekerja hingga larut malam di ruang kerjanya. Kirana juga sering bekerja lembur di mejanya sendiri, di luar ruangan Arjuna, atau ia akan membaca di kamarnya.

Mereka jarang bertemu, dan jika bertemu, itu hanya untuk pertukaran perintah atau laporan, entahlah kehidupan suami istri macam apa ini.

Suatu malam, Kirana sedang berjalan melewati lorong menuju kamarnya. Ia merasakan sakit punggung yang tajam, gejala umum kehamilan yang membuatnya sering meringis.

Arjuna keluar dari ruangannya, matanya yang tajam langsung menangkap gerakan Kirana yang menahan rasa sakit.

"Ada apa denganmu?" tanya Arjuna penasaran.

"Tidak ada, Pak. Hanya sakit punggung biasa," jawab Kirana, mencoba berjalan cepat karena ingin menghindar dari Arjuna.

Arjuna menghela napas panjang. Ia tahu keengganan Kirana untuk mengganggunya. Ia segera memanggil Bayu di telepon walau ini sudah malam namun rasa mengganggu ini sungguh tidak enak bagi Arjuna.

"Bayu, atur janji dengan terapis pijat prenatal yang direkomendasikan Ibuku. Suruh dia datang ke penthouse dua kali seminggu. Mulai besok. Ini adalah bagian dari pemeliharaan anakku," perintah Arjuna to the point tanpa basa-basi.

Kirana menatap Arjuna, tidak percaya. "Pak Arjuna, Bapak tidak perlu melakukan ini. Saya akan mencari terapis biasa."

"Aku tidak suka ketidaksempurnaan, Kirana. Aku ingin anakku sempurna. Dan itu butuh ibu yang sempurna. Jangan buang waktuku dengan perdebatan," kata Arjuna, kembali ke dalam ruangannya, menutup pintu dengan pelan.

"Baik." jawabnya lesu karena bentakan Arjuna, harap maklum namanya ibu hamil sedikit sensitif padahal Arjuna juga tidak membentak namun sudah di anggap membentak saja.

Tindakan Arjuna selalu kontradiktif, ia dingin, tetapi selalu memastikan semua kebutuhan Kirana terpenuhi, bukan karena cinta, melainkan karena tanggung jawab logis terhadap janinnya.

Meskipun Kirana kini aman dari ancaman Wulan dan kebencian karyawan di kantor (karena ia selalu diantar-jemput sopir pribadi dan makan di ruang CEO), tekanan emosional karena tinggal bersama Arjuna sangat besar.

Suatu malam, Kirana tidak bisa tidur. Ia memutuskan untuk pergi ke pantry untuk mencari air jahe. Saat berjalan di lorong, ia mendengar suara Arjuna yang sedang berbicara di telepon di ruang kerjanya.

Kirana tidak sengaja mendengar beberapa kalimat yang membuatnya membeku.

"Aku sudah menikahinya, Ma. Dia sekarang tinggal di sini. Jangan khawatir. Pernikahan ini akan bertahan selama dua tahun, dan setelah anak itu lahir dan aku mendapatkan hak asuh, aku akan menceraikannya."

"Tentu saja aku tidak mencintainya, Ma. Ini adalah kontrak. Dia hanya wadah untuk pewaris Mahesa. Itu saja."

Air mata Kirana menetes. Meskipun ia tahu itu adalah kontrak, mendengar Arjuna mengatakannya dengan begitu kejam dan blak-blakan, menyebutnya "wadah," terasa seperti pisau yang menusuk harga dirinya. Ia segera berbalik dan berlari kembali ke kamarnya, meredam isak tangisnya di bantal.

Aku harus kuat. Dua tahun. Hanya dua tahun. Setelah itu, aku akan bebas dan bisa membesarkan anakku dengan namaku sendiri.

Beberapa hari kemudian, Kirana mengalami demam ringan karena kelelahan dan tekanan. Di pagi hari, ia tidak mampu bangun. Ia mengirim pesan kepada Arjuna bahwa ia tidak bisa bekerja.

Lima belas menit kemudian, pintu kamarnya terbuka. Arjuna masuk, bukan dengan amarah karena Kirana tidak bekerja, tetapi dengan termometer dan obat-obatan.

"Kenapa kamu tidak bilang demam sejak semalam?" tanya Arjuna, suaranya sedikit cemas, namun ia menyembunyikannya dengan nada kesal.

Ia mendekati Kirana, dengan hati-hati meletakkan termometer di telinga Kirana. Ia melakukan ini dengan gerakan canggung, seperti ia tidak pernah merawat orang sakit seumur hidupnya.

"Suhu 38,5°C. Kamu harus minum obat ini dan makan bubur sekarang," kata Arjuna, menyerahkan obat penurun panas.

"Saya bisa melakukannya sendiri, Pak Arjuna," kata Kirana pelan.

"Tidak. Aku tidak mau mengambil risiko dengan kehamilan ini," jawab Arjuna.

Ia duduk di tepi tempat tidur Kirana (yang ditutupi selimut tebal), dan menyuapi Kirana bubur tawar. Kirana sangat terkejut dengan tindakan Arjuna. Ini adalah sentuhan yang paling dekat dan paling manusiawi yang pernah ia terima dari suaminya.

Saat Arjuna menyuapinya, tangan Kirana tanpa sengaja menyentuh tangan Arjuna. Sentuhan itu singkat, tetapi terasa arus listrik yang aneh.

"Terima kasih," bisik Kirana, menatap mata Arjuna.

Arjuna menarik tangannya kembali dengan cepat, seolah tersengat listrik. Wajahnya langsung kembali datar dan dingin, menutup celah emosional yang sempat terbuka.

"Ini adalah tanggung jawab profesional, Kirana. Aku akan mengurus semua kebutuhanmu sampai kamu sembuh," kata Arjuna, kembali ke peran CEO.

"Aku akan bekerja dari kamar sebelah hari ini. Jika kamu butuh apa-apa, tekan interkom."

Arjuna bangkit dan keluar. Kirana memegang cangkir bubur yang masih hangat. Di balik sikap dingin dan kejam Arjuna, Kirana menangkap sekilas bayangan pria yang sebenarnya peduli, atau setidaknya, pria yang sangat takut akan kegagalan dalam menjaga pewarisnya.

Ia tahu, meskipun mereka terikat oleh kontrak, kehidupan di bawah satu atap ini pasti akan terus menguji batas-batas emosional dan perjanjian mereka.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
susilawatiAce
lama amat bucinya si Arjuna
Bunda Abi
semoga Arjuna mulai bucin yah Thor
partini
baby ga sayangg mommy nya ,,kasih pelajaran Dong ayahmu itu Weh Weh
Ariany Sudjana
Kirana kamu harus tegas, kamu itu bukan prioritas Arjuna, dia hanya peduli pada pekerjaan, nama baiknya
Ariany Sudjana
kalau Arjuna care sama Kirana, pasti Kirana ga akan dibiarkan sendiri dibully sama Amara cs, sayangnya posisi kirana lemah, apalagi status hanya menikah kontrak
partini
masa kejadian di perusahaan Juna ga tau ,,dihhh CEO ga pakai bodyguard bayangna
اختی وحی
bukannya arjuna sdh tlfn mamanya klw pernikahan mereka hanya kontrak 2 thn
trs knp di bab berikutnya seolah² mama ny gk tau klw pernikahan kontrak sehingga arjuna hrs sandiwara.
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Lala_Syalala: terima kasih kak, semoga suka ya sama ceritanya🙏🙏😁😁
total 1 replies
partini
apakabar Juna yg di sana
partini
ini ujungnya bisa berbagi peluh 🤣
tapi ya ga dosa jg sih kan halal
partini
betul jaga hatimu
Bunda Abi
jujur ajah juna
dyah EkaPratiwi
😭😭 Kirana mulai jatuh cinta please bikin Arjuna juga ada rasa sama karina
partini
hemmmm mulai rasa hati muncul
@pry😛
bsen ny aq jun"
partini
sering bersentuhan makin lama tegangan Volta makin tinggi ini apa lagi tekdung secara alami pasti ingin di sentuh pasang Weh Weh
partini
wadah busehhhh ,,2 th masih panjang segala kemungkinan bisa terjadi
@pry😛
kok smbg x ya... gk da sor" ny aq liat lki yak gn..... kesmistrik ny gk dpt...
@pry😛
dgr oon.... klo aq jd kau... bgs gk krj... stlh di umum kn... dm kewarasn dan byi ny..
partini
dari yang beda rumah jadi satu rumah menyusul beda kamar jadi satu kamar naik lagi menjadi satu Rajang wah step by step 👍👍👍👍
lope lope Rin hatimu lura biasa seperti itu terus biar ga tersakiti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!