NovelToon NovelToon
Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Alya, siswi SMA berusia 17 tahun dari keluarga miskin, tak pernah menyangka niat baik menolong pria tak dikenal justru membuatnya dituduh berzina oleh warga. Pria itu ternyata kepala sekolahnya sendiri. Reihan, 30 tahun, tampan dan terpandang. Untuk menyelamatkan reputasi, mereka dipaksa menikah dalam kontrak.
Kini, Alya menjalani hidup ganda: murid biasa di siang hari, istri kepala sekolah di balik pintu rumah.
Tapi mungkinkah cinta lahir dari pernikahan yang tak pernah diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Di dalam apartemen mewah berlantai tujuh itu, Reihan berjalan tertatih, dibopong oleh Bima dengan susah payah. Luka-luka lebam di sekujur tubuhnya membuatnya meringis tiap kali kaki menjejak lantai. Begitu sampai di ranjang, ia langsung rebah dengan suara mengeluh pelan.

“Bangsat… badan gue sakit semua,” umpat Reihan seraya memejamkan matanya menahan nyeri.

Bima mendengus pelan. “Lo yakin nggak mau ke rumah sakit? Minimal rontgen deh.”

“Nggak usah! Gue masih bisa napas,” jawab Reihan ketus tapi lemah.

Bima mengangkat kedua tangan seolah menyerah, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa di sisi ruangan. Ia menatap Reihan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

“Jadi… apa yang bakal lo lakuin sama tuh cewek?” tanyanya sambil memainkan kunci mobilnya.

“Gue nggak tau,” ucap Reihan datar, sambil menatap langit-langit apartemennya.

Bima mencondongkan tubuhnya ke depan, mengernyit penasaran. “Sebenarnya gimana ceritanya sih lo bisa nikah sama dia? Lo? Kepala sekolah paling dingin di kota ini, nikah sama anak murid sendiri?”

Reihan mendesah panjang, seperti mencoba mengingat tragedi konyol itu. “Gue di begal,” katanya pelan. “Waktu itu gue habis pulang dari rapat dinas. Mereka ada sekitar sepuluh orang, dan gue jelas kalah jumlah. Badan gue dihajar sampai nyaris pingsan. Gue udah nggak bisa ngelawan lagi, tergeletak di tanah kayak karung.”

Matanya menerawang, nada bicaranya datar tapi sarat rasa frustasi. “Nah, entah dari mana, cewek itu… Alya, muncul. Nggak jelas juga dia ngapain di sana tengah malam. Dia nyamperin, mau nolongin. Tapi sialnya, dia malah kepleset, jatuh, dan menimpa badan gue.”

Bima menyipitkan mata, bibirnya mulai mengembang menahan tawa.

“Dan yang bikin tambah brengsek… pas momen jatuh itu, ada warga ronda lewat. Mereka ngeliat kita. gue tergeletak, dia di atas gue. Dan lo tau kan mulut warga kayak gimana?”

Bima ngakak seketika, hampir jatuh dari sofa. “HAHHAHAHA! Gila! Jadi mereka ngira lo mesum di pinggir jalan sama anak SMA?!”

“Kurang lebih begitu,” gumam Reihan, malas.

“Sial banget nasib lo, Rei! Sudahlah digebukin begal, dituduh mesum, eh dipaksa nikah sama Upik abu lagi!” seru Bima sambil terus tertawa, tangannya menepuk-nepuk lutut sendiri.

“Gue juga masih nggak percaya ini hidup gue,” keluh Reihan, menutupi wajahnya dengan lengan. “Sumpah, dari semua kemungkinan buruk, gue nggak pernah bayangin harus jadi suami dari anak didik gue sendiri.”

“Jadi orang tua lo nggak ada yang tau tentang pernikahan dadakan ini?” tanya Bima sambil menarik napas, mencoba menghentikan tawanya.

Reihan hanya menggeleng. “Nggak. Gue nggak punya nyali buat ngabarin mereka. Nyokap bokap gue pasti pikir gue lagi mabok kalau denger berita itu.”

Bima terdiam sejenak. Lalu bertanya dengan suara lebih tenang, “Lo nggak suka sama dia, kan?”

Reihan mendengus, wajahnya masam. “Enggak lah, gila. Ya kali gue mau sama cewek jelek kayak dia,” ucapnya dengan nada setengah kesal, setengah frustrasi.

Bima mengangkat alis, ekspresi terkejut tapi geli. “Gila lo, ngomongnya kejam amat, Rei. Anak orang lo bilang jelek.”

“Bukan maksudnya nyakitin, Bim. Tapi realita aja,” balas Reihan, mengangkat kedua tangan seolah menyerah. “Lo liat sendiri kan Alya gimana. Rambutnya kayak belum ketemu sisir tiga hari. kulitnya hitam kayak nggak pernah mandi, cupu lagi.”

Bima terkekeh, lalu meneguk minuman kemasan yang ada di hadapannya. “Tapi dia masih SMA, Rei. Ya wajar aja kalo masih lugu, polos, nggak dandan. Lagian, siapa tau nanti kalo udah dewasa, bisa jadi cakep?”

Reihan mencibir. “Lah, gue nikah bukan buat nunggu bunga tumbuh. Gue juga punya standar.”

“Terus kenapa lo mau aja waktu dipaksa nikah? Kan lo bisa nolak?”

“Gue lagi nggak bisa mikir waras waktu itu, Bim. Kepala gue masih benjol, muka babak belur. Dan warga udah terlanjur manggil RT, Pak RW, sampai orang tuanya Alya. Semua nuduh gue pelecehan.”

Bima terdiam sesaat, mulai bisa memahami kenapa Reihan nggak punya banyak pilihan.

Reihan menghembuskan napas keras, lalu menggeliat sedikit di atas ranjang, mencoba menemukan posisi yang tidak terlalu menyiksa tubuhnya yang penuh luka. Matanya mulai terasa berat, kepalanya berdenyut nyeri, dan suara Bima yang masih tertawa tadi masih terngiang di telinganya.

“Udah, nggak usah dibahas lagi,” ucap Reihan pelan tapi tegas. “Capek gue… mau tidur.”

Bima bangkit dari sofa, meregangkan badan sambil mengangguk. “Ya udah deh. Tapi jangan sampai kebablasan ya, gue pulang dulu.”

Reihan mengintip dari sela lengannya yang masih menutupi wajah, lalu bersungut, “Bangsat… lo nyumpahi gue mati?”

Sebuah bantal melayang ke arah Bima, nyaris mengenai wajahnya. Tapi Bima dengan cekatan menangkap bantal itu di udara, lalu terkekeh sambil memeluknya.

“Ngapain juga gue nyumpahi lo mati. Tapi ya… kalau lo sampe beneran jatuh cinta sama si Alya, itu sih tragedi hidup lo lengkap!” ucap Bima sambil tertawa geli.

“Tai lo,” sahut Reihan datar, tapi sudut bibirnya terangkat sedikit.

Bima melangkah ke pintu sambil melambaikan tangan. “Gue cabut. Kalo lo butuh gue, tinggal telfon. Jangan mati konyol di sini sendirian.”

“Ngilang lo cepetan, sebelum gue lempar gelas,” geram Reihan setengah main-main.

Begitu pintu apartemen tertutup, ruangan kembali sunyi. Hanya terdengar dengusan napas Reihan dan suara jam dinding berdetak pelan. Ia menatap langit-langit apartemen mewah itu, yang kini terasa seperti penjara sunyi buatnya.

Pelan-pelan ia memejamkan mata, mencoba melupakan semua kekacauan yang baru saja menimpanya.

1
partini
ehhh laki laki ga tegas cuma di ancam di tarik dah loyo melempem,,jangan mempermainkan hubungan itu ga bagus NGAB
Maret x Kakashi
Semangat updatenya , menarik ceritanya 👍
Mamah dini
kayaknya c Reihan agak sakit jiwa deeehhh, tadinya benci Alya e..,.h sekarang jth cinta, TPI.... wajar kali ya , sebab TDI nya menghina duluan sekarang kayak bucin
Mamah dini
aduh yg LGI ke bakar cemburu , sudah mulai jatuh cinta pak Reihan , Alya cantik kan , GK mungkin seorang kepala sekolah sebegitu cemburu nya kalau isrtinya GK menggemaskan
Mamah dini
itu pak Reihan mengakuinya , TPI kenapa bilang Alya jelek berjerawat hitam LGI mungkin selera bp ada di diri Alya ya pak makanya jgn menghina duluan tuh makan omongan sendiri.
Mamah dini
ooh ternyata kepala sekolah Alya telah jatuh cinta kali,, katanya GK selepel ko bisa sekacau itu atau..... ke tagihan ya mau lagi dgn muridmu eh istrimu he he GK salah ni....
Mamah dini
sekolah apa coba , liat murid yg di kerjain gitu masa gurunya GK respon,, ah bener2 sekolah GK punya etika, kalau begitu pindah aja Alya , maksain sekolah di situ juga bikin hatimu GK tenang selalu di pandang rendah ayo Al pindah aja
Mamah dini
katanya GK cinta TPI gampang banget ada desiran aneh nya , gimana sih pa
Mamah dini
kenapa Alya GK pulang aja biar hari itu MH bolos dulu, ya pantes temen2mu bilang ,, TPI benerkan apa yg mereka bilang , ko kmu maksa aja ke kelas walaupun kmu orang miskin katanya kan harus punya harga diri juga al , mampir thor
yumi chan
thor bt aja aliya pergi jauh thor..biarlh aliya mndpt kbbasn...seandsiya slita hlim..pertkn alira di saat dia sukes dn punyk ank2 kmbr..dn bt wnita yg di jdhkn sm reyhan gk bisa hml thor hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!