" Apa kamu akan menyerah begitu saja mas? Setelah sepuluh tahun pernikahan kita." pertanyaan pelan namun bak batu besar menghantam kepalanya.
Akhyar Aksana pun terdiam membeku tanpa suara. Jujur dia bingung harus menuruti ibunya atau mendengar nasihat istrinya. Namun tidak di pungkiri, dia juga menginginkan kehadiran buah hati.
Happy reading stronger.
#Air mata pernikahan #Penyesalan suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zahrin Berusaha Membuka Mata Regi
Setelah cukup lama jeda percakapan mereka tidak kunjung mengeluarkan kata. Zahrin pun akhirnya memulai dari menarik nafas dalam dan mengeluarkan nya pelan diikuti dengan mata terpejam.
" Aku ... " Lagi-lagi meskipun dia sudah berusaha untuk mengatur ritme jantung nya. Zahrin tetap mengeluarkan tiga huruf itu saja. Yang entah mau ditambah dengan kata apa berikutnya, dia bahkan tidak memiliki wacana.
Regi cukup tahu, jika Zahrin juga tidak menyangka jika malam ini dia mengungkapkan perasaan nya. Karena malam-malam sebelumnya yang pernah mereka lewati, mereka bahkan tidak pernah sedikit pun menyinggungnya.
Namun malam ini, Regi bahkan secara terang-terangan membuka apa yang tengah dia pendam selama ini. Rasa suka nya, kagumnya bahkan sampai rasa cinta nya, secara terbuka sudah berani dia sampaikan kepada wanita yang selama ini dipuja nya.
Zahrin yang kembali menarik nafas panjangnya. Menghempas rasa canggung dan rasa takut yang menguasai nya sejak tadi.
" Kamu bahkan belum mengenal aku Regi," kalimat pertama Zahrin untuk menjawab sekian banyak ungkapan cinta Regi kepada nya. " Aku bahkan tidak diinginkan mas Akhyar dan keluarga nya. Aku rasa kamu tahu kan apa masalah nya? Aku susah memiliki momongan." Zahrin yang berusaha memaparkan.
" Susah memiliki momongan bukan berarti tidak bisa kan Rin? Dan sekali lagi, baik aku atau mama ku, kita bukan Akhyar atau keluarga nya. Mereka tidak bisa menerima mu. Bukan berarti aku dan mama juga tidak bisa menerima mu." Regi yang menimpali.
Membuat Zahrin mendengar hal itu bertambah bingung harus menjawabnya. Karena jujur, nama Regi hanya sebatas orang baik yang selalu ada dan selalu menolong nya. Tidak lebih. Apalagi sampai harus dijadikan pengganti mas Akhyar. Tak terbesit.
Membuat Zahrin lagi-lagi hanya terdiam. Mengatakan aku tidak cinta kamu Regi, rasanya pasti menyakitkan. Mengatakan hatiku masih milik mas Akhyar, Regi pasti kecewa. Karena jujur, hatinya masih tertuju pada pria yang bernama Akhyar Aksana.
Apa?
Apa yang harus aku katakan?
Berkata terang-terangan, pahit dan pasti melukai Regi. Berkata meminta waktu. Namun sampai kapan dia juga tidak tahu. Rasanya tidak jawaban yang enak di dengar oleh Regi.
" Apa ibu Olivia tahu?" tanya Zahrin yang masih nyaman jemari nya di genggam pria tampan itu.
" Ya, mama ku sudah tahu. Sejak awal malahan. Sejak kamu bekerja di sini, sejak kamu masih bersuamikan Akhyar." Untuk cukup lama kedua mata mereka bertatap setelahnya bicara.
Meskipun lagi-lagi juga Zahrin dibuat ternganga, karena ternyata ibu Olivia tahu jika putra nya naksir dirinya.
" Lalu bagaimana dengan ibu Olivia? Maksud ku. Aku paham betul, jika seorang ibu sangat menginginkan putra nya apalagi kamu adalah anak satu-satu nya menikah dengan orang yang tepat. Sementara aku? Bagaimana pun aku seorang janda Regi." Zahrin yang mencari celah untuk menolak Regi halus.
" Aku tidak peduli dengan status mu Rin." Regi dengan tegas menjawab nya. Meskipun mama nya sempat mengutarakan rasa tidak suka nya. Itu pun dia juga belum bicarakan lagi bahkan tidak peduli. Suka tidak suka, Regi akan mencari cara nantinya, jika Zahrin sudah menerima nya. Untuk urusan mama nya, Regi rasa mama nya tidak akan tega.
" Tapi aku peduli Regi." Zahrin yang langsung melepas pelan genggaman tangan Regi di atas meja. " Jujur aku masih sulit, menerima pria kembali dalam hidup ku. Terlebih dengan embel-embel janda, ditambah susah memiliki anak dan bahkan sempat dicerai atau istilah kasarnya, benar-benar ditolak dan tidak diinginkan oleh keluarga mertua. Itu menyakitkan. Perih sekali Regi rasa nya. Dan aku tidak menginginkan itu terjadi lagi." Dengan tegas Zahrin mengatakan nya. Ditambah sangat lancar karena saking sakit hati nya.
" Jadi?"
" Kamu tidak tahu rasanya. Sampai sekarang pun kalau dibilang masih sakit. Sakit Regi. Mas Akhyar, yang aku pikir bisa melewati ini sama-sama. Ternyata tidak. Dia bahkan tidak mampu untuk berkata tidak, untuk menolak menikah dengan Nurma." Zahrin yang berusaha menyampaikan apa yang benar-benar dirasakannya kepada Regi. Itu pun tidak luput dari bola mata yang berkaca-kaca.
Regi pun terdiam mendengar apa yang berusaha Zahrin jelaskan. Dia dapat menangkap, jika sebenarnya Zahrin belum dapat menerima cinta nya karena terhalang rasa cinta Zahrin yang masih tersisa untuk Akhyar.
" Baiklah Rin, aku tahu. Aku bisa mengerti apa yang kamu rasakan. Dan aku siap menunggu sampai kamu siap menghapus nama Akhyar dan menggantikan nya dengan nama ku." Jangan kira Regi lancar mengatakan nya. Dia cukup terbata-bata tiap kalimat nya. Meskipun hal itu sudah dia duga. Namun setidak nya dia sudah lega.
Namun bukannya senang, Zahrin malah bertambah bimbang. " Menunggu?" Dahi Zahrin yang berkerut. Merasa heran, mengapa Regi yang terlihat tampan dan bahkan terbilang rupawan bisa suka terhadapnya? Yang hanya seorang janda dan bahkan Nurma mengatainya mandul, terlebih mas Akhyar saja membuang nya.
" Kenapa?" Regi yang balik bertanya.
Membuat mulut Zahrin terkunci tidak bisa berkata apa-apa. Sudah berusaha membuka mata Regi, namun sepertinya Regi bersikukuh tetap pada rasa suka nya.
Untuk pertama kalinya, kedua mata mereka bertatap dengan waktu yang lama. Meskipun bola mata Regi tidak sanggup menerima. Namun jika dengan melihat Zahrin saja sudah cukup bahagia. Rasanya, berapa pun lamanya menunggu? Pasti tidak akan terasa.
Penantian panjang pun akan dia lalui meskipun terasa tidak pasti. Namun entah mengapa? Hatinya memilih untuk tetap pada satu hati yaitu Zahrin. Wanita yang mungkin bagi seorang Akhyar bahkan disingkirkan, namun sangat sulit dia dapat kan.
" Aku antar kamu pulang ya?"
Ya, semenjak ayahnya meninggal. Zahrin pulang ke rumah milik ayahnya. Dia sudah beberapa bulan terakhir ini tinggal di sana.
Zahrin pun mengangguk. " Regi, aku harap hubungan kita tetap baik-baik saja," ucap Zahrin.
" Iya, aku cukup mengerti hancurnya hati kamu Rin. Dan itu memang tidak mudah, untuk cepat memiliki hubungan, apalagi aku juga enggan untuk bermain-main." Regi yang sepertinya sudah berlapang dada dengan keputusan Zahrin.
" Terimakasih ya, kamu sudah bisa mengerti."
" Iya." Regi dan Zahrin pun akhirnya tersenyum meskipun keduanya tidak sepakat untuk menjalin cinta.
Sepanjang perjalanan pulang Regi mengantar Zahrin. Sepanjang itu pula keheningan tanpa suara yang keluar dari mulut mereka.
Zahrin malah yang sesekali mencuri pandang ke arah pria tampan itu dengan lirikan sudut mata nya.
Antara apakah menyesal dengan apa yang dikatakannya karena menyia-nyiakan pria tampan dan baik hati seperti Regi?
Untuk kemudian mobil Regi hampir menabrak kucing yang hendak menyebrang jalan raya. Hingga akhirnya dia harus mengerem mendadak dan pasti membuat Zahrin yang tidak fokus juga pandanganya ke depan, akhirnya punggungnya terpental pada kursi penumpang dan keningnya kepentok dashboard mobil.
" Aw," ringis Zahrin yang kening nya kesakitan mencium dasboard mobil.
" Sorry ... Sorry Rin, itu tadi ada kucing. Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Regi yang menoleh ke arah Zahrin. " Astaga." Regi yang tidak sadar mengusuk-ngusuk kening Zahrin dan bahkan jarak kepala mereka bahkan wajah berikut kedua mata mereka sangatlah terbilang dekat.
Kedua bola mata mereka pun setelah sadar jika wajah mereka berjarak cukup dekat akhirnya berubah canggung dan Regi menarik tubuhnya kembali ke kursi kemudi.
BERSAMBUNG
Aku bahagia kau menderita mas.
Syukuri mati sekalian sama kamu juga mas.
hehehe....... aku benci banget dengan keluarga Akhyar. Keluarga nggak ada akhlak
kasian se x nasib mu almaaaa