"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 29
"No-Nona." Nazura terlihat sangat gugup apalagi ketika ia berbalik dan langsung berhadapan dengan Soraya yang sedang menatapnya sengit.
Kepala Nazura tertunduk dalam dengan jemari saling merem*s. Ia benar-benar tidak menyangka jika ada Soraya di dalam apartemen itu.
"Kupikir kamu sudah pergi sejauh mungkin dari sini, ternyata kamu hanya bersembunyi. Dasar licik!" umpat Soraya. Gigi wanita itu saling bergemerutuk karena geram.
Dengan langkah lebar Soraya berjalan mendekati Nazura dan langsung menangkup dagu wanita itu dengan cukup kuat. Sedikit merem*s hingga membuat Nazura meringis kesakitan. Namun, Soraya tidak peduli karena ia sangat membenci ketika melihat wajah Nazura.
Entah bagian mana yang membuat Roger bisa terpikat kepada gadis kampungan seperti itu. Walaupun Roger tidak pernah mengatakan kalau mencintai Nazura, tetapi Soraya bisa mengetahui hanya dari gerak-gerik Roger karena ia sudah mengenal lelaki tersebut sangat lama.
"Apakah aku harus memberimu pelajaran agar benar-benar pergi dari kehidupan Roger?" tanya Soraya setengah membentak. Namun, Nazura hanya diam tanpa berani menjawab. "Jawab! Jangan hanya diam saja! Bukankah mulutmu masih bisa digunakan dengan baik!"
"Ma-maafkan saya, Nona." Suara Nazura terbata. Diiringi isakan lirih. Sungguh, wanita itu dipenuhi dengan kecemasan yang teramat besar.
"Kamu harus ingat, jangan pernah sekalipun kamu menginjak kaki di apartemen ini! Apalagi sampai bertemu dengan Roger karena jika hal itu sampai terjadi maka aku tidak akan segan-segan memberi pelajaran untukmu! Camkan itu!" Soraya menghempaskan wajah Nazura cukup kasar.
Lalu mengusir wanita itu agar segera pergi dari sana. Dengan takut, Nazura pun melangkah lebar meninggalkan apartemen tersebut. Langkah Nazura sangat lebar karena hatinya dipenuhi ketakutan. Antara takut dengan kemarahan Soraya dan khawatir akan ketahuan oleh Roger kalau ia berada di sana.
Ketika sudah keluar dari jauh dari apartemen, barulah Nazura bisa mengembuskan napas lega.
***
Semenjak kepergian Nazura, semangat hidup Roger seperti memudar. Ia selalu kepikiran Nazura bahkan sampai melupakan Soraya. Ia yang dulu sangat perhatian kepada Soraya, kini mulai bersikap tak acuh. Hal itulah yang membuat Sorayaq meradang, tetapi Roger sama sekali tidak peduli.
Ketika sedang sibuk menyetir, perhatian Roger teralihkan oleh sosok yang tidak asing baginya. Ia seperti melihat Nazura sedang berdiri di seberang jalan. Roger pun menghentikan mobilnya di tepi jalan dan mengamati ke arah wanita itu. Bahkan, keningnya sampai mengerut dalam untuk menajamkan penglihatannya.
Ya, tidak salah lagi. Itu adalah Nazura.
Roger hendak turun dari mobil, tetapi Nazura sudah terlebih dahulu masuk ke sebuah angkutan umum yang barusan berhenti di samping wanita itu. Dengan gegas Roger masuk kembali ke mobil dan langsung berputar arah mengikuti angkutan umum tersebut.
Ia ingin tahu ke mana Nazura pergi. Jantung Roger terasa berdegup kencang ketika sedang mengemudi karena rasa penasaran yang teramat dalam. Ketika angkutan umum tersebut berhenti di depan sebuah rumah cukup mewah, Roger pun berhenti cukup jauh agar tidak terlihat oleh Nazura.
Keningnya mengerut dalam ketika melihat Nazura masuk ke rumah tersebut dan sampai cukup lama menunggu, wanita itu tidak juga keluar. Dengan perlahan Roger memajukan mobilnya dan berhenti tepat samping rumah tadi. Lalu Roger diam-diam mengambil gambar sebelum akhirnya pergi dari sana.
"Setidaknya aku sekarang tahu kalau ternyata kamu tidak jauh dariku," ucap Roger disertai seringai tipis. Hati Roger merasa sedikit lega karena sudah mengetahui keberadaan Nazura. Tinggal satu lagi yang harus Roger ketahui yaitu di mana Nazura bekerja.
Ketika sedang dalam perjalanan pulang, tiba-tiba pikiran Roger terbayang oleh sesuatu. Ia pun membelokkan mobilnya tidak jadi pulang ke apartemen dan memilih pergi ke rumah Devi untuk mencari tahu tentang rumah tadi yang membuat Roger penasaran.
"Iya, Tuan. Ini memang rumah orang tua Nazura. Rumah inilah yang akan dijual oleh paman Nazura untuk melunasi hutang kepada Anda. Namun, Nazura tidak mau karena rumah tersebut menyimpan banyak kenangan," jelas Devi ketika Roger menunjukkan gambar rumah Nazura.
"Oh ...." Roger membulatkan bibir. "Aku ada rencana dan untuk ini aku tidak akan membayar murah kepadamu. Apa kamu mau melakukan apa yang aku mau?"
Devi membisu beberapa saat dan terus menelisik tatapan Roger. Jujur, ia menaruh curiga. "Apa, Tuan? Saya tidak akan mau membantu Anda berapa pun bayaran yang akan saya terima jika itu mengganggu keselamatan sahabat saya," ucap Devi tegas.
"Kamu tenang saja. Aku tidak akan mencelakai sahabat kamu itu," balas Roger tak kalah tegas. Mengusir kecurigaan Devi saat itu juga.
"Baiklah. Saya pegang ucapan Anda. Kalau sampai Anda melanggar maka saya tidak akan tinggal diam," ujar Devi. Roger hanya mengiyakan. "Katakan apa yang bisa saya bantu, Tuan."
Roger memajukan tubuhnya hingga membuat Devi merasa sangat gugup karena jarak mereka yang sangat dekat. Pikiran Devi melayang, tetapi ia langsung mengusir dan menyadarkan diri kalau lelaki di depannya adalah suami dari sahabatnya.
"Bantu aku agar rumah milik orang tua Nazura menjadi milikku. Berapa pun uang yang harus aku keluarkan. Aku akan memberikannya," bisik Roger tepat di telinga Devi hingga membuat gadis itu terpaku untuk beberapa saat.
suka nih peran cewe begini