Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Semakin Menjauh
Setelah hampir sore hari, Bao Jia akhirnya sampai di paviliun Persik. Tubuhnya sedikit lelah.
Liang Yi membantunya untuk turun dari kereta tandu dan langsung menuju kamar tidur Bao Jia.
"Nyonya, istirahatlah sebentar, saat waktunya maka malam, Saya akan membangunkan Anda"
"Tidak Bibi Yi, Aku tidak ingin makan malam, perutku sangat tidak nyaman, jadi, cukup sediakan buah saja di atas meja, Aku akan memakannya jika lapar. Aku ingin tidur sekarang"
"Dimengerti, Selamat beristirahat Nyonya"
"Hmn... Oh ya, Bibi Yi, jika ada yang datang berkunjung, siapapun itu, tolak. Aku tidak ingin diganggu"
"Termasuk Pangeran Kedua?"
"Dia tidak akan datang menggangguku. Kalaupun Di datang dan kemudian tahu Aku sedang beristirahat, Aku yakin Dia tidak akan memaksa. Yang Aku khawatirkan justru Orang lain"
"Maksud Anda, Putra Mahkota?"
"Bukan. Terakhir bertemu Kami bertengkar hebat, jadi berdasarkan pengetahuanku, Dia yang sangat menjunjung tinggi harga diri, tidak akan menjatuhkan harga dirinya hanya untuk menemuiku"
"Jadi... Maksud Anda adalah..."
"Selir Liu. Kabar Aku jatuh sakit di rumah Ayahku karena bertengkar dengan Yang Mulia Putra Mahkota pasti juga sampai ke telinganya. Apalagi Aku tahu ada seseorang yang menjadi mata-matanya diantara pelayan2 kita. Jadi, menurutmu, apa mungkin Dia tidak akan menggunakan kesempatan ini untuk mencari masalah denganku agar Aku..."
Bao Jia menaikkan kedua alisnya seraya tersenyum sinis, Liang Yi pun langsung mengerti maksudnya.
"Jadi, Aku butuh bantuanmu untuk mencegahnya menemuiku. Karena Aku yakin bahwa Aku yang akan menanggung akibatnya, Di didukung oleh bajingan itu, apapun yang dikatakannya pasti dianggap benar. Aku sedang tidak dalam kondisi prima untuk bertarung dengannya"
"Nyonya tenang saja. Saya tidak akan membiarkannya mendekati Kamar Nyonya walau hanya sejengkal"
"Mmm, terima kasih Bibi Yi... Sekarang Kamu bisa tinggalkan Aku. Aku sangat lelah dan mengantuk"
"Baik Nyonya. Saya akan berjaga di luar, Nyonya beristirahatlah"
Bao Jia mengangguk kemudian langsung terlelap beberapa detik kemudian.
Tak lama berselang,
Sesuai dugaannya, Selir Liu Qin-Mei mendatangi Paviliun Persik.
Liang Yi harus menarik nafas dalam-dalam untuk menekan emosinya.
'Wanita ini benar-benar licik. Tahu kalau Nyonya sedang tidak sehat, datang kesini untuk mengganggu, pasti tujuannya adalah untuk mencelakai Nyonya. Yang Mulia Putra Mahkota bisa jatuh cinta pada wanita seperti ini, Dia pasti terkena kutukan'
Liang Yi membatin.
Melihat pelayan pribadi Bao Jia hanya diam membisu, Pelayan Selir Liu Qin Mei pun membentak.
"Dimana rasa hormatmu! Kenapa tidak menyambut Yang Mulia Selir Liu Qin Mei"
"Maafkan Saya, Saya hanya terkejut melihat Selir Liu yang terhormat tiba-tiba mengunjungi Paviliun Persik setelah sekian lama"
"Lancang!!"
"Ssst, Tenanglah Zhi ning Kamu tidak perlu marah, nanti orang bisa salah paham dan mengira Kita sedang menindas seorang pelayan "
'Memang iya kan?' Gerutu Liang Yi dalam hati, Namun Ia tetap menunduk hormat tanpa berbicara apapun.
"Jadi, Apa selir Li ada didalam? Aku ingin menjenguknya. Aku membawa beberapa supplement yang dibelikan oleh Yang Mulia Putra Mahkota khusus untukku untuk diberikan kepada Selir Li, dan juga beberapa buah-buahan"
Liu Qin-Mei memberikan kode kepada pelayan yang membawa bingkisan itu untuk menyerahkan bingkisannya kepada Liang Yi.
Namun baru saja Liang Yi akan menerima bingkisan itu, Liu Qin-Mei berkata,
"Tapi, Sebaiknya Aku memberikannya sendiri, tidak pantas rasanya kalau bingkisan ini di titipkan pada seorang pelayan"
Liu Qin-Mei tersenyum, wajahnya terlihat sangat polos dan lugu, siapa yang menyangka bahwa Dia sangat pandai menyembunyikan belangnya.
Liang Yi tidak bereaksi, Dia mengingat pesan Bao Jia bahwa majikannya itu ingin beristirahat karena tubuhnya yang kurang sehat, Liang Yi pun menyahut,
"Maafkan Saya Selir Liu, Nyonya Saya baru saja beristirahat. Beliau sedikit kelelahan setelah kembali dari perjalanan jauh. Mohon datang lagi nanti"
"Begitu ya? Tapi Aku sudah jauh-jauh datang kemari. Jika Putra Mahkota tahu bahwa Selir Li menolak kunjunganku, takutnya..."
Liu Qin-Mei memasang wajah gelisah, seolah-olah khawatir bahwa Bao Jia pasti akan dimarahi oleh Huang karena menolak niat baiknya.
Liang Yi hampir saja lepas kendali dan memaki wanita licik didepannya, sampai
Krieeett.
Bao Jia Keluar dari kamarnya. Wajahnya sangat dingin dan tidak ramah, senyuman sinis kini bertengger di bibirnya.
"Saya tidak menyangka, Selir Liu sangat berbakat dalam hal bersandiwara untuk mengancam orang. Tidak heran Pria bodoh seperti Wang Huang-Fu bisa jatuh cinta padamu"
Ucap Bao Jia tanpa basa-basi. Dia tidak perlu takut lagi jika harus adu jotos dengan Liu Qin Mei detik ini juga.
Dinilai jelek oleh Huang? Siapa peduli!
Lagipula, meski Ia berusaha untuk bersikap sebaik mungkin pada Liu Qin-Mei di kehidupan sebelumnya, Huang selalu mencurigainya karena lebih percaya pada sandiwara kekasihnya ini.
Liu Qin-Mei tentu terkejut dengan ucapan Bao Jia, apa baru saja Dia menyebut Huang 'pria bodoh'?
"Selir Li, jangan salah paham. Aku datang kesini benar-benar ingin menjenguk mu"
"Malam-malam begini? Waw, niatmu pasti sangat tulus"
"Aku tahu Kamu tidak menyukaiku karena menjadi istri kedua Yang Mulia Putra Mahkota, tapi bukankah kita bisa menjalin hubungan baik sebagai kakak adik?"
Suara Liu Qin-Mei mulai gemetar, seolah Dia sangat ketakutan dan bisa jatuh kapan saja.
"Aku tidak pernah mengatakan Aku tidak menyukaimu. Itu kan perasaanmu sendiri. Lagipula, Kamu menjadi istri keduanya itu bukanlah urusanku. Kamu mau dia? Ambillah! Aku sama sekali tidak menginginkannya! Kalian berdua sangat cocok, Pria bodoh dan wanita licik. Aku doakan Kalian terikat seumur hidup bahkan hingga kehidupan berikutnya"
"Kamu..."
"Cukup!!!"
Suara besar yang menggelegar itu mengejutkan semua orang, kecuali Bao Jia.
Dia sudah tahu Huang-Fu sudah berada di sana sejak tadi menonton perdebatan konyol kedua Istrinya. Itu pula sebabnya, Liu Qin-Mei langsung melakukan sandiwara gadis lemah teraniaya seperti biasanya.
Bao Jia melipat kedua tangannya di depan dadanya seraya menatap Huang-Fu yang sedang berjalan kearahnya.
"Tidak bisakah Kamu bersikap baik pada Qin Mei sekali saja?? Dia sudah berbaik hati datang mengunjungimu dengan niat tulus"
"Niat tulus? Benarkah?"
Tanya Bao Jia menantang.
"Suamiku, Jangan marah, ini... Ini hanya salah faham, mungkin Selir Li memang sedang tidak dalam suasana hati yang baik, Aku yang salah"
"Aiih, Apa Kamu tidak lelah terus menerus bersandiwara seperti itu? Aku saja yang melihatnya merasa lelah dan bosan"
"Li Bao Jia!"
"Kenapa? Selir kesayanganmu ini datang malam-malam begini dan memaksa untuk menemuiku hanya untuk membuat keributan. Pelayanku sudah mengatakan bahwa Aku sedang tidak sehat dan sedang beristirahat. Jika Dia memang tulus, maka Dia akan membiarkan Aku beristirahat, apalagi Aku sedang mengandung dan hampir saja keguguran. Menurutmu apa Dia benar-benar tulus??"
Huang Fu hendak menyela tapi Bao Jia langsung memotongnya,
"Saat di rumahku Kamu bilang bahwa Kamu menjamin akan kesejahteraan dan kenyamananku di istana ini, Kamu bilang semua orang akan menghargai ku jika Aku kembali. Tapi lihat, Kamu memarahiku, membentakku didepan semua orang-orang ini menurutmu siapa yang menjadi penyebab Aku begitu direndahkan disini?"
"Itu karena salahmu. Kamu tidak bisa bersikap baik dan selalu membuat masalah"
"Begitukah? Baiklah kalau begitu Aku beri solusi supaya tidak akan ada lagi keributan diantara Kita"
"Apa maksudmu?"
"Suruh istrimu ini jangan mendekatiku atau muncul di hadapanku. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Kalian berdua, jangan pernah muncul di hadapanku. Aku juga tidak akan muncul dihadapan Kalian. Mari kita saling menjauhi satu sama lain demi kedamaian hidup Kita masing-masing!"
"Omong kosong apa yang Kamu bicarakan!"
"Pikirkan sendiri!!
Bao Jia berbalik dan meninggalkan Huang serta Selir Liu yang tengah menangis tanpa menoleh ke belakang.
Brakkk!
Pintu kamar Bao Jia pun tertutup.
"Suamiku.. Maafkan Aku, gara-gara Aku, Selir Li jadi marah padamu"
"Tidak, ini bukan salahmu, jangan terlalu dipikirkan"
Liu Qin-Mei diam-diam tersenyum, saat hendak memeluk Huang Fu, Liu Qin-Mei malah melihat Huang menatap Kamar Bao Jia dengan Ekspresi yang aneh. Dia seketika merasa kesal.
"Pulanglah dan istirahat..."
"Kamu... tidak pulang bersamaku?"
"Aku masih ada pekerjaan, jika sudah selesai Aku akan pulang menemani mu"
Liu Qin-Mei mengepalkan tangannya erat-erat. Namun sebisa mungkin Ia tidak kehilangan kendali. Jadi, ia hanya tersenyum seraya mengangguk patuh.
Huang Fu sekali lagi melirik kamar Bao Jia dan kemudian pergi terlebih dahulu meninggalkan Paviliun Persik.
Hatinya terasa sangat rumit. Terakhir bertemu dengan Bao Jia mereka bertengkar hebat, sekarang Mereka kembali bertengkar. Huang merasa hubungan Mereka semakin menjauh. Dan entah kenapa, hal itu membuat hatinya merasa tidak nyaman...
Bersambung