"Namanya siapa?" tanya Gavindra, seorang pebisnis muda, pemilik pabrik skincare sedang menatap intens pada seorang gadis yang merupakan karyawannya. Tiba-tiba saja bagian dari tubuh bawahnya menegang saat menatap gadis itu.
Sebuah moment yang sudah lama tak dirasakan oleh Gavindra merasakan gairahnya bangkit setelah dikhianati oleh sang kekasih. Dan ia pastikan bahwa perempuan itu akan menjadi incarannya.
Gadis itu bernama Jasmine Putri salah seorang tim content spesialist di perusahaan Gavindra. wajahnya cantik, postur tubuhnya tinggi, dan kepiawaiaannya public speaking menarik perhatian Gavindra yang baru menginjakkan kakinya di perusahaan ini.
Selama ini perusahaan miliknya dihandle oleh sang kakak, dan sekarang sang kakak harus pindah ke Singapura mengikuti sang suami, otomatis Gavindra mengambil alih posisi sang kakak itu.
Bagaimana kisah mereka? ikuti kisahnya yang penuh gelora dan di luar nalar. happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MULAI ADVENTURE
Kebiasaan Jasmine setiap pagi saat sunrise mulai muncul, dia akan menyiram tanaman lanjut pemanasan, barulah jalan kaki menyusuri jalanan dengan bahu jalan berupa ladang warga. Lanjut menuju jalan beraspal untuk mencapai 10.000 langkah setiap hari. Kebiasaan ini tidak pernah dilakukan saat tinggal di kota. Memang awalnya malas dan kaki kaki, hanya saja ia ingat tujuan mengubah kebiasaan ini untuk beradventure kea lam. Ingin melupakan orang dan kenangan maka bukan mencari gandengan baru melainkan hobi baru, betul? Dirinya mungkin tidak ditakdirkan dicintai oleh pasangan atau keluarga, tapi Jasmine mungkin dicintai oleh alam.
Ponselnya kini penuh dengan pemandangan alam, terutama saat pagi hari. Daun-daun di ladang basah dengan embun semakin menyegarkan pemandangan mata, ditambah suasana pagi yang masih berkabut semakin menarik perhatian orang kota yang hidup di kelilingi asap kendaraan bermotor.
Jasmine sendiri beberapa hari ini mulai bermain sosial media untuk berbagi video pemandangan alam dengan tulisan yang membuat siapa pun tertentuh bila membacanya. Jasmine sengaja curhat dalam unggahan itu, dengan menggunakan akun baru dan faceless. Salah satu video pemandangan alam yang ia unggah adalah suasana pagi saat ia berjalan kaki, menampilkan kakinya yang sedang berjalan lalu kamera digerakkan ke atas untuk menunjukkan langit pagi yang begitu cantik.
Kadang aku iri... lihat teman-temanku dijemput ayahnya, dipeluk ibunya. Aku? Aku pulang sendiri, buka pintu sendiri, dan menyapa kesunyian yang selalu setia.
Tak lupa Jasmine menambahkan lagu sebagai backsound video tersebut sebelum diunggah, misalnya lagu Andmesh-Hanya rindu, dipilih Jasmine yang bagian reff, agar menambah Kesan menyentuh hati. Setelah upload begitu, Jasmine tersenyum sembari mengusap air mata, meyakinkan diri sejak dulu memang ditakdirkan untuk hidup sendiri dan mandiri.
“Lagi apa cantik?” chat dari Sandra selalu hadir di pukul setengah 9, pertanda kalau seniornya baru sampai di kantor sesuai kebiasaan. Dia bukan keluarga tapi perhatiannya menunjukkan bahwa menjadi saudara tidak harus punya darah yang sama.
Jasmine selalu tersenyum bahagia membaca chat itu dan segera membalas, dengan melampirkan foto selfie dirinya yang sedang memakai outfit lari duduk di atas rumput dan memegang sebotol air, Jalan dong!
“Hidup sehat banget sepertinya,” ucap Sandra sembari tersenyum kemudian mengunggah foto Jasmine dalam status WA Sandra dengan caption : Si cantik sedang mempercantik diri.
Tak hanya Sandra, Fadli juga sesekali chat Jasmine hanya sekedar bertanya kabar perempuan itu. Bedanya dengan Sandra, Jasmine hanya membalas chat tidak memberi foto, khawatir pacar Fadli cemburu. Selain itu, Jasmine tidak pernah chat Fadli dulu, kalau dengan Sandra, Jasmine sering chat duluan sekedar berbagi masakan yang dikirim Bu Safina dan curhatan Jasmine yang mendapatkan perhatian ibu dari Bu Safina. Tetap Sandra yang menjadi tempat terbaik berbagi kabar.
Pulang jalan, Jasmine berpapasan dengan anak sekolah alam Bu Safina yang sedang menyebar di lahan beliau. Laki-laki diberi tugas untuk mencangkul ladang. Sedangkan perempuan sedang menyebar biji. Lahan yang dimiliki Bu Safina memang lebar, benar-benar menyiapkan skill para murid untuk berkebun. Memang muridnya tak banyak hanya 18 anak, tapi Jasmine yakin tak lama sekolah ini akan berkembang.
"Pulang jalan, Mbak?" tanya Bu Safina ramah sembari menemani duduk Jasmine yang sedang merekam video kegiatan mereka. Jasmine sudah izin pada Bu Safina merekam aktivitas mereka dan dipost di status WA Jasmine. Sengaja Jasmine mengunggah, agar teman kontak di ponsel Jasmine bisa melihat program sekolah alam, siapa tahu berniat bersedekah untuk sekolah ini.
"Iya, Bu!"
"Bagus itu, jalan kaki meski sederhana tapi sangat menyehatkan."
"Iya, Bu betul. Saya setelah membiasakan jalan kaki, tiap bangun tidur rasanya segar dan jadi tidak malas lagi, tak pusing juga. Metabolisme tubuh mulai baik mungkin ya, Bu!"
"Setelah kebiasaan di kantor hanya duduk saja ya," ucap Bu Safina sesuai kebiasaan Jasmine dulu, dan perempuan itu tertawa.
Baru juga masuk rumah, ponsel Jasmine berbunyi. Tak mungkin Sandra, ini sudah jam kantor. Senyum Jasmine terbit mendapat pesan dari Mala, gadis itu melampirkan pamflet Canyoning untuk pemula, daerahnya juga tak jauh dari tempat tinggal Jasmine. Dalam pamflet itu juga sudah tersedia harga, fasilitas dan jumlah peserta. Untuk pemula hanya dibatasi 12 orang saja.
Jasmine berminat sudah saatnya ia memulai genre adventure dalam hidupnya. Jasmine pun menghubungi kontak person dalam pamflet itu.
Setelah mengisi data diri, dan membayar Jasmine mendapatkan slot di hari Kamis. Pihak penyelenggara pun memberikan informasi tekait transportasi yang bisa diakses Jasmine menuju lokasi, tak lupa rundown acara sudah dishare juga.
Memang urusan dengan Mala itu tak perlu diragukan, gadis itu tahu tipe Jasmine yang tak mau ribet. Selalu memberikan informasi yang fast respond dan paket komplit sehingga Jasmine hanya modal uang dan diri menuju lokasi.
Waktu beradventure pun tiba, Jasmine pun pamit pada Bu Safina akan keluar. Kemudian Jasmine naik ojek menuju halte bus. Barulah ia naik bus menuju lokasi canyoning.
Jasmine tiba setengah jam sebelum rundown acara dimulai. Ia sudah menuju loket dan ditunggu pihak penyelenggara, diminta berkumpul di titik dekat loket. Sudah ada beberapa teman baru yang akan bercanyoning bersama. Jasmine berkenalan, dan beruntung langsung nyambung dengan para peserta.
Penyelenggara mulai briefing, mereka mmeberi informasi terkait canyoning, penggunaan alat safety dan saat dokumentasi nanti. Mereka pun diminta untuk pemanasan terlebih dulu.
"Dari mana, Mbak?" tanya seorang cowok yang sejak tadi memang berada di dekat Jasmine. Sempat berkenalan dengan Jasmine, namanya Erlangga. Jasmine pun menyebutkan kota asal, bukan daerah tempat tinggal sekarang.
"Gak kerja? Atau cuti?" tanyanya lagi. Jasmine sebenarnya malas kenalan lebih jauh seperti ini. Dia bukan tipe perempuan yang gampang bergaul, tapi ini area baru, tentu dia tak bisa sejutek biasanya khawatir dia ada kendala saat beradventure, tentu teman satu area ini yang akan membantunya.
"Enggak, saya cewek pengangguran!" balas Jasmine seramah mungkin. Erlangga kembali melakukan pemanasan, sembari mengangguk saat mendengar jawaban Jasmine. Mereka pun mulai naik ke tempat canyoning. Jasmine terlihat tegang, karena ini pengalaman pertamanya.
"Gak usah takut, alat safetynya aman kok," Erlangga memberi nasehat pada Jasmine. Entahlah mungkin karena hanya Erlangga dan Jasmine yang jomblo di antara peserta, maka cowok itu lebih dekat ke Jasmine.
"Kamu pernah?" tanya Jasmine yang melihat Erlangga seperti bukan pemula.
Cowok itu tersenyum sembari menatap Jasmine, "Aku anak gunung, ingin mencoba hal baru sih. Fomo aja," ucap Erlangga. Jasmine melongo, wah tentu pengalaman Erlangga sudah banyak nih beradventure.
Jasmine pun melihat para peserta yang mulai naik, tali pengaman sudah terikat kuat, mereka naik secara berpasangan, coach pendamping pun mulai mengarahkan cara turun dan pose untuk dokumentasi. Jasmine merinding melihatnya.
"Licin gak ya?" tanya Jasmine masih terpukau dengan mereka yang mulai menuruni curug.
"Licin, cuma kan ada tali. Yakin aja sih, pelan-pelan."
"Begitu ya?"
"Atau kamu mau naik bareng aku?" tawar Erlangga. Mendadak Jasmine punya pikiran buruk pada Erlangga, karena laki-laki ini terkesan sok kenal dan sok dekat dengan Jasmine. Padahal pendamping saja tidak sedekat ini dengan peserta. “Kamu gak lagi modus sama aku kan?”
Erlangga mengerutkan alis, heran mungkin dengan pertanyaan Jasmine. “Modus? Maksudnya?”
Jasmine sadar ini bukan tempat mencari musuh, tak seharusnya ia menuduh Erlangga seperti itu. Apalagi ini di alam, tak mungkin dong berbuat mesum juga. Duh pikiran Jasmine. “Oh maksud kamu aku modus buat deketin kamu?” Jasmine tak berani menjawab, sepertinya Erlangga mulai paham.
“Wajar sih pemula banget, kalau di alam itu enaknya gini Mbak, punya teman baru, gak kenal, tapi saling menyemangati. Gak bisa kita egois, jadi pikirkan lagi deh niat Mbak kalau mau berpetualang,” ucap Erlangga sedikit ketus dan sinis. Jasmine tak enak.
nunggu otornya aja deh.
banyak kejutan tiap bab nya, seru, tegang , penasaran
ditunggu lanjutannya thor
mumet kan, lagian elang Mulu yg difikirin
aku hadir thor