Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
...❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️...
...Happy Reading...
...☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️...
"Beraninya kau katakan itu!" Gio ingin meraih kepala Alfino, tapi tidak bisa karena Alfino menghindarinya.
"Kenapa kau marah? Kan itu kenyataan kalau kamu di pukul oleh ayah mu, kalau aku memfitnah mu, baru deh kau marah pada ku!" celetuk Alfino tertawa, kali ini ia sangat puas melihat wajah Gio yang sedang marah itu.
Selama ini ia sudah cukup puas di bully Gio, sekarang saatnya Gio yang ia bully.
"Ha? Gio di tampar ayahnya? Bukannya selama ini dia anak kesayangan Ayahnya?" tanya siswa itu penasaran.
"Kalau di tampar sama ayahnya, itu artinya dia bukan anak kesayangan lagi ding," ucap siswa yang lain terlihat senang.
Gio yang mendengar percakapan para siswa itu merasa amat kesal, itu artinya ia tidak lagi di takuti oleh para siswa lainnya. "Kurang ajar! Aku akan memberikan mu pelajaran!" teriak Gio dengan penuh amarah.
Ia naik ke atas meja yang ingin menendang Alfino, dengan sigap Alfino menghindar. Alfino berlari keluar dari kantin agar tidak merusak fasilitas kantin.
"Gio, aku sarankan kau agar tidak berkelahi di sekolah, aku tak mau kena masalah gara-gara kau!" teriak Alfino memilih untuk menghindar perkelahian di sekolah.
"Ah, apa peduli ku! Kau sudah membuat aku marah! Marah sekali, gara-gara ucapan mu itu, aku akan di rendahkan oleh siswa lain!" teriak Gio yang terus mengejar targetnya.
"Kalau kau ingin duel, ayo duel setelah pulang sekolah," ucap Alfino.
"Aku tidak akan puas jika tidak menghajr mu sekarang!" teriak Gio yang sebenarnya sudah ngos-ngosan mengejar Alfino, tapi Alfino masih bisa berlari dengan santai.
"Jangan lari kau! Aku... aku... " Gio akhirnya berhenti mengejar Alfino, karena ia sudah tk sanggup lagi.
Alfino tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Gio. "Begini saja, kita buat perjanjian, kalau kau kalah, jangan menganggu ku lagi, tapi jika aku kalah, kau bisa sesuka hati membully ku, kita akan melakukan duel setelah sepulang sekolah nanti, bagaimana?" tanya Alfino.
Gio tersenyum licik. Sepertinya Gio mendapatkan ide brilian. "Ha ha ha ha oke, aku Terima tantangan mu, nanti setelah pulang sekolah, kita akan duel, duel maut, tempatnya di GOR!" kata Gio penuh dengan tipu daya.
"Baiklah, aku setuju," kata Alfino jua tersenyum licik, mereka sama-sama merencanakan sesuatu yang tidak di ketahui boleh lawannya.
Alfino masuk ke dalam kelas begitu juga dengan Gio. Para siswa juga sudah mulai memasuki ruangan karena sebentar lagi guru akan datang.
Para siswa pun berbisik-bisik melihat ke arah Gio.
"Ck! Ayahnya saja berani menampar anaknya, itu artinya kita tidak perlu takut lagi padanya!" bisik mereka.
"Hey Gio, bagaimana rasanya di tampar ayah kamu?" tayan salah seorang siswa yang memberanikan diri untuk meledek Gio.
"Apa kata kamu!" Gio menjadi sangat marah, ia mendekati siswa itu dan memukulnya
Alfino hanya tersenyum sinis. "Ck! Siswa itu, malah cari masalah sendiri!" ucap Alfino.
"Aduhhh... sakit..." keluh Siswa itu dengan rambut berantakan. Rambutnya di jambak Gio dengan kasar hingga rontok.
"Makanya jangan coba-coba melawan ku!" teriak Gio.
"Alfino aja boleh, masa aku enggak?" tanya siswa itu menunjuk ke arah Alfino.
"Kok aku? Jangan samakan aku dan kamu," ucap Alfino merasa seperti dirinya yang di salahkan.
"Dia itu bagian nanti," ucap Gio.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...