Gadis Penebus Hutang

Gadis Penebus Hutang

GPH 01

Jam sudah menunjuk pukul delapan, waktunya Nazura pulang dari toko sepatu tempatnya bekerja. Tubuh gadis itu sudah merasa sangat letih karena seharian ini toko sangatlah ramai. Membuat ia dan karyawan lainnya tidak bisa beristirahat sama sekali. Hanya saat makan siang itu saja cuma diberi waktu lima belas menit. 

Ketika telah sampai di depan sebuah rumah sederhana bercat hijau yang sudah memudar hampir di seluruh bagian, Nazura mengembuskan napas lega. Akhirnya ia pulang dengan selamat sampai rumah tanpa halangan apa pun karena terkadang Nazura dihadang oleh preman yang suka usil ketika sampai di jalan yang sepi. 

"Assalamualaikum, Paman, Bibi. Nazura sudah pulang." Gadis itu membuka pintu secara perlahan. 

Namun, ketika sudah terbuka lebar, Nazura dikejutkan dengan keberadaan paman dan bibinya yang sedang duduk di ruang tamu. Tatapan kedua orang paruh baya itu terlihat sangat lekat. Seolah begitu mengintimidasi hingga membuat jantung Nazura berdegup kencang karena ada sebersit rasa takut yang dirasakan. 

"Duduk, Na." Sang paman memberi perintah dengan nada bicara yang datar. Membuat Nazura makin merasa gelisah. 

Gadis itu pun menurut. Duduk berhadapan dengan paman dan bibinya tanpa berani menatap sama sekali. Hanya rem*san jarinya yang telah basahlah menjadi pusat pandangannya saat ini. 

"Ada yang akan kami bicarakan kepadamu, Na." Bima—paman Nazura tampak ragu ketika menatap keponakannya. 

"Jangan terus menunduk, Na. Tatap lawan bicaramu ketika sedang diajak bicara! Bersikaplah sopan!" Suara Nety—bibi Nazura—terdengar ketus. 

Sejujurnya wanita paruh baya itu tidak terlalu menyukai keberadaan Nazura di rumahnya. Namun, menilik Nazura yang memiliki warisan cukup banyak membuat Nety dengan terpaksa menerima kehadiran gadis itu. 

"Ma-maaf, Bi." Rasanya sangat berat Nazura mengangkat kepala, tetapi ia memaksanya. Memandang dua orang paruh baya yang masih terus menatapnya. Entah mengapa, melihat sorot mata mereka seketika membuat jantung Nazura berdetak tak karuan. Perasaan gadis itu mendadak sangat tidak nyaman. "Apa yang akan kalian bicarakan?" tanyanya menambahkan. 

Bima menghela napas panjang dan mengembuskan secara perlahan. Tatapannya masih meragu, tetapi pikiran lelaki itu pun sudah buntu dan tidak tahu lagi mencari cara apa yang bisa dilakukan untuk melunasi hutangnya yang sudah menumpuk. 

"Na ... maafkan paman. Mungkin keputusan paman nantinya akan sedikit memberatkanmu, tapi paman tidak tahu cara apa lagi yang harus diambil," ujar Bima. Nada bicaranya terdengar begitu berat. 

"Memangnya keputusan apa, Paman? Nazura belum paham," timpal Nazura. 

"Na, paman sudah berhutang banyak kepada Tuan Roger, sedangkan waktu untuk melunasi tinggal dua minggu. Tidak ada kelonggaran waktu lagi karena paman sudah memintanya satu bulan lalu, dan ...." 

"Jangan bilang paman akan menjual rumah peninggalan bapak dan ibu? Tidak akan! Nazura tidak akan pernah melepaskannya karena hanya itu harta yang Nazura punya sekarang." Nazura menyela ucapan Bima dengan nada mulai meninggi. 

"Jangan berbicara keras kepada orang tua, Na!" bentak Nety tidak terima. Wanita itu benar-benar membenci Nazura. "Seharusnya kamu tahu kalau kami berhutang itu untuk membesarkanmu!" 

"Nety! Lebih baik kamu diam!" Bima mulai kesal dengan istrinya yang begitu tempramental. Mendengar perintah suaminya, bibir Nety terkatup rapat saat itu juga.

"Maafkan aku, Paman, Bibi. Karena sampai kapan pun Nazura tidak akan pernah menjual rumah itu. Banyak kenangan  Nazura dengan bapak-ibu di sana." Suara Nazura mulai melirih dan sedikit serak karena menahan air mata. 

"Kamu tidak perlu meminta maaf, Na. Ini bukan salah kamu, tapi salah kami karena sudah memungut dan membesarkanmu dengan tanpa biaya seperser pun." 

Jantung Nazura serasa berhenti mendadak ketika mendengar ucapan sang paman yang mampu membuat hatinya terasa sakit seperti dicubit dengan kencang. Rasanya begitu nyeri hingga membuat darah di tubuh serasa berdesir hebat. 

Aku tidak menyangka kalau paman akan berbicara sekejam itu. 

Terpopuler

Comments

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-04-08

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

lanjut

2023-01-20

0

Noval

Noval

wtf

2023-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!